Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Malang optimistis angka partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2019 meningkat dibanding Pemilu 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesuai daftar pemilih tetap (DPT), pemilu serentak itu diikuti 1.976.531 orang pemilih. Mereka berhak menyalurkan hak pilihnya lewat 8.409 tempat pemungutan suara yang tersebar di 33 kecamatan.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat KPUD Kabupaten Malang Taufik mengatakan, angka partisipasi pemilih di wilayah kerjanya memang belum menggembirakan jika merujuk pada pemilihan Bupati Malang, Gubernur Jawa Timur, dan Legislatif. Hanya angka partisipasi pemilih pemilihan presiden yang lumayan bagus.
“Tapi tetap saja angka rata-rata enggak pernah mencapai 75 persen atau 80 persen. Tapi kami tetap bersemangat dan bekerja keras untuk menyukseskan pemilu tahun ini,” kata Taufik kepada Tempo, Selasa, 16 April 2019.
Menurut Taufik, KPU pusat menargetkan angka partisipasi pemilih Pemilu 2019 minimal 79 persen. Di tingkat provinsi, KPUD Jawa Timur menargetkan angka partisipasi minimal 74 persen. Sedangkan di tingkat Kabupaten Malang, KPUD setempat menargetkan perolehan suara dalam kisaran 74-75 persen.
Taufik memastikan KPUD sudah bekerja keras mensosialisasikan Pemilu 2019. Kerja keras itu antara lain dibuktikan dengan membentuk Tim Relawan Demokrasi (Relasi) dan berkreasi dengan mengadakan lomba swafoto di tempat pemungutan suara atau TPS—bukan di dalam bilik suara—pada 17 April besok.
Tim Relasi dibentuk pada 24 November 2018. Tim yang beranggotakan 55 orang ini aktif bekerja mulai 17 Januari 2019 hingga hari pemungutan suara berakhir. Tugas mereka melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilu ke kelompok-kelompok masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota kabupaten. Personel Tim Relawan bekerja berbasis segmentasi seperti kaum buruh dan organisasi masyarakat.
Sejauh ini, kata Taufik, diasumsikan peran Tim Relasi mampu mendongkrak antusiasme masyarakat untuk menggunakan hak pilih hingga 20 persen. Makanya KPUD setempat pun optimistis angka partisipasi bisa mencapai minimal 76 persen dari kisaran target di atas.
“Ya, paling tidak, nanti yang Pilpres lebih tinggi angka pemilihnya dibanding pileg (pemilihan legislator DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota) dan pemilihan anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah),” ujar Taufik.
Taufik berkeyakinan angka partisipasi Pilres 2019 nantinya paling tinggi figur dua pasangan calon sudah sangat populer, khususnya untuk calon inkumben Joko Widodo atau Jokowi dan penantang Prabowo Subianto.
Selain itu, pemerintah daerah setempat pun sangat antusias mensosialisasikan pemilu 2019. Begitu pula yang dilakukan oleh tim sukses kedua pasangan. Namun, sekali lagi kata Taufik, faktor keterkenalan atau kepopuleran kedua pasangan yang menjadi daya tarik utama pemilih sehingga angka partisipasi pemilih Pilpres 2019 diharapkan paling tinggi dan bisa mendekati angka partisipasi Pilpres 2004.