Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sebulan menjelang dibukanya masa pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden, Partai Gerindra mengintensifkan konsolidasi dengan Partai Keadilan Sejahtera. Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan pekan ini kedua partai akan kembali membahas strategi. "Termasuk menentukan calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto dan menggarap potensi pemilih," kata Muzani kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerindra berkukuh mengajukan ketua umum partai sebagai bakal calon presiden. Pengurus partai optimistis peluang Prabowo meningkat lantaran hasil hitung cepat pemilihan kepala daerah pekan lalu menunjukkan perolehan sejumlah calon yang diusung Gerindra melonjak di kantong suara lawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Jawa Barat, misalnya, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraup 28 persen suara-hanya terpaut sekitar 4 persen dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Padahal Sudrajat hanya memperoleh 10-13 persen suara dalam survei sebelum pilkada. Lonjakan suara pada hari pencoblosan juga diperoleh pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah di Jawa Tengah.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, menilai kenaikan suara di dua provinsi kunci itu datang dari pemilih mengambang. "Kami akan berfokus meyakinkan mereka hingga 2019," kata Ferry.
Walau begitu, Gerindra agaknya tak akan mudah meyakinkan PKS agar tetap mengusung Prabowo. PKS menilai kekuatan figur sangat penting untuk menarik suara undecided voters. Hasil survei menunjukkan pemilih gubernur yang diusung Gerindra dan PKS justru menyatakan akan memilih Jokowi dalam pilpres. Survei Saiful Mujani Research and Consulting menyebutkan sekitar 61,6 persen pemilih Sudirman Said di Jawa Tengah akan memilih Jokowi. Begitu pula 17,8 persen pemilih Sudrajat di Jawa Barat.
Itu sebabnya, PKS justru berencana mengusulkan nama lain agar memberikan efek kejut. Hasil survei internal mereka menunjukkan mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, sebagai kandidat terkuat di antara sembilan kader pilihan Majelis Syuro PKS.
Sekretaris Jenderal PKS, Mustafa Kamal, mengungkapkan ada suara dari kader partai yang menginginkan agar Anies Baswedan diajukan sebagai calon presiden 2019. Figur Anies, kata dia, diperkirakan mampu mendatangkan suara besar. Sedangkan menempatkan Anies sebagai pendamping Prabowo, kata dia, dianggap hanya membuang potensi Gubernur DKI itu. "Apalagi kalau dipasangkan dengan Ahmad Heryawan," kata Mustafa.
Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, mengatakan elektabilitas Anies masih jauh di bawah Jokowi dan Prabowo jika maju sebagai calon presiden. Namun, sebagai calon wakil presiden, ia mampu menyaingi sejumlah nama, seperti Agus Harimurti dan Gatot Nurmantyo. MAYA AYU PUSPITASARI | INDRI MAULIDAR | AJI NUGROHO
Kekuatan Calon Lawan
Partai Gerindra menyatakan masih membahas strategi pemilihan presiden 2019 bersama Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. Mereka mengklaim hasil pemilihan kepala daerah 2018 menjadi modal politik untuk melawan inkumben. Masing-masing partai pun bersiap menyodorkan kandidat presiden ataupun wakil presiden.
Partai Gerindra
Klaim kemenangan pilkada 2018:
Menang di 60 persen daerah, termasuk 3 provinsi.
Calon: Prabowo Subianto
Elektabilitas:
- SMRC: 18,5%
- Indo Barometer: 19,1%
- Indikator Politik: 19,2%
Partai Keadilan Sejahtera
Klaim kemenangan pilkada 2018:
Menang di 40 persen daerah, termasuk 7 provinsi
Calon: Ahmad Heryawan
Elektabilitas:
- SMRC: 0,1%
- Indikator Politik: 0,5%
Partai Amanat Nasional
Klaim kemenangan pilkada 2018:
Menang di 60 persen daerah, termasuk 10 provinsi
Calon: Zulkifli Hasan
Elektabilitas:
- SMRC: 0,06%
- Indo Barometer: 0,2%
- Indikator Politik: 0,06%
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo