WANITA mana yang tidak tergiur. Tubuhnya tinggi tegap, kulit kuning, hidung mancung, wajah ganteng. Senyumnya pun sungguh menawan. Masih dilengkapi lagi dengan seragam dan pangkat: letnan kolonel marinir. Tidak heran bila Asep Sudrajat, 37, dengan mudah bisa menggaet janda-janda muda yang cantik dan kaya. Entah sudah berapa janda yang dia lalap. Sejauh ini yang mengadu ke polisi baru lima, berasal dari Bandung, Cirebon, dan Jakarta. Tiga di antaranya sudah hamil. Ketiganya meminta pertanggungjawaban Asep, tapi ketiganya sama-sama ogah dimadu. Akibatnya, Asep - anak seorang notaris - belum lama ini ditahan polisi Bandung. Bukan hanya karena doyan janda-janda, tapi juga seragam dan pangkat palsu yang dikenakannya. Jelasnya, dia letkol marinir gadungan. "Pekerjaan" Asep yang sebenarnya: menganggur. Lebih jauh lagi, para korban tak hanya dihamili. Tapi juga dikuras hartanya, konon. Nyonya Tina (bukan nama asli), asal Cirebon, misalnya, boleh dibilang sudah habis-habisan. Mulanya, ia berkenalan dengan Asep di terminal bis. Tina mengatakan ia akan mengontrakkan rumahnya. Asep lalu datang ke rumahnya, berlagak mau mengontrak. Berkat rayuan gombalnya, pembicaraan soal kontrak rumah beralih ke kontrak cinta. Singkat kata, Tina hamil - dan sejumlah uang dan hartanya sudah telanjur diserahkan kepada sang kekasih. Tapi, tahu dalam "bahaya", Asep segera lari ke Bandung. Di situ dia berhasil menggaet mangsa baru. Tina, yang berhasil melacak jejaknya, lalu melapor ke polisi. Sialnya, Asep cuma senyum-senyum dikerubuti para janda yang minta dikawini itu. "Salah sendiri, kenapa mereka percaya pada, seragam yang saya beli di tukang loak," ujarnya kepada TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini