Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 80 persen keguguran terjadi pada trimester pertama kehamilan. Jika terjadi saat usia kehamilan kurang dari lima minggu, keguguran dini ini sering kali dikira menstruasi karena kehamilan di usia ini umumnya belum disadari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laman Healthline, gejala keguguran dini yang paling umum adalah kram dan pendarahan. Mirip dengan menstruasi. Namun, pendarahan ringan atau bercak selama awal kehamilan tidak selalu merupakan tanda keguguran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keguguran bisa terjadi kapan saja setelah pembuahan. Jika Anda tak menyadari sedang hamil, keguguran ini sering kali dikira menstruasi karena sama-sama bisa menyebabkan bercak hingga pendarahan hebat.
Tapi, jika kehamilan sudah berusia delapan minggu, semakin kecil kemungkinan salah mengira keguguran sebagai menstruasi.
Umumnya periode menstruasi berlangsung 2-7 hari, namun saat keguguran pendarahan bisa lebih lama dan lebih berat. Tapi jika keguguran terjadi di usia sangat dini, disebut juga dengan kehamilan kimiawi, ini bisa berlangsung lebih cepat. Selain itu, kram di perut atau punggung bawah kemungkinan terasa lebih menyakitkan karena serviks atau mulut rahim mulai membesar.
Pendarahan saat keguguran bisa tampak berwarna cokelat dan menyerupai bubuk kopi, bisa juga merah muda sampai merah terang. Keluarnya bisa bergantian antara ringan dan berat atau bahkan berhenti sementara sebelum keluar lagi.
Jika keguguran terjadi sebelum hamil delapan minggu, kelihatannya sama dengan menstruasi yang berat. Kemungkinan besar akan keluar jaringan janin atau plasenta yang mirip dengan gumpalan darah.
Tanda lain yang mungkin muncul saat mengalami keguguran dini adalah mual, diare, dan mengeluarkan cairan.
Keguguran pada trimester pertama seringkali berkaitan dengan kelainan kromosom yang mengganggu perkembangan janin secara normal. Sebanyak 50 persen penyebab semua keguguran adalah kromosom yang hilang atau ekstra. Penyebab lainnya adalah telur yang dibuahi tidak berkembang menjadi embrio (blighted ovum).
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko keguguran dini, termasuk merokok dan konsumsi alkohol, fibroid atau kelainan lain pada rahim, hipertiroidisme atau hipotiroidisme, diabetes yang tidak terkontrol, dan penggunaan narkoba.
HEALTHLINE | VERYWELL FAMILY