Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah 2 Pasien di RSUP Persahabatan yang Alami Gangguan Kecemasan

Dokter di RSUP Persahabatan mengatakan gangguan kecemasan berpotensi muncul di tengah pandemi Covid-19.

4 Juni 2020 | 15.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
warga menunggu pemeriksaan kesehatan terkait virus corona di RSUP Persahabatan, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa, 17 Maret 2020. TEMPO/Lani Diana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta- Berbagai potensi gangguan terhadap kesehatan diri terjadi di tengah pandemi Covid-19. Dokter KSM Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Tribowo Tuahta Ginting, mengatakan salah satunya adalah gangguan kecemasan. Dalam webinar yang diselenggarakan oleh RSUP Persahabatan, Tribowo menceritakan dua orang pasiennya yang mengalami gangguan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasien pertamanya adalah pria berinisial N, 40 tahun, yang mengeluh sulit tidur selama dua bulan terakhir. Ia merasa gelisah dan jantungnya berdebar serta kerap pusing dan sesak nafas. “Muncul semenjak satu bulan pasien bekerja di rumah. Jenuh di rumah tetapi pasien juga takut ke luar rumah,” ucap dia dalam webinar pada Kamis, 4 Juni 2020. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Tribowo, semenjak pandemi Covid-19, N merasa cemas dan khawatir. Ia menjadi ekstra hati-hati terhadap kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan menyemprot barang yang ia terima dari luar rumah berkali-kali. Jika harus keluar rumah, kata Tribowo, N cenderung merasa cemas hingga jantungnya berdebar. “Ia kemudian berobat ke RS dengan keluhan jantung berdebar dan seperti tercekik, tetapo saat pemeriksaan dikatakan normal,” ucap Tribowo. 

Contoh kasus lainnya, kata Tribowo, dialami oleh seorang pasien wanita berinisial S, 45 tahun, yang dirujuk oleh dokter spesialis penyakit dalam dengan keluhan nyeri perut, kembung, mual, dan muntah sejak 3 bulan lalu. Ia juga merasakan demam, tenggorokan sakit, dan sesekali batuk. Ia pun menjadi sering mengukur suhu tubuh, namun hasilnya dalam batas normal. 

Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

Menurut Tribowo, S juga sempat berobat ke beberapa tempat lantaran merasakan sesak nafas bila banyak bergerak. Namun, sama seperti N, dokter tak menemukan kelainan dalam kondisi kesehatannya. “Pasien mengatakan dirinya stres karena selama tiga bulan terakhir dalam situasi pandemi,” ucap Tribowo. 

Tribowo mengatakan bahwa kecemasan serupa lazim terjadi di masa pandemi. Masyarakat, kata dia, dapat menghindari kecemasan dengan mengatur waktu dengan benar, menyeimbangkan kegiatan ibadah, istirahat, kerja, rekreasi, dan waktu bersama keluarga, serta menjaga tubuh dengan makan teratur, istirahat yang cukup, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, dan teratur berolahraga. 

Masyarakat, lanjut dia, juga dapat belajar cara membuat tubuh santai dengan cara latihan bernapas, relaksasi otot, pijat, aromaterapi, dan yoga. Tak kalah penting, Tribowo menyarankan agar masyarakat mengurangi mengkonsumsi informasi di media secara berlebihan. “Pergi berbicara dengan profesional kesehatan. Diperlukan pengobatan psikofarmaka bila sudah mengganggu fungsi sehari-hari dan berlangsung lama,” tuturnya. 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus