Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah desingan peluru di Aceh, muncul sebuah temuan penting. Sebanyak 26 kerangka manusia ditemukan dan dievakuasi di dua lokasi kuburan massal di Kabupaten Aceh Tengah, Jumat pekan lalu. Dari Dusun Guci, Desa Bor Ni Pasee, Kecamatan Permata, ditemukan 18 kerangka. Delapan lainnya digali di Desa Wei Ni Pasee, sekitar tiga kilometer dari lokasi pertama. Umumnya kerangka yang ditemukan dalam posisi terbenam hingga 1,5 meter di dalam tanah. Dari 26 kerangka, hanya enam yang masih utuh. Sebagian besar hancur berantakan. Di dalam kuburan juga ditemukan pakaian, celana dalam, dan tali-temali.
Kuburan massal itu dibongkar karena adanya laporan seorang saksi mata bernama Jarnidan, 44 tahun, warga setempat. Ia mengaku tahu adanya kuburan massal itu sejak 1999, saat masih menjabat Kepala Dusun Simpang Darus Muhajirin, Kecamatan Permata. Menurut Jarnidan, seluruh kuburan massal itu berisi korban pembantaian yang dilakukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sejak 1999 hingga 2001. "Mereka digorok, ditarik lehernya pakai tali, lalu dikubur dalam satu tempat," katanya saat menggali kuburan bersama pasukan TNI dari Batalion Infanteri Lintas Udara 431.
Jarnidan mengetahui hal itu karena dulu dia sering disuruh memijit anggota GAM yang tinggal di daerahnya. Lalu ada seorang aktivis GAM yang keceplosan mengaku telah membunuh sejumlah warga dan menguburkannya secara massal.
Tomi Lebang, Abdul Manan, Imron Rosyid, Syaiful Amin (Purbalingga), Adi Mawardi (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo