Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kita Tak Siap Kalah

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria:

12 Januari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ratu Tisha Destria. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SKANDAL pengaturan pertandingan dalam kompetisi sepak bola Indonesia menyeret sejumlah pejabat teras Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Polisi telah menetapkan seorang anggota Komite Eksekutif dan seorang anggota Komite Wasit sebagai tersangka. Dua anggota Komite Eksekutif lainnya sempat diperiksa sebagai saksi. Seorang lagi undur diri karena diduga ikut mengatur pertandingan. Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan lembaganya siap bekerja sama dengan polisi untuk menuntaskan skandal tersebut. “Prinsipnya, PSSI terbuka memerangi match fixing,” katanya kepada Tempo di Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis dua pekan lalu.

Mengapa sejumlah anggota Komite Eksekutif PSSI terseret skandal pengaturan pertandingan?

Anggota Komite Eksekutif dipilih oleh kongres. Artinya, mereka adalah representasi dari anggota PSSI, yakni klub dan asosiasi provinsi. Saya gerah mendengar komentar yang menyebut keterlibatan anggota Komite dalam kasus ini berkaitan dengan kepemilikan klub. Ya, justru kalau bukan bagian dari klub, mereka tak punya hak untuk dipilih. Saya tak tahu apa yang menyebabkan semua ini terjadi.

Bagaimana PSSI menyikapi kasus pengaturan pertandingan yang diusut polisi?

Kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. Sembari itu berjalan, PSSI juga menangani kasus tersebut dari sisi keolahragaannya melalui Komite Disiplin. Prinsipnya, PSSI terbuka memerangi match ­fixing. Itu merupakan pekerjaan kami sehari-hari.

Bagaimana dengan skandal di Komite Wasit yang melibatkan Priyanto? Apakah ia berkuasa menunjuk wasit?

Saya tak berani berkomentar soal kasus yang sedang ditangani polisi. Soal mekanisme penugasan wasit, PSSI dibantu tim penilai dari Jepang. Bekerja sama dengan tim di Indonesia, mereka memberikan laporan performa wasit secara rutin. Wasit yang tak bagus performanya diparkir dulu untuk berlatih meningkatkan keterampilan. Kami juga merilis nama wasit sebulan sebelum pertandingan agar mereka menyiapkan diri dengan baik. Kenapa tidak?

Bukankah merilis wasit jauh-jauh hari bisa menjadi celah menyuap wasit?

Tolong, setop berimajinasi soal hal itu. Kita tak siap kalah sehingga muncul spekulasi dan pikiran macam-macam. Jika performa buruk dan ia terbukti disuap, akan ada mekanisme hukum keolahragaan yang akan ia terima. Wasit yang bersangkutan juga bisa terjerat kasus pidana.

Apakah PSSI siap membongkar skandal ini?

PSSI itu badan regulator yang bertugas membuat aturan dan menegakkan aturan main sepak bola yang sudah dibuat federasi sepak bola dunia (FIFA). Kami sudah lama menantikan kerja sama dengan polisi. Mungkin sejak 2010.

Mengapa baru sekarang setelah ada kasus?

Jangan tanya ke saya.

PSSI tak proaktif melaporkan temuan ke polisi?

Sejak Pak Djoko Driyono menjadi Sekretaris Jenderal PSSI, kami berkali-kali bekerja sama. Namun itu tak terbatas pada hal-hal yang menyangkut dugaan pengaturan pertandingan. Yang terpenting, kami sekarang sudah bersinergi dengan kepolisian dan menyambut baik inisiatif polisi menuntaskan kasus ini.

Apa yang dilakukan PSSI untuk mencegah pengaturan pertandingan?

Kami bekerja sama dengan Genius Sports, konsultan data statistik sepak bola yang berbasis di London. Mereka merupakan partner FIFA dalam memantau abnormalitas pertandingan. Kami juga rutin melaporkan analisis pertandingan ke Departemen Integritas Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Itu sabuk pengaman yang sudah kami ciptakan. Tapi kami tak perlu bilang-bilang kalau sudah memasang sabuk pengaman, kan?

Apakah analisis Genius Sports menunjukkan banyak kejanggalan dalam pertandingan di kompetisi kita?

Mereka memonitor Liga 1 sampai Liga 3. PSSI melihat laporan Genius sebagai data pendukung saja. Setiap pertandingan diberi label merah, kuning, atau hijau. Jika di-Stabilo merah, pertandingan itu ditengarai ada keanehan. Jika ada bukti kuat yang menunjang, kasus berlabel merah akan naik ke Komite Disiplin untuk diinvestigasi. Secara umum, analisis Genius berbentuk piramida dengan pertandingan berlabel merah jumlahnya paling sedikit, sedangkan yang berlabel hijau paling banyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus