Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kelurahan Kebon Baru Tebet Kembangkan Budi Daya Maggot, Kapan Dijual?

Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, mengembangkan budi daya ulat Maggot atau larva dari lalat tentara hitam agar bernilai ekonomi.

28 Maret 2021 | 15.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas merawat Maggot yang dibudidaya di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Rabu, 4 November 2020. Sampah yang telah diurai maggot nantinya bisa digunakan untuk pupuk kompas dan untuk pakan ternak, unggas maupun ikan. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, mengembangkan budi daya ulat Maggot atau larva dari lalat tentara hitam agar bernilai ekonomi bagi warga setempat.

"Jika sudah banyak, kami berencana akan menjual untuk umum," kata Lurah Kebon Baru Fadhilah Nursehati, di Jakarta Selatan, Minggu, 28 Maret 2021.

Budi daya ulat Maggot itu dilakukan di rumah dinas lurah di Jalan Kampung Dalam 4 RT06/14, Kebon Baru, Tebet.

Pengelolaan budi daya maggot itu dilakukan oleh petugas PPSU atau Penanganan Prasarana dan Sarana Umum Kebon Baru.

Di rumah dinas lurah tersebut berdiri kandang pengembangbiakan lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF) yang menghasilkan telur dan menetas menjadi larva atau maggot.

Pengembangbiakan maggot tersebut baru dilakukan sekitar satu bulan lalu.

Adapun makanan maggot itu adalah bahan organik atau sampah-sampah organik rumah tangga yang diurai oleh ulat tersebut.

Selain mengurangi sampah organik dan bau dari sampah itu, maggot juga dapat menjadi pakan ternak ikan dan burung.

"Selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, juga bisa menjadi sumber pakan ternak dan pupuk," imbuhnya. Saat ini, program ramah lingkungan itu baru tahap percontohan.

Baca juga : Maggot Lagi Laris, Kota Bekasi Bentuk Koperasi Bagi Pegiatnya

Pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada warga setempat terkait pengelolaan sampah tingkat RW.

Saat ini, lanjut dia, warga yang belum memiliki lokasi dan sarana pengembangan maggot, baru sebatas meminta maggot tersebut untuk mengurai sampah organik rumah tangga.

Ketika sudah besar, lanjut dia, larva maggot tersebut dikembalikan lagi di kandang kelurahan dan kembali meminta bibitnya. "Saat ini baru terpakai untuk pangan ikan yang ada di kelurahan dan burung milik PSSU," ucapnya.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus