Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Kebakaran Kapuk Muara, Nenek Ini Pilih Selamatkan Kucing Ketimbang Motor

Saat kebakaran, Yuli dihadapkan pilihan yang sulit. Menyelamatkan motor atau kucing kesayangannya.

11 Mei 2021 | 13.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sisa puing kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara/Tempo/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO. Jakarta -Kebakaran yang terjadi di permukiman padat Gang Rawa Elok RT 11/12 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara masih menyisakan kisah pilu para pemilik rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Barang saya yang tersisa cuma baju yang saya pakai ini sama satu kucing Persia saya," kata Yuli salah seorang korban kebakaran. Perempuan 52 tahun itu tampak duduk bersandar di depan rumahnya yang hanya tersisa puing bangunan dengan perabotan elektronik yang gosong dilahap api.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yuli mengisahkan, api muncul dari atap samping rumahnya. Begitu ia melongok sumber panas dari rumahnya, api sudah bergolak dan merambat di seluruh bagian rumahnya.

Api yang terus membesar membuat orang seisi rumah dan warga lainnya berhamburan keluar rumah. Sejumlah warga di Kapuk Muara itu sudah mencoba memadamkan api dengan perlengkapan seadanya. "Tapi api terus membesar."

Nenek satu cucu itu tak bisa masuk ke dalam rumahnya lagi. Sebab api sudah mulai menyelinap ke seisi ruangan. Saat api mulai menjalar ke seluruh ruangan, Yuli mendengar kucing kesayangannya mengeong ketakutan.

Saat itu, Yuli bimbang. Ia harus memilih menyelamatkan motor Yamaha Mio tahun 2011 miliknya yang diparkir di depan rumahnya atau kucing Persia jenis peaknose.

"Saya pilih selamatkan kucing daripada motor yang biasa saya gunakan ke pasar. Karena saya sangat sayang kucing itu," ujarnya.

Kucing berwarna oranye itu sudah dirawat Yuli sejak dua tahun lalu saat berusia dua bulan. Yuli membeli kucing yang diberi nama Ucup itu seharga Rp 1,2 juta saat berusia dua bulan.

Selain itu, Yuli juga memiliki kucing betina persia murni yang memiliki 6 ekor anak. Nahas, mereka semua tak terselamatkan dalam kebakaran tersebut.

Ia hanya bisa melihat kucing lainnya tinggal tulang belulang yang hangus terpanggang. "Saya masih bersyukur Ucup bisa saya selamatkan."

Selain kucing, kebakaran itu menghanguskan seluruh perabotan miliknya mulai dari motor, empat telepon genggam, satu unit kulkas, satu unit show case lemari pendingin dan satu freezer ice cream, televisi dan barang lainnya hangus terbakar.

"Sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi. Duit modal usaha juga sudah tidak ada," ucapnya. Sehari-hari Yuli mengaku menjual seblak di depan rumahnya. Ia memilih tidak ikut tinggal di lokasi pengungsian korban kebakaran.

Ia memilih tinggal di rumahnya yang sudah terbakar dengan beralas kasur lipat bantuan dari pemerintah. "Karena saya cuma punya rumah ini. Nanti akan saya bangun lagi. Tapi kalau pemerintah bisa membantu saya mau minta terpal untuk menutup atap rumah saya."

Menurut dia, sejauh ini bantuan dari pemerintah mulai dari makanan sehari-hari hingga pakaian terpenuhi. Untuk kebutuhan pokok, kata dia, para korban kebakaran tidak kekurangan. "Cuma bantuan modal saja yang tidak ada," ucapnya.

IMAM HAMDI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus