Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membahas rencana penambahan pos ketua harian dalam struktur partai dalam Kongres V di Bali, yang berlangsung hari ini hingga Ahad mendatang. Posisi tersebut akan dibahas beriringan dengan penetapan Megawati Soekarnoputri secara aklamasi sebagai ketua umum partai berlambang kepala banteng ini untuk lima tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Andreas Hugo Pareira, mengatakan posisi ketua harian akan dibahas setelah penetapan ketua umum dengan berlandaskan kebutuhan partai. "Yang pasti, kongres akan menetapkan ketua umum terlebih dulu. Ketua umum nantinya yang memutuskan apakah perlu atau tidak pos ketua harian itu," kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain menetapkan kembali Mega sebagai ketua umum, Andreas mengatakan kongres akan menentukan program partai dan sinergisme dengan kebijakan pemerintahan Joko Widodo periode 2019-2024. Kongres juga membahas kesesuaian pembentukan pos baru berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP periode 2015-2020. Sebab, kata dia, AD/ART belum mengatur adanya ketua harian dalam struktur PDIP.
Ia mengatakan adanya kemungkinan dua nama dari internal partai, Muhammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani, yang berpotensi mengisi ketua harian. Sejumlah pengurus PDIP menyebutkan pos ini memang untuk menyiapkan calon ketua umum yang kelak akan meneruskan kepemimpinan Megawati. Namun Andreas membantah hal itu. "Regenerasi tidak selalu harus bergantung pada struktur baru yang dibentuk. Kami akan bahas. Soal struktur itu bergantung pada hak prerogatif ketua umum," kata dia.
Sejumlah pengurus PDIP menuturkan gagasan untuk membentuk ketua harian itu muncul seusai Pemilihan Umum 2019. PDIP menjadi pemenang pemilihan legislatif dengan perolehan 27,05 juta suara atau 19,33 persen. Untuk regenerasi, menurut sumber itu, posisi ketua harian akan berfungsi sebagai tempat tandem menjalankan fungsi ketua umum. "Prananda dan Puan menjadi calon kuat mengisi pos ini," kata seorang pengurus PDIP.
Menurut politikus ini, Prananda dan Puan bersaing menjadi penerus Megawati. Namun, kata dia, Prananda berpeluang besar karena sudah terlebih dulu berfokus mengurus partai, yakni sejak duduk sebagai Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi Dewan Pimpinan Pusat PDIP. Peluang tersebut semakin terbuka setelah Puan, pemilik suara terbanyak dalam pemilihan legislatif dengan 404.034 suara, didorong menduduki jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang menjadi jatah PDIP sebagai pemenang pemilu. "Namun semua penunjukan kader bergantung pada keputusan ketua umum," ucap dia.
Andreas Hugo Pareira membantah adanya pembagian tugas partai untuk Prananda dan Puan. "Itu wilayah ketua umum. Pembicaraan di luar partai hanya spekulasi," ucap dia.
Rencana pembentukan pos ketua harian mengundang perbedaan pendapat. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Bali, I Wayan Koster, berharap Kongres V PDIP tak membahas perubahan struktur kepengurusan partai. Menurut dia, struktur kepengurusan saat ini sudah ideal. Adapun Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, menyatakan tak tahu-menahu soal pembahasan perubahan struktur pimpinan partai ini. "Kami enggak pernah membuat pernyataan seperti itu," kata Bambang.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, tak banyak berkomentar soal pembahasan ketua harian. Menurut dia, posisi ketua harian akan dijawab pada hari kedua kongres. "Itu dijawab pada hari kedua kongres. Setiap pembahasan ada momentumnya," kata dia. ARKHELAUS WISNU | DEWI NURITA
Kongres PDIP Bahas Pembentukan Jabatan Ketua Harian
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo