TIGA puluh satu gadis remaja berbaris ke pinggir kolam renang. Mereka mengenakan baju renang seragam warna biru tua, dengan tutup kepala berwarna-warni. Memberi hormat sebentar kepada para penonton, mereka kemudian menceburkan diri ke dalam air. Di tepi kolam seorang pria bertubuh kurus, pelatih mereka, dengan sebuah peluit melekat di bibirnya tampak memperhatikan gerak-gerik cewek-cewek manis itu. Tak berapa lama, bersamaan dengan terdengarnya musik instrumentalia lewat pengeras suara, sang pelatih Eman Sulaeman, meniup peluitnya. Dan gadis-gadis muda itu pun bergerak. Mengelompok empat sampai lima orang, mereka berenang ke tengah kolam. Diiringi suara musik dan peluit, mereka berenang meliuk-liuk membentuk aneka ragam formasi Ada barisan yang berbentuk lingkaran, ada barisan berbentuk pohon cemara dan kerap pula mereka bersalto sambil menari-nari, seperti pertunjukan ikan pesut di kolam Ancol. Indah, memang. Dan, kendati sesekali salah seorang perenang masih membuat kesalahan, toh penonton menyambut peragaan synchronized swimming - atau renang indah - itu dengan hangat. Tepuk tangan dan suara siut-siutan sering terdengar pada setiap kali peragaan, yang dimulai sejak Kamis sore pekan lalu di kolam renang Senayan, Jakarta. "Kita ingin mengikuti langkah Komite Olimpiade Internasional yang sudah mempertandingkan renang indah di Olimpiade Los Angeles, Agustus lalu," kata ketua umum PRSI M.F. Siregar kepada Rudy Novrianto dari TEMPO. Maksud Siregar, jelas, olah raga baru itu setelah dihidupkan juga akan dipertandingkan di Indonesia. Selambat-lambatnya pada PON XII, 1989 mendatang," katanya. Itulah sebabnya, demonstrasi pengenalannya, agar lebih mantap, dipilih tepat pada Kejuaraan Nasional Antar-Perkumpulan Renang Seluruh Indonesia yang berakhir Minggu pekan lalu itu. Ada harapan, rupanya, dari PRSI, seperti kata Siregar, bahwa usai kejuaraan, para pengasuh klub renang yang baru habis berlomba akan berlomba pula menghidupkan cabang olah raga itu di daerah masing-masing. Renang indah sebenarnya bukan baru, terutama buat pengasuh klub renang di Jakarta. Dengan nama lama, balet air, cabang olah raga berasal dari Amerika Serikat ini pernah hidup di Indonesia sekitar 1966. Yakni, ketika Eman Sulaeman - pelatih yang kini diangkat ketua Panitia Teknik Renang Indah oleh PRSI - merintis kegiatan olah raga air itu di tempat kerjanya di Pertamina, Jakarta. Eman memulai usaha itu karena terangsang oleh peragaan balet air oleh sekelompok perenang Mesir di pesta olah raga Ganefo, 1963, di Jakarta. Ia mempelajari seluk-beluk olah raga itu dan kemudian mendirikan perkumpulan pada sekitar 1966. Dua tahun setelah mendirikan klubnya. Eman, pada 1968, bahkan pernah memperagakan untuk pertama kalinya olah raga senam air, begitu nama lain olah raga itu, di Kejuaraan Renang Seluruh Indonesia, di Jakarta. Sambutan waktu itu juga hangat. Tapi, hanya bertahan empat atau lima tahun. Setelah itu, tak jelas apa sebabnya, olah raga ini mati sendiri. Dan baru kini agaknya akan dihidupkan lagi, untuk kemudian diperlombakan. Menurut Eman, 47, juara loncat indah Pesta Sukan Singapura, 1967, secara mendasar, tak banyak perubahan cara bermain olah raga itu antara yang dulu dan yang sekarang. "Hanya ada penambahan gerak tarinya saja," katanya. Dia tak merinci detail penambahan gerak tersebut. Tapi, antara lain, katanya, kalau dulu gerak salto dan split tak ada - kini gerakan itu dominan. Sehingga penambahan itu dengan sendirinya menambah ketentuan dalam penilaian. Tapi, tak seperti nomor-nomor lain pada renang, renang indah ini belum pernah dipcrtandinkan buat perenan pria. "Memang ini olah raga khusus buat putri," ucap Siregar. Bisa jadi, karena penemunya dulu memang seorang wanita. Yakni: Katherine Curtis perenang cepat dari Universitas Wisconsin, AS. Dia tercatat sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan olah raga ini di kalangan mahaslswa universitas itu, pada 1920. Setelah itu, terutama setelah didemonstrasikan di Chicago World Fair, 1934, renang indah amat populer di AS. Ini memaksa Persatuan Atletik Amatir Amerika Serikat mengakui olah raga ini dan mempertandingkannya secara resmi dalam Kejuaraan Nasional sekitar 1946. Enam tahun kemudian, olah raga yang bisa disebut sebagai gabungan olah raga senam dan renang itu resmi diakui FINA (Federation Internationale de Natation Amateur - Federasi Renang Internasional). Dan FINA sendiri kemudian untuk pertama kali menyelenggarakan perlombaan renang indah antarnegara pada 1973. Biasanya terdiri atas tiga nomor perlombaan, yaitu solo (perorangan), duet (ganda), dan tim (bisa empat sampai delapan perenang) kejuaraan itu sampai kini didominasi oleh perenang-perenang AS. Bahkan sampai Olimpiade 1984 di Los Angeles - renang indah diakui Komite Olimpiade Internasional pada 1980 - AS terus memegang supremasi. Yakni, atas nama perenang indah: Tracie Ruiz (solo) dan pasangan Candi Costie dan Tracie Ruiz (duet). Kini, sedikitnya 36 negara, termasuk Indonesia, sudah menggiatkan renang indah. Di Asia, Indonesia menjadi negara ketiga, setelah Jepang dan RRC, yang sebelumnya sudah merintis kegiatan olah raga itu. Sulitkah memainkan olah raga yang akan dikembangkan ini? "Sulit-sulit enggak. Yang penting, kita harus bisa kompak. Sebab, jika satu tenggelam, pasti semua bisa tenggelam," tutur Fitrah Utama, 18, salah seorang perenang indah yang baru ikut peragaan. Dan yang pasti, atlet renang indah selain harus bisa berenang juga harus bisa menyelam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini