Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERLAYAR dengan perahu Borobudur bagaikan dilempar ke sebuah titik di samudra luas tak bertepi. Sejauh mata memandang, yang ada hanya air, air, dan air. Beratap angkasa luas dan berpagar cakrawala, selalu kesunyian yang membekap. Sekeras-kerasnya orang berteriak, cuma gelombang dan angin yang menjawab.
Di perahu sepanjang 18,29 meter dan selebar 4,25 meter itu kehidupan terasa menjadi sederhana, hanya berputar-putar di atas tumpukan kayu yang membentuk replika kapal tradisional abad kedelapan. Perjalanan uji coba perahu ini mengarungi Laut Jawa, dari Semarang menuju Jakarta, selama sepekan (yang diikuti TEMPO awal Agustus lalu) terasa sebulan lamanya.
Kesunyian baru pecah ketika angin tiba-tiba berubah arah. Sebagian besar awak buru-buru mengubah arah layar. Keriuhan terjadi saat menarik tali layar. Kendati ditarik beramai-ramai, terasa berat juga, sampai keringat membasahi badan.
Suasana menjadi lebih mencekam manakala gelombang besar datang. Ini pernah dialami di dekat Kepulauan Karimun Jawa. Gelombang yang tiba-tiba muncul seolah mau menerkam perahu. Perahu Borodudur yang terombang-ambing ke kanan dan ke kiri itu memacu detak jantung sebagian awak perahu yang belum terbiasa berlayar.
Segala kecemasan itu baru sirna saat gelombang dan angin kembali ramah. Apalagi jika matahari bersinar cerah. Awak perahu bisa bercengkerama diselingi tawa yang renyah. Sambil menikmati hangatnya matahari, mereka bisa pula membaca buku atau sekadar termangu menunggu seekor ikan menyambar umpan yang dipasang.
Di perahu kecil itu, kesunyian, kebosanan, kecemasan, dan keceriaan datang silih berganti cepat sekali. Semuanya bercampur dengan semangat dan tekad untuk menaklukkan samudra luas. Bagi para pelaut nenek moyang kita dulu, perasaan seperti itu mungkin tak luar biasa karena telah menjadi napas keseharian mereka.
Nurdin Kalim
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo