Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tujuh belas Agustus 1945 melambungkan keyakinan bahwa ”masyarakat percaya mereka bisa mengatur diri mereka sendiri” tanpa campur tangan si kate Jepang atau si bule Belanda. Tapi, di sisi lain, muncul aneka realitas yang tak gampang ditundukkan. Termasuk membengkaknya power si ”penyambung lidah rakyat” yang sungguh karismatis, Bung Karno.
Cemas berkecambah di banyak kepala. Solusinya, rakyat harus lebih diberdayakan untuk bisa mengatur diri sendiri lewat geliat partai, yang tumbuh melebihi cendawan di musim hujan.
Lewat Undang-Undang Dasar Sementara 1950, amanat dititipkan: pemerintahan dikelola berdasarkan sistem parlementer dengan kabinet dan menteri-menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Sebuah era baru dimulai, dengan optimisme terkembang begitu lebar, hingga menutupi lontaran sedih Thomas Jefferson, konseptor utama Deklarasi Kemerdekaan (1776) Amerika Serikat. ”Demokrasi sesungguhnya tak lain dari aturan kerumunan. Ketika 51 persen suara bisa mengambil alih hak 49 persen lainnya.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo