Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ketua 1 Spesialis Haji

Merintis karier politik dari Medan, Hasrul Azwar sukses menjadi pengurus teras partai. Dekat dengan Suryadharma Ali.

14 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERDIRI berkacak pinggang, Hasrul Azwar menceritakan kejadian yang berlangsung sekitar 37 tahun silam. Ketika itu, ia didamprat bosnya di Garuda Indonesia Airways, nama lama maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia, gara-gara ketinggalan pesawat rombongan haji yang akan pulang ke Indonesia.

Hasrul dan beberapa rekannya pramugara asal Indonesia terlambat ke bandar udara karena sibuk berbelanja. Hanya awak warga negara asing yang tepat waktu. "Kami terlalu asyik berbelanja sampai lupa waktu harus terbang," katanya Jumat pekan lalu.

Pria kelahiran Wingfoot, Labuhanbatu, Sumatera Utara, 61 tahun silam itu menjadi pramugara jemaah haji pada 1974, 1976, dan 1978. Hasrul sempat pula bertugas di dapur pesawat. Kala itu, dia mahasiswa Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara-sejak 1972.

Hasrul disebut-sebut mewakili sejumlah politikus di Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengajukan sejumlah pemondokan haji kepada Kementerian Agama pada 2010-2013. Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali meloloskan sehingga didakwa memperkaya Hasrul sebesar 5,8 juta riyal Arab Saudi yang berasal dari fee pengusaha Arab Saudi.

Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan ini menjabat ketua komisi yang membidangi haji itu pada 2005-2009, selain sebagai ketua fraksi di DPR. Pada periode selanjutnya, Hasrul rela hanya menjadi anggota biasa di Komisi Haji. "Diminta Pak Suryadharma," katanya.

Hasrul salah satu wakil ketua umum periode 2011-2014 di bawah Ketua Umum PPP Suryadharma. Waktu itu bandul politik Partai Ka'bah mengarah ke koalisi penyokong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah Joko Widodo menjabat presiden, dia bergabung dengan kubu pendukung pemerintah di bawah Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy.

Dia kembali menduduki posisi wakil ketua umum hasil muktamar di Surabaya tahun lalu, sekaligus ketua fraksi di DPR. Walau orang dekat Suryadharma, Hasrul masih dipercaya oleh Romahurmuziy untuk memimpin fraksi yang notabene ujung tombak partai di parlemen. Romi-sapaan Romahurmuziy-tak mau menerangkan alasannya. "Masak, diomongin?" katanya.

Semula Hasrul diharapkan bisa menguatkan posisi kubu Romi. Senioritas dan pengaruhnya di kalangan unsur Muslimin Indonesia di PPP diprediksi bisa menyingkirkan kubu Suryadharma. Tapi harapan tak menjadi kenyataan. "Romi sekarang tersandera," ujar seorang petinggi PPP.

Hasrul menampik. Dia mengaku pernah mengusulkan digelar muktamar islah di bawah pengurus periode 2011-2014 yang dipimpin Suryadharma. Kedua kubu bisa bertanding di forum yang disepakati bersama. "Namun kedua kubu menolak," katanya.

Dia disegani di Sumatera Utara, terutama Medan. Dia pernah mengurusi naturalisasi ribuan warga keturunan Tionghoa yang menyandang kewarganegaraan ganda pada 1970-an. Hasrul bahkan bisa memaksa seorang tokoh preman di Medan bertekuk lutut. Kejadiannya pada 2001, gara-gara putra ketiganya dianiaya. "Sampai dia membungkuk hormat Jepang," ujar seorang teman lama Hasrul.

Karena kiprahnya itu, Hasrul mendapat julukan Ketua 1 di Medan. "Ketua 1 itu orangnya royal, bukan hanya kepada saudara, orang tak dikenal pun dia bantu," kata Parlindungan Batubara, politikus PPP Medan.

Sepanjang kariernya, Hasrul menjadi anggota parlemen untuk ketujuh kalinya. Pertama menjadi anggota DPRD Kota Medan (1982-1987), lalu anggota DPRD Sumatera Utara tiga periode sampai 2004. Kemudian ia terpilih menjadi anggota DPR sejak 2004 sampai sekarang. "Kalau saya tak dipercaya orang, bagaimana bisa tujuh kali menjabat?" katanya.

Jobpie Sugiharto (jakarta), Salomon Pandia (medan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus