Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kongsi Setya dan Keluarga Cendana

DI kalangan politikus Partai Golkar, nama Johanes Budisutrisno Kotjo tidak bisa dipisahkan dengan Setya Novanto dan Idrus Marham.

21 Juli 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kongsi Setya dan Keluarga Cendana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI kalangan politikus Partai Golkar, nama Johanes Budisutrisno Kotjo tidak bisa dipisahkan dengan Setya Novanto dan Idrus Marham. Ketiganya sudah berkawan lama. Saya panggil dia Abang, ujar Idrus, bekas Sekretaris Jenderal Golkar yang kini menjadi Menteri Sosial, pada Kamis pekan lalu setelah menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Idrus diperiksa penyidik KPK sebagai saksi untuk Johanes dan koleganya di Golkar, Eni Maulani Saragih, yang tertangkap tangan melakukan transaksi suap untuk memuluskan pemilihan rekanan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Riau-1. Saat Setya terbelit perkara proyek kartu tanda penduduk elektronik di KPK, Idrus juga dipanggil sebagai saksi untuk bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu. Setya divonis 15 tahun penjara karena perkara itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Idrus tidak menampik kabar bahwa Johanes juga merupakan kawan lama Setya. Tapi Idrus enggan menceritakan bagaimana dia dan Setya mengenal pengusaha kelahiran Semarang pada Juni 1951 itu. Saya tidak bisa menceritakan itu. Yang penting kenal, katanya.

Wakil Ketua Koordinator Bidang Strategi Partai Golkar Yorrys Raweyai tidak membantah info bahwa Johanes memiliki kedekatan dengan Setya. Johanes Kotjo memang kenal dengan Setya, ujar Yorrys.

Kepada Tempo, sejumlah politikus Golkar mengatakan Johanes diperkenalkan kepada Idrus dan Eni oleh Setya Novanto. Mereka menduga proyek PLTU Riau-1 memiliki keterkaitan dengan Setya. Salah satunya mengungkapkan pernah memergoki Johanes tengah berbincang dengan Setya, yang ketika itu baru dilantik sebagai Ketua DPR. "Dia ini kongsi bisnis Setya," kata politikus Golkar tersebut.

Setya dan Johanes merupakan kawan lama dan pernah menjalankan bisnis bersama. Mereka berdua berkongsi dengan Suryo Nurtjahyo Tan dan mendapat proyek pembuatan surat izin mengemudi dari Markas Besar Kepolisian RI. Pada 1992, Setya, yang memimpin PT Citra Permatasakti Persada, memenangi tender dengan Mabes Polri.

PT Citra adalah perusahaan yang didirikan putri pertama presiden kedua Indonesia, Soeharto. Pada 1998, proyek yang dikerjakan Setya ini menjadi sorotan karena diduga merugikan negara. Belakangan, kasus ini tak pernah tersentuh.

Pengacara Setya, Maqdir Ismail, menyatakan tidak tahu hubungan Setya dengan Johanes. "Sama sekali enggak pernah cerita," ujarnya. Adapun Johanes menutup rapat mulutnya saat diberondong pertanyaan oleh wartawan setelah menjalani pemeriksaan di KPK. Termasuk soal kedekatannya dengan sejumlah politikus Golkar.

Johanes Kotjo juga dikenal dekat dengan Keluarga Cendana atau keluarga bekas presiden Soeharto. Menurut laporan majalah Tempo edisi 19-25 Juni 2000, pria lulusan Technical University di Berlin, Jerman, ini menjalankan bisnis putra ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo, di berbagai negara. Di India, misalnya, ia menjalankan bisnis pakan ternak melalui bendera Japfa Comfeed Company, juga di Zeta Group yang bergerak dalam bidang mesin dan metal.

Di Almaty, Kazakstan, Bambang dan Johanes menjalankan bisnis tambang emas. Di Kanada, mereka membentuk Indochina Goldfields Ltd. Johanes pernah pula menjadi chief executive officer perusahaan milik Liem Sioe Liong (Sudono Salim), pengusaha yang juga dekat dengan Soeharto.

Karena kedekatannya dengan keluarga Soeharto dan pengusaha di sekitarnya, pria yang pernah menduduki peringkat ke-117 sebagai orang terkaya Indonesia versi majalah Globe Asia ini kenal dengan Setya. Menurut majalah tersebut, kekayaan Johanes saat itu US$ 267 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun.

Kekayaan Johanes itu banyak disumbang dari kiprahnya sebagai pengusaha tambang. Ia malang-melintang di bisnis ini sejak 22 tahun lalu. Johanes, misalnya, menjadi salah satu pemegang saham BlackGold Natural Resources Limited di Singapura, yang bergerak di bisnis tambang batu bara. Melalui anak usahanya, BlackGold Asia Resources Pte Ltd, perusahaan itu menjadi anggota konsorsium proyek PLTU Riau-1. Proyek inilah yang mengantarkan Johanes berurusan dengan komisi antikorupsi.

Dalam keterangan resminya kepada media pada Selasa pekan lalu, salah seorang petinggi BlackGold Natural Resources Limited, Philip Cecil Rickard, mengatakan Johanes adalah bekas konsultan perusahaannya, yang berhenti sejak Juni lalu.

Hussein Abri Dongoran, Syafiul Hadi

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus