Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan pencegahan rutin adalah salah satu cara paling penting untuk menjaga kesehatan Anda dari waktu ke waktu, termasuk pemeriksaan dini kanker serviks yang sangat penting untuk perempuan. Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Dokter Valencia Astri Yuwono tindakan pap smear merujuk pada pemeriksaan secara rutin atau skrinning untuk melihat ada tidaknya kelainan di area mulut rahim bagi perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Valencia menambahkan angka kanker serviks cukup tinggi menduduki peringkat kedua se-Indonesia. "Jadi bisa dicegah sejak dini karena memang kan kondisinya di dalam. Kalau pun ada gejala tapi sudah telat sudah jadi kanker, dan itu bisa dicegah saat pap smear. Makanya sejak dini harus sudah melakukan pemeriksaan," ujar Valencia dalam Instagram Rumah Sakit Eka Hospital, Jumat 3 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pap smear bisa dilakukan sejak usia 21-29 tahun ke atas atau bagi yang sudah menikah karena rentan berpotensi terkena virus HPV. Sementara untuk wanita yang berusia 65 tahun, tidak terdapat kelainan dalam mulut rahim, perempuan sudah angkat rahim tapi masih ada mulut rahim tidak harus pap smear.
Valencia menjelaskan tahapan-tahapan pap smear. "Langkahnya pasien duduk di kursi pemeriksaan, disarankan untung buang air kecil dulu sebelum melakukan tahap selanjutnya. Kondisi perempuan harus rileks, kan otot vagina bentuknya o yang kalau tidak rileks nanti susah dimasukkan spekulum atau cocor bebek. Rasanya tidak sakit tapi memang kurang nyaman karena posisi dibuka saat proses pemeriksaan," ujarnya.
Vagina dalam posisi menutup, untuk membuka mulut rahim dengan menggunakan cocor bebek. Setelah itu dilanjutkan mengambil lendir dari sel yang sudah terkelupas dari spatula dari kayu, diolesin ke kaca sebagai objek gelas. Setelah itu fiksasi di cairan alkohol dan dikirim ke laboratorium. "Usai tindakan kalau ada flek kecoklatan sebenarnya tidak apa-apa, hal tersebut wajar karena tindakan sedikit bisa melukai pembuluh darah. Namun tidak apa-apa, setelah itu bisa beraktivitas seperti biasa," papar dia.
Pap smear tidak dibolehkan jika ada tindakan untuk menghilangkan lendir tersbeut. Syaratnya jangan berhubungan seks dua hari sebelumnya, sedang tidak dalam keadaan haid, tidak membersihkan sampai dalam kalau buang air kecil.
Valencia juga menyarankan agar perempuan yang setelah pap smear tidak khawatir dengan hasil tes, sebab kalau ada yang tidak berses bisa dikonsultasikan dan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya tindakan laparoskopi atau biopsi untuk diambil jaringan dan mengetahui jenis sel yang seperti apa.
Sebagai informasi tambahan, jika merujuk pada American Society of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan jika perempuan harus melakukan pap smear setiap dua tahun mulai dari usia 21. Setelah usia 30, Anda dapat mengurangi frekuensinya menjadi setiap tiga tahun jika Anda memiliki tiga pap smear normal.