Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks salah satu kanker mematikan yang menyerang perempuan. Namun gejala kanker serviks kurang spesifik. Sebab itu, Ketua Umum Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Andrijono mengimbau kaum hawa lebih kritis terhadap keputihan dan perdarahan saat bersanggama
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terutama keputihan terus-menerus dan sangat berbau sebaiknya jangan dianggap remeh. Jika keputihan kambuh lebih dari tiga kali dengan jarak berdekatan, Anda harus curiga. Lakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui jenis kuman yang menyebabkan dan adakah jejak virus human papillomavirus (HPV) di sana.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki data terkait berapa persen kasus keputihan yang yang dipicu sel kanker. Karena itu, inisiatif kaum hawa dalam mengkritisi keputihan yang berulang harus terus diasah. Mengingat kebanyakan kanker serviks ditemukan dalam stadium lanjut yakni stadium 2 ke atas. Stadium lanjut ditandai dengan perdarahan saat berhubungan intim berikut sensasi nyeri yang menjalar dari organ intim hingga pinggang dan panggul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Kenali 19 Tipe HPV Pemicu Kanker Serviks
“Kalau berdarah saat bersanggama, pasien dan dokter sering mengira itu keputihan atau mau berhenti haid. Padahal, harus dicek dulu. Pastikan perdarahannya bukan karena kanker serviks,” imbau Andrijono seraya mengingatkan, “Makin dini terdeteksi, makin besar peluang sembuh total. Saat kanker baru stadium 1, kemungkinan hidup mencapai 80 persen. Kalau sudah stadium 2B, berdasarkan data kami, kemungkinan bertahan hidup hanya 2 tahun.”