SEBUAH kubur di Sumenep, Madura jadi rebutan baru-baru ini. I Putu Slamet, 35, berniat memboyong isi kubur itu ke kampung halamannya di Bali. Sebab, ia yakin, kubur tadi berisi jasad Jokotole alias Kudho Panole atau Kudho Penasih. Oleh sementara penduduk Bali, tokoh sakti yang "biasa mengendarai kuda terbang" itu diyakini sebagai leluhur mereka yang hidup pada abad ke-14. Slamet berhajat memindahkan kubur itu agar anak cucu Jokotole bisa lebih mudah menziarahinya. Apa mau dikata, gagasan itu ditentang keras penduduk Sumenep. Siang malam makam itu lalu dijaga ketat oleh Hansip, malah diterangi lampu neon segala. Soalnya, penduduk sekitar pekuburan menganggap Jokotole bukan orang Bali, melainkan asli Madura. "Ia keturunan Pangeran Mandaraga, dan asli Sumenep. Kalau keturunannya ada yang tinggal di Bali boleh-boleh saja. Tapi kalau sampai ada yang berani membongkar kubur Jokotole, tahu sendiri," kata seorang tokoh masyarakat di Sumenep. Slamet, yang sudah merencanakan upacara adat dan bermat memboyong kubur itu dengan pesawat terbang, jadi mundur teratur. Tapi dalam hatinya dia masih bangga juga. Sebab, kubur yang menurut keyakinannya kubur leluhurnya, ternyata, juga sangat dihormati di Sumenep.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini