Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
TikTok dan Tokopedia segera merampungkan transaksi kerja sama strategis tahun ini.
GoTo akan mendapat fee dari transaksi TikTok Shop di Tokopedia.
Keuangan Tokopedia akan terlepas dari GoTo.
AZIZI Adha, 16 tahun, kini bisa berselancar lagi di TikTok Shop. Dua bulan lebih pelajar sekolah menengah atas di Depok, Jawa Barat, ini tak bisa mengikuti layanan live shopping atau belanja langsung lewat platform dagang online itu setelah TikTok Shop terganjal regulasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru pada Hari Belanja Online Nasional 12 Desember 2023 sampai saat ini Azizi bisa kembali menjajal TikTok Shop. “Transaksinya sama seperti dulu,” katanya pada 13 Januari 2024. Azizi melihat sedikit perbedaan pada logo warna TikTok Shop yang dulu dijuluki “Si Keranjang Kuning”. “Sekarang warnanya jadi hijau dan ada logo Tokopedia.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TikTok Shop Indonesia bisa beroperasi kembali setelah induknya, TikTok, menjalin kemitraan strategis dengan PT Tokopedia—anak perusahaan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). TikTok adalah layanan media sosial milik perusahaan Cina, ByteDance Ltd. Dengan kemitraan itu, TikTok bisa mengoperasikan TikTok Shop melalui platform Tokopedia.
Kemitraan strategis TikTok dengan Tokopedia, menurut keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada 13 Desember 2023, meliputi dua perjanjian yang diteken pada 10 Desember 2023. Pertama, perjanjian pembelian aset oleh Tokopedia berupa kontrak bisnis dan hak eksklusif untuk memiliki dan mengoperasikan TikTok Shop di Indonesia dari TikTok. Transaksi ini bernilai US$ 340 juta atau Rp 5,338 triliun. Rencana pembelian aset ini akan rampung pada triwulan I 2024.
Perjanjian kedua mengenai pengambilan sebagian saham terkait dengan rencana investasi TikTok di Tokopedia sebesar US$ 840 juta atau Rp 13,188 triliun. Dana ini digunakan untuk membayar saham baru yang akan diterbitkan Tokopedia. “Saya berharap kemitraan ini dapat membuat bisnis Tokopedia bertumbuh tiga-empat kali lipat dari hari ini,” tutur Chief Executive Officer GoTo Patrick Walujo kepada Tempo pada 3 Januari 2024.
Ilustrasi konsumen membuka halaman TikTok Shop. Tempo/Ratih Purnama
Pada saat penyelesaian rencana investasi, Tokopedia juga akan menerima promissory note atau surat kesanggupan dari TikTok senilai US$ 1 miliar atau Rp 15,7 triliun. Promissory note ini dapat diuangkan dan hasilnya bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Tokopedia di masa mendatang. Nota ini merupakan bagian dari rencana investasi yang diharapkan rampung pada triwulan I 2024.
Dengan skema tersebut, Tokopedia mesti mengeluarkan dana US$ 340 juta untuk TikTok. Sebaliknya, TikTok harus mengeluarkan uang US$ 1,84 miliar bagi Tokopedia. Ringkasnya, Tokopedia menerima US$ 1,5 miliar dari rentetan transaksi ini. Jika seluruh rencana ini mulus, struktur kepemilikan Tokopedia akan berubah. TikTok akan memegang 75,01 persen saham Tokopedia dan porsi kepemilikan GoTo tersisa 24,99 persen.
Namun kedua pihak bersepakat bahwa saham GoTo di Tokopedia akan terjaga di level tersebut. Artinya, kepemilikan GoTo tidak akan terdilusi jika nantinya TikTok menyuntikkan dana ke Tokopedia.
Menurut Patrick, dalam proses ini GoTo tidak menjual saham selembar pun. Yang terjadi, dia menjelaskan, TikTok akan memasukkan dana tunai ke Tokopedia dan Tokopedia bakal menerbitkan saham baru untuk TikTok.
GoTo juga akan mendapat keuntungan lain berupa service fee atau biaya jasa selama kemitraan berjalan. Nilainya 0,4 persen dari nilai transaksi gross merchandise value (GMV) TikTok di Tokopedia, kecuali jenis transaksi tertentu seperti produk digital, beberapa barang bernilai tinggi, dan sejumlah item lain yang disepakati. “Dari total transaksi di Tokopedia, sebanyak 0,4 persen akan dibayarkan ke GoTo,” ucap Patrick. Jika mengacu pada GMV 2023, GoTo bisa mendapatkan pendapatan US$ 40 juta setahun dari fee ini.
Patrick mengatakan tidak ada masalah meski GoTo tak lagi menjadi pengendali Tokopedia. Menurut dia, dampak kerja sama ini menguatkan struktur keuangan GoTo. Co-founder Northstar Group ini mengaku telah menjelaskan keputusan tersebut kepada para investor perusahaan sebelum masa libur akhir tahun 2023. “Mayoritas investor mendukung karena mereka semua melihat ke depan,” katanya.
Setelah Tokopedia dikuasai TikTok, kinerja keuangan platform niaga elektronik (e-commerce) ini akan keluar dari neraca GoTo atau tidak lagi terkonsolidasi dengan keuangan GoTo. Hal ini, menurut Patrick, akan meringankan keuangan induk perusahaan yang selama ini ngos-ngosan menyuntikkan modal ke Tokopedia di tengah kompetisi bisnis e-commerce yang sengit.
Ihwal nilai beban keuangan yang akan dilepas, Patrick mengaku masih menghitungnya. Jika mengacu pada pendapatan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan Tokopedia triwulan III 2023, nilainya minus Rp 0,2 triliun. "Itu kira-kira angka yang akan didekonsolidasi dari neraca GoTo nanti," ujar Patrick.
Para analis pasar modal memandang kesepakatan TikTok-Tokopedia sebagai keputusan yang saling menguntungkan (win-win) baik untuk GoTo, TikTok, maupun Tokopedia. Hal ini terungkap dalam pertemuan para analis pasar modal yang diselenggarakan GoTo pada Desember 2023. “Di tengah kompetisi yang makin intens di ranah e-commerce, langkah GoTo rasional karena tidak perlu membakar modal lebih lanjut untuk memacu pertumbuhan,” ucap analis Citi Group, Ferry Wong.
Pada pertengahan Desember 2023, saham GOTO berada dalam tren penurunan. Saham ini sempat berada di posisi Rp 94 pada 14 Desember 2023 sebelum merosot hingga ke level Rp 85 pada 27 Desember. Tapi, membuka tahun baru 2024, harganya bergerak naik dan ditutup pada posisi Rp 91 pada 12 Januari.
Ryan Winipta dari Indo Premier Sekuritas mengatakan investor saham yang tak merespons positif aksi korporasi ini belum memperhitungkan manfaat yang akan diperoleh GoTo. “Kami meyakini pasar merendahkan nilai entitas baru (Tokopedia-TikTok Shop) dan mengabaikan fakta bahwa GoTo akan langsung menjadi profitable,” ujarnya.
Toh, CEO GoTo Patrick Walujo berupaya meyakinkan publik bahwa kerja sama antara Tokopedia dan TikTok Shop tidak akan merugikan konsumen. Menurut dia, kerja sama ini membuat konsumen bisa mengakses penjual di Tokopedia sekaligus di TikTok Shop. “Proses integrasi butuh waktu, customer experience tidak berubah.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak artikel ini terbit di bawah "Lepas Saham Ringan Beban"