NOKIA Professional Centre (NPC) di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, penuh sesak, Kamis pekan lalu. Puluhan warga masyarakat rela berpeluh dan berdesak-desakan antre di depan meja layanan pelanggan. Masing-masing menggenggam handphone merek Nokia. Di kantor NPC yang lain, situasinya hampir sama, penuh orang. "Kami mau meng-upgrade software," kata seorang pria, "Soalnya, ada yang bilang, handphone Nokia terkena virus Y2K (year two kilos)."
Virus Y2K? Sumber TEMPO di Nokia terkekeh-kekeh ketika dikonfirmasi. "Tidak ada itu yang namanya virus," katanya setengah geli. Orang-orang itu sedang termakan isu yang mengabarkan bahwa konon telepon seluler merek Nokia akan mati pada tahun baru nanti. Padahal, tidak ada satu pun telepon genggam Nokia yang terganggu fungsi komunikasinya menjelang dan setelah pergantian tahun nanti. Yang benar adalah ada satu fungsi pada Nokia seri 6110 dan 8810, yakni birthday reminder, gagal berjalan normal pada 29 Februari 2000. Dan itu tak ada hubungannya dengan Y2K. "Kita masih tetap dapat menggunakannya untuk menelepon," kata sumber tadi.
Kejadian di atas boleh jadi merupakan ilustrasi kecil bagaimana orang Indonesia menghadapi datangnya pergantian tahun dan Y2K. Di koran-koran, keadaannya lebih seru. Lihat saja halaman koran dan majalah belakangan ini. Hampir setiap hari ada berita tentang Y2K. Kolom-kolom iklannya pun penuh oleh pengumuman kesiapan beberapa perusahaan menghadapi tahun 2000. Kata-kata "Bebas Kutu 2000", "Bebas Hama Milenium", "Y2K Ready", atau "Y2K Compliant" bertebaran lewat iklan. Pelbagai perusahaan, mulai perbankan, asuransi, telekomunikasi, komputer, hingga pabrik kimia, secara mencolok berlomba-lomba mengumumkan diri bebas dari si kutu 2000.
Inilah cara pelbagai perusahaan meyakinkan orang bahwa bisnisnya tidak akan terpengaruh oleh masalah komputer yang sering disebut Y2K. Tak cukup dengan iklan, ratusan situs di internet dibangun untuk menyebarluaskan informasi tentang Y2K. Di semua media massa, baik dalam maupun luar negeri, hampir tiap hari ada tulisan yang membahas hama alaf ketiga ini. Singkat kata, Y2K mirip pandemi, wabah yang menyebar ke seantero jagat.
Mengantisipasi reaksi masyarakat terhadap Y2K, perusahaan-perusahaan tak cukup hanya mengumumkan telah bebas kutu 2000 kepada masyarakat. Mereka juga dengan serius melakukan antisipasi dari dalam. Seorang karyawati perusahaan asuransi Prancis yang mangkal di Jakarta bercerita. Sejak dua bulan lalu, katanya, manajemen kantornya sampai perlu memerintahkan agar semua karyawan siap-siap pindah kantor ke Singapura seandainya pada pergantian tahun nanti sistem komputer mereka tak berjalan mulus. Perintah pindah kantor itu, kata si karyawati, tak bisa ditawar.
Apa sebenarnya Y2K? Seberapa gawat sebetulnya ancamannya? Y2K yang juga dijuluki millennium bug ini bukan sembarang kutu. Kutu yang di Indonesia disebut MKT 2000 (masalah komputer tahun 2000) ini bukan makhluk hidup, melainkan suatu sebutan bagi kesalahan program komputer. Kesalahan ini diawali oleh sebuah kelalaian. Pada akhir 1950-an, demi menghemat ongkos kerja, para pengembang program komputer membuat standar penulisan tanggal dengan dua angka. Contohnya, 14 September 1965 ditulis menjadi 14-09-65. Mereka alpa bahwa angka 00 dapat dibaca sebagai tahun 2000 atau mungkin pula 1900. Padahal, bila komputer salah membaca data angka ini, akibatnya runyam. Salah-salah tabungan Anda yang segunung, misalnya, tiba-tiba menjadi bernilai 0 rupiah—karena pada tahun 1900 Anda lahir saja belum.
Repotnya, lebih dari 40 tahun kemudian, ketika komputer menjadi "nyawa" hampir setiap peralatan yang mengendalikan hidup manusia sehari-hari, masalah itu telah menyebar dan merasuk ke mana-mana. Hampir semua benda elektronik di sekitar kita pada dasarnya adalah komputer, yang fungsinya bergantung pada mikrocip, sirkuit elektronik paling kecil, yang mengatur operasi alat bersangkutan. Mikrocip ini ada di mana-mana: di dalam pemutar video, penyejuk udara (AC), mesin kasir, microwave, pengatur lalu-lintas, pengontrol distribusi listrik dan air minum, lift, elevator, penggerak mesin-mesin pabrik, serta pengendali satelit hingga peluru kendali (rudal).
Akibatnya, seperti bom waktu, persoalan yang kemudian secara salah kaprah dijuluki "kutu milenium" itu siap "meledak" di semua peralatan tersebut. Bisa dibayangkan jika semua komputer tak berfungsi sebagaimana mestinya. Kehidupan seluruh umat manusia kemungkinan besar bakal terancam kekacauan pada pergantian tahun yang tinggal dalam hitungan hari ini.
Dalam dunia perbankan, misalnya, sistem komputer sangat krusial. Tugasnya komplet, dari pencatatan rekening, penghitungan bunga, pencatatan transaksi kartu kredit, hingga pembagi uang di mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Di dunia penerbangan, komputer berperan besar dalam sistem pengontrol lalu-lintas udara.
Sejumlah mesin yang menentukan hidup-mati pasien-pasien di rumah sakit juga bergantung pada mikrocip: mesin anestesi, pompa infus, atau monitor detak jantung. Bagaimana jika semua alat itu ngadat? Pertanyaan ini jadi penting mengingat Kepala Pusat Data dan Ketua Kelompok Kerja MKT 2000 Departemen Kesehatan, Dokter Muharso, S.K.M., mengatakan bahwa hingga saat ini, dari 1.096 rumah sakit yang ada, 47 di antaranya tergolong berisiko terkena dampak Y2K. Ini berarti ada beberapa fungsi komputer di rumah sakit tersebut yang kemungkinan besar terganggu.
Kekhawatiran besar juga muncul berkaitan dengan komputer-komputer yang mengatur reaktor nuklir di banyak negara. November tahun lalu, The British American Security Information Council, sebuah kelompok yang peduli pada perlucutan senjata nuklir, mengingatkan bahwa Y2K bisa menyebabkan sistem rudal Rusia menerima pesan salah sehingga secara otomatis melepaskan tembakan rudal balasan. Di Amerika, tahun lalu, Komisi Pengawas Nuklir menyimpulkan bahwa Y2K bisa menyebabkan komputer salah memonitor sejumlah fungsi penting berkaitan dengan sistem pendinginan reaktor dan pendistribusian bahan bakar.
Pertengahan Desember ini, pemerintah Amerika dan Rusia mengumumkan rencana memasang video dan saluran telekomunikasi langsung untuk memonitor masalah-masalah yang mungkin timbul di 132 reaktor nuklir mereka sejak bulan ini sampai sehabis pergantian tahun. Menteri Energi Amerika Bill Richardson mengatakan, sambungan langsung telekomunikasi video itu dimaksudkan untuk memantau perkembangan sistem komando kedua negara seraya berjaga-jaga seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan mencegah kemungkinan buruk.
Masalahnya, Rusia, juga negara-negara Asia, tengah terlanda krisis ekonomi. Pembersihan "kutu milenium", yakni menjadikan semua perangkat lulus tes Y2K (Y2K compliance), memerlukan biaya besar, dan hampir dipastikan negeri itu tak memiliki cukup perhatian untuk membereskannya.
Bagaimana dengan Indonesia? Negeri yang masih belum juga keluar dari krisis ini punya Kelompok Kerja MKT 2000 di bawah koordinasi Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (kini diketuai Menteri Perhubungan). Tim ini mengurusi segala hal yang berkaitan dengan hama alaf ketiga di Indonesia, termasuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Namun, agaknya, kata-kata saja belum cukup mampu menjelaskan apa dan bagaimana Y2K memengaruhi kehidupan. Buktinya, lebih dari separuh responden jajak pendapat TEMPO yang ditanyai tentang apa itu Y2K terus terang menjawab tidak tahu.
Rupanya, meski banyak badan pemerintah dan perusahaan swasta menyatakan "Y2K ready", tak ada yang benar-benar tahu seberapa buruk dampak yang bakal terjadi sampai menjelang jam-jam terakhir menuju pergantian tahun. Tidak ada satu pun manusia di planet ini yang sungguh-sungguh mampu menerka apa yang akan terjadi ketika jam berganti dari 23.59.59 menjadi 00.00.00, Sabtu dini hari nanti. Itu sebabnya sejumlah rencana cadangan harus disiapkan.
Pengamat teknologi informasi, Roy Suryo, khawatir bakal meletup gejolak sosial tak lama setelah malam pergantian tahun baru nanti. Alasannya sederhana. Memang kalangan perbankan nasional, umpamanya, sudah menyatakan "Y2K ready". "Tapi, seandainya akibat kesalahan komputer membaca data, kemudian listrik dari PLN mati, sehingga ATM-ATM pun lumpuh, padahal masyarakat sudah antre mau mengambil duit karena sebentar lagi Lebaran, apakah bukan tidak mungkin bakal muncul kerusuhan?" tanya dosen multimedia di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, itu.
Kekhawatiran Roy boleh jadi berlebihan. Namun, kalau dilihat dari gejala sosial belakangan ini, ketika masyarakat begitu gampang marah dan melakukan tindakan anarkis, bukan tidak mungkin kekhawatirannya masuk akal juga. Apalagi aparat keamanan sendiri berkesan bingung.
Kepala Dinas Penerangan Kepolisian Brigjen Erald Dotulong mengatakan, polisi tidak menyiapkan satu tim khusus guna mengantisipasi kemungkinan buruk akibat millennium bug. Polisi, seperti biasa, hanya menggelar Operasi Lilin dan Ketupat. Ini nama operasi untuk satuan tugas yang mengamankan hari-hari sekitar Natal, Tahun Baru, dan Lebaran. "Kalau ada tim khusus, kami malah bingung sendiri karena kami tidak tahu masalah spesifiknya di mana, kejadiannya apa. Kami belum tahu," katanya kepada Edi Budiyarso dari TEMPO.
Kata-kata rupanya memang tidak cukup menjelaskan apakah orang harus takut atau justru tenang-tenang saja menghadapi datangnya pergantian tahun dan MKT 2000. Semuanya serba tak pasti.
Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini