Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kelompok mafioznik di moskow

Kejahatan di rusia, terutama di moskow, sudah dalam keadaan yang sulit dikontrol. jumlah polisi sedikit dan para mafia luar negeri punya kontak dengan mafia lokal alias mafioznik.

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK dicabutnya larangan mengimpor barang luar negeri, mobil-mobil luks merek Volvo, BMW, dan Mercy, bahkan kadang ada pula Rolls Royce dan mobil mewah lainnya, berkeliaran di jalan raya Moskow. Pemiliknya adalah kalangan nuvorishy (orang kaya baru). Banyak di antaranya berasal dari republik-republik etnik, yang sumber pendapatannya penuh misteri, tapi hampir pasti tidak sah. Ketika saya melihat satu mobil limusin panjang buatan Cadillac dari Amerika diparkir di Jalan Raya Novy Arbat, saya mendekati sopirnya. Di kaca jendela depan mobil itu masih tertempel stiker tempat parkir di Beverly Hills di Negara Bagian California. Kepada si sopir, yang berseragam lengkap dengan topi dan kaus tangan, saya menanyakan siapa pemilik mobil ini. Sopir itu tak bersedia menjawab. Penerjemah saya pun mundur teratur, takut mengganggu lebih lanjut. Suasananya agak menyeramkan. Namun, tak lama kemudian, seorang lelaki berpakaian setelan jas yang tampaknya buatan London muncul dan masuk ke mobil itu. Bertubuh tinggi, berkumis hitam tebal, orang itu sepintas keturunan Turki atau Pakistan. Di jari sebelah kanannya terdapat cincin berlian. "Seorang vohzd (bos) mafioznik," bisik penerjemah saya. Orang itu dikawal dua orang lainnya, yang jelas bukan orang Slav. Mereka berpakaian celana jins merek Levi's, berjaket kulit hitam, dan bersepatu olahraga Nike. Di bagian dadanya, menonjol dari dalam jaketnya sebentuk senjata kecil. Penampilan semacam itu merupakan seragam para anggota geng kejahatan. Ada pula yang memakai setelan celana dan jaket training dengan merek terkenal seperti Adidas atau Ellesse. Jelas dari kondisi fisiknya yang tampak fit, mereka fanatik memelihara badan. Tak aneh jika mereka sering dijuluki sportsmen lantaran menjadi pelanggan pusat-pusat fitness dan pelatihan tinju. Di antaranya memang terdapat bekas petinju amatir maupun profesional, selain bekas napi. "Pokoknya, jika Anda bertemu dengan orang yang berpakaian begitu, bergigi emas, dan di tubuhnya ada gambar tato, dia tak lain anggota mafioznik," kata penerjemah saya. Hal yang menjengkelkan masyarakat Rusia, orang-orang itu tak segan-segan membanggakan harta dan kekuasaannya. Mereka sering mengunjungi klub malam dan kasino di bilangan Novy Arbat yang trendi itu. Saya melihat, mereka di Royale Casino tanpa menyesal menghamburkan uang dolar sebanyak US$ 5.000 lebih dalam permainan blackjack dan rolet. Sebelum masuk diskotek atau klub malam, mereka menyerahkan senjatanya kepada penjaga di pintu. Di Rusia, menurut Mayor Jenderal Alexander Gurov kepada majalah mingguan Inggris The Sunday Times, terdapat sekitar 5.000 kelompok penjahat. Menurut Gurov, pejabat polisi yang menangani masalah kriminalitas di Rusia, kurang lebih 200 di antara kelompok penjahat itu mempunyai ikatan dengan kelompok mafia di luar negeri, terutama di Italia, Asia, dan Amerika. Ia menduga, 3 juta orang lebih terlibat dalam bermacam operasi terlarang, dari pencopetan dan penodongan sampai pemerasan dan pembunuhan. Juga pelacuran dan perjudian. Pendapatan setahunnya diperkirakan US$ 75 miliar. Operasi apa saja yang dilakukan kelompok-kelompok penjahat itu sehingga begitu menguntungkan? Menurut suatu laporan yang dimuat di koran Rossiikaya Gazeta, usaha para mafioznik bermacam-macam. Yang jelas, mereka menguasai jaringan perjudian dan pelacuran. Adapun bisnis yang agak resmi melibatkan sarana pengamanan, yakni pengadaan satpam dan penjaga untuk hotel, toko, dan perkantoran, maupun tempat-tempat parkir mobil. Di lapangan sekitar gedung World Trade Center, setiap mobil dipungut biaya US$ 1 per jam untuk penitipannya. Kegiatan di luar hukum yang lain misalnya pencurian senjata, terutama dari pos-pos polisi dan militer, serta jual-beli barang curian, khususnya mobil-mobil buatan luar negeri. Kejahatan baru menyangkut bank-bank swasta yang berbisnis transaksi uang asing. Selain melakukan perampokan, para mafioznik telah memulai kejahatan dengan pemalsuan cek serta surat bank lainnya. Pemerasan terhadap para bankir adalah kegiatan mereka yang paling kejam. Sebab, inilah sektor ekonomi di Rusia yang belum diawasi penuh oleh pemerintah. Padahal, nilai bisnis perbankan dalam waktu lima tahun saja sudah mencapai US$ 20 miliar. Jika ada bankir yang menolak memberi pinjaman, akibatnya biasanya pembunuhan. Tahun lalu saja, lebih dari sepuluh orang pemilik dan pegawai bank tertembak mati oleh pembunuh bayaran. Pada bulan Desember lalu, ketika saya berada di Moskow, dua orang bankir jadi korban pembunuhan mafioznik. Kini, para pejabat keamanan Rusia khawatir terhadap munculnya gejala bisnis baru, yaitu dagang narkotik opium dan heroin. Kedua komoditi itu kini bisa diangkut dengan mudah dari tempat sumbernya, yaitu Afganistan, Pakistan, dan Iran, serta daerah-daerah sebelah Cina. Tahun 1993, polisi mencatat 40.000 kasus yang menyangkut narkotik. Menurut kementerian dalam negeri, di Rusia terdapat 1,5 juta orang pecandu narkotik, dan jumlah itu semakin meningkat. Hal yang sangat mengkhawatirkan para pejabat keamanan Rusia adalah masuknya keterlibatan kelompok mafia dari Italia. Menurut beberapa laporan, kelompok mafia Italia itu bahkan telah membantu dan membiayai dibangunnya fasilitas untuk memproses narkotik tersebut, terutama di republik-republik Asia Tengah. Hubungan dengan mafia Italia itu juga memudahkan "pencucian" uang hasil penjualan narkotik oleh kelompok-kelompok penjahat di Rusia. "Ada tanda-tanda para kelompok mafia internasional sedang mencoba menarik Rusia ke dalam jaringannya," tulis koran Komsomolskaia Pravda. Misalnya, ada usaha menjadikan Rusia sebagai tempat transit bagi rute penyelundupan narkotik. Harian itu juga mengutip sumber-sumber dari Interpol, yang mengatakan ada juga gejala kelompok penjahat Rusia sudah mulai beroperasi di luar negeri, terutama di Eropa Barat. Masalah mafioznik yang sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan narkotik mendapat perhatian Presiden Rusia Boris Yeltsin. "Perkembangan kelompok kejahatan merupakan ancaman langsung bagi kepentingan strategis kami, maupun bagi keamanan nasional," kata Yeltsin ketika membuka konferensi masalah pemberantasan kejahatan dan korupsi di Moskow April tahun lalu. Rupanya, di antara mereka ada semacam kode etik atau kesepakatan soal pembagian kegiatan dan zone operasi dan pengaruh mereka. Misalnya, dunia ekonomi yang dikuasai kelompok-kelompok penjahat itu terbagi menurut suku etnis. Orang suku Chechen mengontrol pasar gelap jual-beli mobil, sedangkan orang asal Azerbaijan memegang semua penjualan buah dan bunga. Kota Moskow sendiri, konon, dikuasai oleh lima kelompok mafioznik, tidak jelas identitas dan asalnya, tapi semuanya dari republik etnik. Tentu kode etik itu sering dilanggar. Akibatnya, perang di antara geng-geng tak jarang terjadi, kadang di tengah kesibukan sehari-hari. Belum lama ini, seorang vodzh mafioznik bernama Amran Kvintirshvili disergap ketika hendak menagih pembayaraan utangnya dari sejumlah pengusaha. Rupanya, para pengusaha itu minta bantuan suatu kelompok asal Chechnya. Kvintirshvili bersama tiga pengawalnya tertembak mati di dalam mobil BMW-nya. Esok harinya, masyarakat Moskow dibuat geger lagi ketika anak buah Kvintirshvili mengadakan upacara pemakaman yang mewah bagi bos itu. Bagaimana bisa terjadi kejahatan di Rusia sampai ke tahap yang sulit dikontrol? Padahal, ketika di bawah rezim komunis, Rusia praktis bebas dari unsur-unsur kriminalitas. Memang, jumlah aparat keamanan Uni Soviet pada waktu itu cukup besar, lagi pula didukung hukuman berat. Sekarang, para pejabat seperti Gurov, yang harus menangani kejahatan di seluruh Rusia, hanya diberi 84 orang pegawai, dengan dana dan persenjataan yang amat terbatas. Para penjahat, sebaliknya, memiliki uang yang berlimpah serta gudang senjata yang berisi senapan jenis AK-47, Kalashnikov, pistol Makarov, dan granat. Menurut Gurov, pencurian senjata api di Rusia naik 50 persen tahun 1993. Tugas pejabat keamanan masa kini juga tidak semudah ketika di bawah rezim komunis. Sebelumnya, pelacakan jejak seorang penjahat bisa lewat KTP yang dimiliki setiap penduduk Uni Soviet. Kini, dengan terbentuknya sejumlah negara merdeka seperti di daerah Lautan Baltik, serta hilangnya keharusan memiliki KTP Rusia, tugas polisi semakin sulit. Demi ketertiban, polisi Moskow terpaksa mengecek pendatang gelap yang masuk ibu kota itu, dengan mengadakan razia. Orang yang bukan pemegang KTP Rusia segera diusir, kadang dengan cara kasar, dipaksa naik bus atau kereta api. Cara itu mengundang kritik dari LSM negara-negara Barat, yang menganggap tindakan polisi Moskow itu melanggar hak asasi manusia. Ada yang mengatakan, peralihan ke sistem kapitalis memudahkan kejahatan tumbuh pesat. Sebab, di bawah rezim komunis, barang konsumen dari luar negeri amat langka. Karena itulah para penyelundup dan pedagang pasar gelap yang menawarkan celana jins Amerika, kosmetik, dan kaset lagu-lagu pop disambut baik. Siapa pun yang berani melawan para penguasa pada waktu itu dikagumi. Termasuk para penyelundup dan pedagang gelap asal republik-republik Asia Tengah, yang jelas pelanggar hukum. Ketika pasar gelap menjadi pasar bebas, para pelakunya semakin beruntung karena jaringan bisnisnya sudah lama tertanam. Mungkinkah kejahatan di Rusia teratasi? Menurut Oleg Bogomolovs, sosiolog dari Universitas Moskow, kejahatan itu ekses dari masyarakat yang tengah mengalami transformasi sosial. "Semua itu bergantung pada kelancaran program reformasi pemerintah Yeltsin. Memang, Rusia kini mengalami suasana yang bisa dikatakan mendekati anarki. Tapi, dengan peraturan dan hukum baru, serta perbaikan keadaan ekonomi, saya kira masalah kejahatan bisa terkendali," kata Bogomolovs.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus