Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kamis, 12 Juni 1817. Sebuah kendaraan melesat di jalan yang kini termasuk Distrik Mannheim, Jerman. Kendaraan itu seluruhnya terbuat dari kayu. Ujung depan dan belakangnya beroda. Kedua roda disambungkan dengan sebatang kayu, mirip sepeda tanpa engkol. Penunggangnya mengendarainya sambil berlari.
Inilah nenek moyang sepeda. Ditemukan Karl Friedrich Christian Ludwig Freiherr Drais von Sauerbronn, kendaraan itu dinamai laufmaschine (running machine) karenapenunggangnya harus berlari agar kendaraannya melaju.
Karl von Drais-begitu ia lebih dikenal-adalah penemu Jerman paling kreatif abad ke-19. Berikut ini di antara temuan lainnya: alat penggiling daging, perekam musik piano di atas kertas, dan quadricycle yang digerakkan dengan pedal. Alat penggiling dagingnya masih digunakan hingga saat ini, tapi laufmaschine yang paling istimewa. Pria kelahiran Karlsruhe pada 1785 itu diduga membuat laufmaschine karena terilhami derita akibat musim buruk Eropa.
Adalah Hans-Erhard Lessing, profesor fisika di Universitas Ulm, dan kurator dari Technomuseum Mannheim, Z.K.M. Karlsruhe, yang menghubungkan laufmaschine sebagai konsekuensi rentetan panen yang buruk di Jerman. Lessing juga telah mengkompilasi riwayat politikus Jerman yang meninggal pada 1851 itu dalam biografi Karl von Drais.
Alkisah, seusai amuk Tambora, Eropa dilanda cuaca ekstrem. Langit gelap. Hujan dan salju terus turun, meskipun di sebagian wilayah Eropa lainnya justru kekeringan. Panen gagal. Kelaparan merajalela. Stok pangan dan pakan ternak menipis. Kuda pun tak lagi diberi makan. Padahal kuda adalah moda transportasi utama saat itu. "Banyak orang terpaksa menyembelih kuda karena kekurangan makan," ujar Lessing.
Drais berpikir menciptakan alat transportasi yang tak memerlukan tenaga kuda. Lahirlah laufmaschine-belakangan disebut juga velocipede atau kuda dandy (draisine) karena penunggangnya sekaligus menjadi kudanya.
Belakangan, banyak yang mengaku lebih dulu menemukan sepeda sebelum velocipede. Klaim muncul dari beberapa negara, seperti Prancis dan Italia. Bahkan maestro seni Leonardo da Vinci disebut pernah membuat sketsa sepeda. "Tapi bukti otentiknya tak ada. Sedangkan draisine ada bukti tertulisnya dan dimuat di koran setempat waktu itu dan dipatenkan," kata Sekretaris Jenderal Komunitas Sepeda Tua Indonesia Fahmi Saimima.
Karena itu, Fahmi tak ragu menabalkan Karl von Drais sebagai Bapak Sepeda Dunia. Dia menyatakan punya rujukan sejumlah riset, terutama hasil konferensi internasional tentang sejarah sepeda. "Banyak yang mengklaim sebagai penciptanya tapi rujukan pertemuan mengacu pada Karl von Drais. Draisine juga sudah dipatenkan," ujarnya Senin pekan lalu.
Fahmi, yang sedang menyusun buku tentang sepeda, sepakat dengan Lessing bahwa draisine muncul saat musim paling buruk melanda Eropa. Dia juga percaya temuan Karl von Drais ini berhubungan dengan letusan Tambora, yang menjadi penyebab musim paling buruk itu. Sayangnya, menurut dia, banyak ilmuwan yang tidak memasukkan aspek iklim ekstrem akibat letusan Tambora sebagai alasan munculnya sepeda.
"Mungkin kaitannya kecil. Tidak mungkin tiba-tiba setelah terjadi letusan Gunung Tambora terus ada penemuan sepeda ini. Tapi saya percaya Tambora pasti ikut andil dalam penemuan ini," ujar Fahmi, karyawan sebuah bank swasta.
Clayton Marshall dari forum Cycling-id.com juga melihat kemungkinan hubungan antara Tambora dan penemuan sepeda. "Teori adanya keterkaitan lahirnya sepeda dengan Tambora cukup masuk akal," ujarnya.
Setelah aksi di jalan Mannheim, Karl von Drais beberapa kali terlihat memakai laufmaschine-nya. Misalnya, ia mengendarainya dari Gernsbach ke Baden-Baden. Tapi temuannya berakhir di gudang.
Otoritas setempat menganggap laufmaschine berbahaya dan dapat melukai si pengendara ataupun orang lain. Kendaraan itu pun dilarang dipakai. Beberapa tahun kemudian, laufmaschine disempurnakan oleh Pierre Michaux, berpartner dengan Olivier bersaudara. Mereka melengkapi laufmaschine dengan pedal. Jadilah sepeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo