Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lagu Itu Mulai Dilupakan

Tulungagung sering banjir akibat luapan sungai brantas. berkat usaha warga dan pemda banjir dapat diatasi. lagu nasib kota tulungagung yang dinyanyikan karena banjir, berangsur mulai dilupakan.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"OH nasib Tulungagung" adalah sebuah lagu langgam yang pernah cukup populer di tahun 50-an. Khususnya di daerah ini. Lagu itu menggambarkan betapa merananya nasib kota ini di saat-saat air sungai Brantas banjir dan menggenangi kota serta sekitarnya. Tapi lagu berirama lembut ini segera pudar didesak lagu-lagu berirama keras belakangan ini. Bersamaan dengan itu pihak Pemda Kabupaten Tulungagung juga secara perlahan berusaha melupakan bait-bait lagu tadi dari ingatan para warga kota ini khususnya. Setidak-tidaknya semenjak 4 tahun terakhir ini. Yaitu antara lain dengan memperbaiki tanggul-tanggul, memasang pompa-pompa penyedot, pengerukan sungai-sungai yang ada di dalm kota dan meninggikan jalan di beberapa bagian kota. Dengan adanya usaha-usaha ini, terutama melalui pompa-pompa penyedot tadi, memang akhir-akhir ini kota Tulungagung sudah dapat dikatakan bebas banjir. Bahkan kesibukan menghapus banjir ini banyak menarik perhatian daerah-daerah sekitarnya, terutama yang juga kerap kecipratan banjir sungai Brantas. Lebih menarik lagi karena kemudian yang terbebas dari banjir bukan saja kawasan kota, malahan juga beberapa kawasan Kabupaten Tulungagung. Sebab ternyata tanah Rawa Bening dan rawa Gesikan sudah berhasil dikendalikan sehingga desa-desa di sekitarnya tak pernah tergenang air lagi. Kotor Jembatan Grobogan yang berada di tengah-tengah kota dan masih merupakan peninggalan Hindia Belanda memang belum juga diganti. Karena rupanya pihak Pemda Kabupaten Tulungagung berpendapat jembatan itu masih cukup kuat, walaupun bebannya semakin berat juga -- terutama karena peranannya secara langsung menghubungkan kota Tulungagung dengan Trenggaiek. Hanya saja melalui dana Inpres di kiri kanan jembatan telah ditambah jalur untuk kendaraan lambat dan pejalan kaki. Sayang bahwa kota Tulungagung akhir-akhir ini tampak semakin kotor. Sampah berserakan di mana-mana, bagaikan tak ada niat warga kota ataupun pemerintah daerah untuk menyingkirkannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus