SALAH seorang dari tiga remaja yang asyik ngobrol itu tiba-tiba menunjuk ke lampu lalu lintas di perempatan. "Lampu itu alangkah baiknya kalau dicuri," katanya. Lalu ia membisikkan sesuatu ke telinga teman-temannya. Setuju! Maka, di tengah malam awal April lalu ketiga pelajar SMA ini memarkir mobil Suzuki pikap yang mereka naiki persis mepet tiang lampu. Salah seorang mencongkel lampu yang hijau. Memang hanya yang hijau paling mudah, sih, karena letaknya paling bawah. Dan esoknya, lalu lintas d bagian barat Kota Yogya pun kacau. Maklum, perempatan Patangpuluhan ini dilalui semua kendaraan yang keluar-masuk kota. Polisi, yang semula menduga DLLAJR yang punya ulah (misalnya, lampu sedang diperbaiki atau diganti), mudah sekali melacak pencurinya. Para tukang becak yang biasa mangkal di sana ditanyai. Dan salah seorang langsung menunjuk sebuah rumah yang biasa dipakai mangkal anak-anak muda. Polisi pun menggerebek. Dan ketiga remaja, yang kebetulan sedang asyik berdisko, ditangkap. Untung, penahanan mereka akhirnya ditangguhkan, dengan jaminan orangtua. Alasan: perbuatan mereka masih dianggap kenakalan remaja, seperti dikatakan Letkol (Pol) Anwari, Kapolresta Yogya. Lagi pula, mereka segera mengaku. "Saya benar-benar tak berpikir bahwa lalu lintas bisa kacau hanya karena lampu itu tak ada, Pak," kata salah seorang. Tapi untuk apa mencuri lampu yang sungguh vital itu? "Dipasang di tape deck. Asyik, seperti disko sungguhan!" Kelip ... kelip ... menyala hijau berganti-ganti, semuanya empat b.J..
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini