Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta Pemprov DKI menjalankan arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menginginkan level stunting di bawah 5 persen pada 2024. Sebab, level stunting di Jakarta masih pada angka 16 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita harus tangkap serius arahan pemerintah pusat ini. Untuk mengejar itu kita harus lakukan terobosan besar, tak bisa standar-standar saja,” kata Idris dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, Jakarta memang harus jadi yang pertama punya level stunting setara negara maju dan salah satu strategi penurunan level stunting adalah revitalisasi posyandu yang tersebar di tengah masyarakat.
“Strategi yang paling jitu menurut saya adalah penguatan posyandu balita di seluruh Jakarta," ujarnya.
Misalnya, kata dia, honor kader posyandu yang masih sangat minim, ditingkatkan agar lebih aktif melakukan monitoring tumbuh kembang balita di setiap wilayah.
Selain itu, perlengkapan posyandu berupa antropometri harus distandarisasi agar hasil pemantauannya akurat.
"Sayangnya, saat ini banyak posyandu tidak optimal memilik alat alat seperti timbangan hingga alat ukur tinggi badan, bahkan harus meminta bantuan ke orang per orang,” kata dia.
Idris meminta Pemprov DKI meningkatkan kualitas Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) untuk mendukung tumbuh kembang balita.
Menurutnya, PMT saat ini harga per unitnya masih di Rp10 ribu. "Kita bisa tingkatkan lagi untuk mendukung pemenuhan gizi anak-anak Jakarta termasuk sediakan anggaran untuk bantuan makanan bagi anak terdeteksi stunting,” kata Idris.