Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Suka Duka Kredit Rumah Anak Muda

Sejumlah anak muda menempuh program KPR demi mewujudkan rumah impian mereka. Ada yang mulus, ada pula yang berkali-kali kreditnya tak lolos.

17 Juli 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Keluarga Feri Setiawan di kediamannya, kawasan Setu, Tangerang Selatan, Banten, 13 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Nibras memenuhi syarat pengajuan KPR rumah subsidi.

  • Wildan menggabungkan penghasilan bersama istri untuk KPR.

  • Feri beberapa kali ditolak mengajukan KPR.

Kredit pemilikan rumah alias KPR biasanya menjadi pilihan utama masyarakat sebagai mekanisme pembayaran pembelian rumah. Sistem ini pula yang dipilih Nibras Nada Nailufar, jurnalis, untuk membeli rumah di Solo, Jawa Tengah.

“Kalau membeli rumah secara cash, misalnya harga rumah Rp 150 juta dan harus membayar langsung segitu, saya belum mampu karena tidak punya simpanan uang senilai itu,” kata Nibras kepada Tempo di Solo, Senin, 11 Juli 2022.

Rumah milik Nibras Nada Nailufar di Perumahan Bumi Cengklik Asri di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Tempo/Septhia Ryanthie

Ia mengajukan KPR rumah subsidi dengan sejumlah persyaratan, yang beberapa di antaranya berbeda dengan KPR biasa. Selain identitas diri, surat keterangan domisili, serta surat keterangan kerja, ia harus membuktikan gajinya tidak lebih dari Rp 8 juta. Syarat lainnya, "Pemohon harus belum punya rumah dan rumah itu untuk ditinggali, bukan untuk investasi.” 

Setelah melengkapi berkas persyaratan, Nibras kemudian melewati tahap wawancara dengan bank. Materi wawancara, antara lain, adalah alasan membeli rumah subsidi dan niat untuk menempatinya. Persetujuan KPR tidak terlalu lama. “Mungkin 1 sampai 1,5 bulan. Kalau dihitung dari saya mulai mencari rumah, pengajuan, hingga acc, prosesnya ya sekitar 2 bulanlah,” kata dia.

Nibras memilih tenor kredit selama 15 tahun. Tantangan selanjutnya adalah mengatur keuangan lebih baik lagi. Setidaknya ia harus berhemat dan menabung untuk biaya kebutuhan sehari-hari serta perawatan rumah. “Sebab, saya juga punya keinginan mungkin setelah lima tahun bisa melunasi rumah yang saya beli.”

Wildan Nugraha dan keluarganya di rumahnya di Bandung. Dok Pribadi

Ketat Mengatur Anggaran Agar Cicilan Lancar

Kisah Wildan Nugraha, account specialist BJB Syariah, lain lagi. Mimpinya untuk memiliki rumah terwujud setelah memperoleh fasilitas KPR khusus karyawan dari kantor istrinya di Bank BJB. Kerja sama bank dengan pengembang properti membuat karyawan dapat mengangsur rumah hingga 15 tahun, dengan bunga 6 persen per tahun sampai lunas.

Proses pengajuan KPR itu, menurut Wildan, tidak susah. Rekan istrinya di kantor juga ikut membantu urusan administrasi persyaratan. Harga rumah Wildan sekitar Rp 800 juta, yang dibayar Rp 6 juta per bulan secara autodebit dari rekening istri. Adapun uang muka sebesar Rp 100 juta berasal dari tabungan. Mereka menggunakan cara joint income atau menggabungkan penghasilan bersama untuk KPR. Dengan tenor kredit selama 15 tahun, mereka mencicil sejak 2018. 

Selama ini pembayaran cicilan berjalan lancar. Istrinya sangat ketat dalam mengelola keuangan keluarga. Pengetahuan itu mereka pelajari dari media sosial. Mereka membagi pos-pos anggaran, seperti 30-40 persen untuk cicilan rumah dan kebutuhan pokok, 20 persen untuk investasi seperti reksa dana dan saham, serta tabungan untuk sekolah anak. Lalu 20 persen untuk rekreasi dan 20 persen bagi dana darurat. “Jadi, komitmen juga bersama istri dari gaji berdua ada pos masing-masing,” kata pria berusia 34 tahun itu.

Kisah Feri Setiawan tak semulus Nibras dan Wildan. Karena gajinya yang kecil sebagai fotografer di sebuah media online, pengajuan KPR Feri beberapa kali ditolak bank. Kemudian, salah satu temannya menawari Feri mengikuti program KPR di BNI yang sedang berpromosi. 

Belajar dari kegagalannya, Feri menyiasatinya dengan menambah besaran uang muka menjadi Rp 120 juta. Adapun harga rumah Rp 350 juta. Namun tabungannya saat itu hanya Rp 90 juta. Pria asal Pemalang, Jawa Tengah, ini lantas meminjam Rp 30 juta dari orang tuanya sebagai tambahan uang muka. Setelah uang muka ditransfer ke rekening milik pengembang, ia menerima tanda terima DP untuk digunakan sebagai syarat permohonan KPR.

Setelah bernegosiasi dengan pengembang, uang sejumlah Rp 30 juta itu kemudian dikembalikan ke rekening Feri. Pria berusia 31 tahun itu selanjutnya mengembalikan uang orang tuanya. Ia dibolehkan mencicil tambahan DP tersebut pada bulan berikutnya. “Jadi, cuma numpang bukti transfer,” ujar Feri. Pengajuan KPR itu pun diterima dengan cicilan Rp 2 jutaan per bulan dan tenor selama 20 tahun.

Pembangunan perumahan di Kawasan Cakung, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Aneka KPR untuk Milenial

Sejumlah lembaga keuangan juga berlomba-lomba menerbitkan program KPR untuk generasi milenial. Berikut ini daftarnya.

 

- Bank Mandiri

Dalam menyasar program pembiayaan rumah untuk generasi muda ini, Bank Mandiri menawarkan angsuran ringan, dengan tenggat dan bunga fixed berjenjang yang pasti selama 10 tahun, yaitu 4,28 persen pada tahun pertama sampai ketiga.

Selanjutnya, sebanyak 7,68 persen pada tahun keempat sampai keenam. Lalu 9,68 persen pada tahun ketujuh sampai ke-10. Untuk sistem payroll di Bank Mandiri, prosesnya diklaim dapat dilakukan cepat tanpa verifikasi ke perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan terpilih, penghasilan yang diperhitungkan untuk aplikasi kredit termasuk bonus dan tunjangan lainnya.

 

- BTN

Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki program pembiayaan rumah yang menyasar kalangan anak muda, yaitu KPR Gaeesss for Millennials. Program ini menawarkan uang muka mulai dari 1 persen, plafon kredit yang tidak dibatasi, dan bisa disesuaikan dengan kemampuan pemohon. Tenor maksimal hingga 30 tahun serta promo diskon biaya provisi dan administrasi sebesar 50 persen.

 

- BNI

Bank Negara Indonesia memiliki program kredit pinjaman rumah berupa KPT Griya Gue untuk milenial. Bank ini menawarkan kredit rumah dengan limit maksimal Rp 30 miliar. Keuntungannya berupa DP pembelian rumah nol persen dan debitor bisa memilih masa tenor hingga 30 tahun. Kemudian suku bunga tetap sebesar 6,25 persen per tahun.

 

- OCBC NISP

Bank ini menawarkan program KPR OCBC NISP Easy Start berupa pinjaman dana agar anak muda bisa membeli rumah pertama atau keduanya dengan mudah. Salah satu keuntungan program ini adalah uang muka mulai dari 10 persen, masa tenor KPR hingga 25 tahun, dan limit yang ditawarkan mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 2,5 miliar.

 

- Bank Permata

Bank ini memiliki program pembiayaan rumah untuk anak muda bernama PermataMe KPR untuk Milenial. Plafon kredit mencapai Rp 5 miliar dan tenor hingga 30 tahun. Kemudian terdapat masa tenggang selama 12 bulan hingga pemohon cukup membayar porsi bunga. Biaya provisi hanya 1 persen dan administrasi kredit sebesar 0,1 persen dari harga rumah.

 

FRISKI RIANA | ANWAR SISWADI (BANDUNG) | SEPTHIA RYANTHIE (SOLO)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus