Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Ada kesepakatan politik di balik mundurnya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo dari pencalonannya sebagai ketua umum partai menjelang pembukaan Musyawarah Nasional Golkar di Jakarta, kemarin. Kubu Bambang disebut-sebut dijanjikan mendapat sejumlah jabatan strategis di partai. Sebaliknya, kubu Airlangga berjanji akan membenahi sistem kepartaian agar lebih demokratis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Politikus senior Golkar, Indra Bambang Utoyo, menyatakan, dalam rekonsiliasi pasti ada konsekuensi logis. Apalagi, kata dia, kubu Airlangga dan kubu Bambang telah berunding dan menjalin kesepakatan, kemarin pagi. "Intinya, Bamsoet (Bambang Soesatyo) sudah melakukan rekonsiliasi dengan Airlangga. Dalam rekonsiliasi, tentu ada take and give," kata pendukung Bambang ini di Jakarta, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsekuensi logis itu, menurut Indra, adalah pelibatan kedua kubu dalam menyusun kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Namun Indra tak membeberkan secara rinci permintaan jabatan yang diajukan kubu Bambang ke Airlangga. Indra yakin Airlangga punya iktikad baik untuk memenuhi hasil-hasil kesepakatan.
Menurut Indra, kubu Bambang sebenarnya siap bertarung dalam Munas. Bahkan, kata Indra, kubu Bambang telah menyiapkan skenario, termasuk akan mempermasalahkan pemilihan suara dalam pembahasan tata tertib. Namun kubu Bambang paham hal ini akan berimplikasi pada perpecahan Partai Golkar, seperti yang terjadi sebelumnya.
Semua skenario itu urung dijalankan karena Bambang menyatakan mundur dari pencalonan. "Ini dapat dikatakan Munas sudah selesai karena calon lawan terkuat Airlangga mengundurkan diri. Tinggal ketok-ketok saja," ujar Indra.
Sumber Tempo di Golkar mengatakan Airlangga dan Bambang telah mengambil kesepakatan bersama dalam pertemuan di rumah makan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, kemarin pagi. Pertemuan itu diikuti sejumlah pendukung masing-masing kubu. "Kesepakatannya, akan ada tim yang dibentuk untuk menggodok kepengurusan partai," kata sumber itu.
Ia menyebutkan, baik Airlangga maupun Bambang akan mengutus dua orangnya masuk dalam tim formatur. Tim inilah yang akan menentukan komposisi kepengurusan partai yang mengakomodasi semua kubu. Kubu Bambang disebut meminta sejumlah jabatan strategis, seperti sekretaris jenderal, bendahara umum, dan sejumlah koordinator bidang di partai.
Ketua tim pemenangan Bambang, Ahmadi Noor Supit, menyatakan rekonsiliasi ini untuk memperbaiki sistem partai politik. Meski begitu, Ahmadi membantah bahwa kubu Bambang meminta posisi strategis partai. "Pokoknya semua akan terwakili," ujarnya.
Politikus Golkar pendukung Airlangga, Ace Hasan Syadzily, juga menepis adanya deal politik dalam rekonsiliasi kubu dia dengan kubu Bambang. Menurut dia, Munas akan berfokus membicarakan program umum partai, termasuk membahas strategi Golkar dalam menghadapi pemilihan kepala daerah 2020, pemilihan presiden 2024, dan tantangan ekonomi ke depan.
Dia juga menepis anggapan bahwa kubu Airlangga bakal memberikan sejumlah jabatan strategis partai untuk kubu Bambang. Menurut Ace, Airlangga lebih mengedepankan kepentingan partai. "Soal posisi politik, Bamsoet telah mendapatkan jabatan Ketua MPR," ucap Ace.AVIT HIDAYAT
Kesepakatan Politik di Balik Mundurnya Bambang Soesatyo
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo