Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menuding kubu inkumben melakukan strategi yang menyerang pribadi Prabowo. Menurut Andre hal ini dilakukan karena kompetitor mereka, Joko Widodo - Ma'ruf Amin panik akibat elektabilitas Prabowo - Sandiaga terus naik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pihak sebelah ini panik, survei di bawah 50 persen. Pak Prabowo di atas 40 persen. Jadi segala cara upaya untuk menidskreditkan dan menyerang personal Pak Prabowo," ujar Andre di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Jalan Mega Kuningan VII, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Desember 2018.
Menurut Andre, belakangan banyak beredar isu yang menyerang Prabowo secara personal. Kubu inkumben dituding Andre sebagai penyebar isu-isu ini. Salah satu yang disebut adalah beredarnya gambar surat Dewan Kehormatan Perwira bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP yang berisi rekomendasi pemecatan Letnan Jenderal Prabowo Subianto dari Tentara Nasional Indonesia. Andre menampik kebenaran kabar itu.
Serangan lain, menurut Andre, adalah tulisan Usamah Hisyam, yang mengaku sebagai mantan Anggota Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 di sebuah situs yang memuat artikel yang bertema keislaman. Dalam tulisan ini Usamah menceritakan soal Prabowo yang menggebrak meja di depan para ulama dalam sebuah pertemuan, satu pekan sebelum Ijtima Ulama jilid 1.
"Surveinya hanya terpaut sedikit, muncul kepanikan dari kubu mereka," ucap Wakil Sekertaris Jenderal Partai Gerindra ini.
Disampaikan oleh Juru bicara BPN lainnya, Dahnil Anzar, merujuk pada Survei internal Koalisi Indonesia Adil Makmur, saat ini elektabilitas kedua pasangan hanya terpaut empat persen. Dahnil pun mengatakan saat ini terjadi gelombang massa pendukung ganti presiden.
Tak tanggung ia mengklaim sudah ada kenaikkan 15 persen akibat adanya gelombang ini. "Saat ini (elektabilitas Prabowo - Sandiaga) sudah hampir mencapai 45 persen," ujar Dahnil.