Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengendarai Suzuki Swift biru tua, Farah Paramita sangat menikmati perjalanan Yogyakarta-Jakarta. Maklumlah, mobilnya baru keluar dari dealer Sumber Baru, Yogyakarta, pertengahan Maret lalu. Perjalanan yang menempuh jarak sekitar 250 kilometer itu pun menjadi ajang Farah menguji coba Swift gresnya.
Sejak itu, bila bepergian, perempuan 24 tahun ini hampir tak pernah lepas dari tunggangannya. Ia begitu bahagia dengan mobil hadiah orang tuanya. Ukurannya yang kecil terasa pas. Di jalanan, ia juga lincah menyelinap di antara impitan kendaraan besar. Selain itu, konsumsi bahan bakarnya irit.
Sebetulnya, Farah sudah terpikat pada Suzuki SX4 sejak Agustus tahun lalu. Namun beberapa dealer di Yogyakarta tak sanggup menyediakannya dengan segera. Paling cepat tiga bulan. Maklum, pada saat itu produsen belum merakit mobil tersebut di dalam negeri. Waktu yang dijanjikan ternyata meleset. Satu semester berlalu tanpa kabar. Akhirnya, ia beralih ke Swift.
Adanya permintaan tinggi sehingga konsumen harus menunggu juga terjadi di dealer Suzuki Pondok Indah, Jakarta. Menurut Joko Setiyono, Sales Supervisor PT Buana Indomobil Trada, jumlah pembeli terus meningkat sepanjang triwulan pertama. Rata-rata permintaan tiap bulan mencapai 190 unit, padahal jatah dealer itu hanya 120.
Hal serupa merata di semua perusahaan otomotif di Indonesia. Penjualan nasional pun melesat. Sementara pada Januari 2008 baru 41.380 unit, mobil yang terjual pada April sudah mencapai 51.662. Itu merupakan angka penjualan bulanan tertinggi kedua sejak krisis pada 1997. Penjualan tertinggi tercatat pada Maret 2005, sebanyak 52.765.
Menurut pengamat otomotif Soehari Sargo, membaiknya perekonomian pada 2007, yang tumbuh hingga 6,3 persen, memacu pergerakan sektor-sektor bisnis. Tahun ini, pelaku usaha memperkirakan perekonomian akan berjalan lebih baik. Karena itu, melambungnya harga emas hitam hingga di atas US$ 100 per barel pada Februari lalu tak terlalu dirisaukan.
Selain itu, menguatnya pertumbuhan otomotif empat bulan terakhir merupakan siklus tahunan. Banyak produsen yang meluncurkan produk baru atau melakukan perubahan pada model-model yang sudah ada. Bunga kredit yang makin rendah seiring dengan menurunnya suku bunga acuan Bank Indonesia juga mendorong penjualan. ”Pembeli memburu cicilan murah,” kata Soehari.
Tak mengherankan, seperti dikatakan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto, pencapaian awal tahun yang pesat ini melampaui perkiraan. Pertumbuhan terbesar datang dari luar Pulau Jawa. Menurut Joko, ini dipicu meledaknya sektor komoditas, yang harganya terbang tinggi, seperti di perkebunan dan pertambangan.
Saking banyaknya permintaan, pabrikan sampai kewalahan. Pembeli harus rela menanti berbulan-bulan. Toyota Avanza, misalnya, setidaknya butuh tiga bulan untuk sampai ke tangan konsumen. Sebab, pesanan rata-rata setengah kali lebih besar dibanding kapasitas produksi, yang hanya 4.000 unit per bulan. Padahal, kata Joko, ”Kapasitasnya sudah mentok.”
Spekulasi kenaikan harga energi juga punya andil yang besar. Menurut Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Suparno Djasmin, harga minyak yang melonjak dan rencana pembatasan pemakaian premium mendorong konsumen mengincar mobil yang irit. Daihatsu, yang bermain di segmen mesin kecil (1.000-1.500 cc) seperti Xenia dan Gran Max, pun sangat diuntungkan. Maret lalu, penjualannya baru 5.100 mobil, tapi sebulan kemudian mencapai 6.977 unit. Ini pertumbuhan terbesar di antara semua pabrikan.
Walau penjualan mobil melaju kencang, Joko belum tahu arah industri otomotif setelah harga premium dan solar naik. Menurut dia, dampak kenaikan itu tak seberapa. Yang membuat dia khawatir adalah efeknya pada inflasi dan suku bunga. Juga lonjakan harga bahan baku seperti baja dan plastik. Soehari berpendapat senada. Kedigdayaan industri otomotif akan diuji pada semester kedua. ”Mungkin tetap tumbuh, tapi lemah,” kata Soehari.
Muchamad Nafi
Penjualan Mobil Januari-April
* Turun akibat kenaikan harga BBM Sumber: Toyota dan Gaikindo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo