Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Perusahaan Farmasi Gandakan Produksi Obat Covid-19

Indofarma dan Kimia Farma mengintensifkan produksi obat terapi Covid-19. 

10 Juli 2021 | 00.00 WIB

Teknisi laboratorium menunjukkan obat Remdesivir di fasilitas Eva Pharma di Kairo, Mesir, 1 Juni 2021. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Perbesar
Teknisi laboratorium menunjukkan obat Remdesivir di fasilitas Eva Pharma di Kairo, Mesir, 1 Juni 2021. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Indofarma mengimpor Remdesivir dari Mylan Laboratories Ltd, India.

  • Perusahaan juga berencana memprodusi Oseltamivir 75 miligram hingga delapan juta butir per bulan.

  • Azitromycin dan Remdesivir sudah tiba di cabang-cabang Kimia Farma.

JAKARTA - Perusahaan farmasi beradu cepat memproduksi obat terapi Covid-19 untuk memenuhi peningkatan permintaan akibat lonjakan angka kasus positif. Sekretaris Perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk, Wardjoko Sumedi, mengatakan Perseroan memiliki tiga obat terapi Covid-19, yaitu Remdesivir (Desrem) vial, Oseltamivir 75 miligram kapsul, dan Ivermectin 12 miligram tablet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Untuk mengisi permintaan pasar yang tinggi, Indofarma menyiapkan (peningkatan) produksi," ujar Wardjoko kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Wardjoko, untuk Remdesivir dengan merek dagang Desrem dalam kemasan vial, Indofarma sudah mengimpor produk jadi dari Mylan Laboratories Ltd, India. Dia mengakui, stok produk ini pada Mei dan Juni lalu sempat kosong karena pemerintah India melarang kegiatan ekspor. Namun, pada Juli ini, Mylan kembali mendapat izin ekspor dari Kementerian Kesehatan India.

"Indofarma pada Juli ini mengimpor 230 ribu vial (Remdesivir) dengan estimasi kedatangan di pekan kedua Juli sebanyak 140 ribu vial dan pekan ketiga Juli 90 ribu vial," tutur Wardjoko.

Obat Oseltamivir Phosphate. Dok Tempo

Indofarma juga berniat memprodusi obat Oseltamivir 75 miligram dalam bentuk kapsul sebanyak lima juta butir. Produksi akan dilanjutkan pada Agustus-September masing-masing sebanyak delapan juta butir. Sedangkan untuk produk Ivermectin, ujar Wardjoko, Indofarma akan memaksimalkan kapasitas dengan rencana produksi pada Juli ini sebanyak 8 juta tablet dan pada Agustus sebanyak 16 juta tablet.

Menurut Wardjoko, Indofarma akan mempertahankan harga obat sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) karena merupakan bagian dari induk usaha badan usaha milik negara (BUMN) farmasi yang juga memiliki tanggung jawab sosial. "Untuk mencegah gejolak harga, pendistribusian obat Covid-19 dilakukan oleh pedagang besar farma yang ditunjuk sesuai dengan pedoman cara distribusi obat yang baik," kata dia.

Direktur Produksi and Supply Chain PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Andi Prazos, berujar Perseroan sedang menggejot produksi Favipiravir karena bahan baku sudah datang. Selain itu, Kimia Farma mempercepat impor obat Azitromycin dan Remdesivir. Menurut dia, hasil produksi akan dikirim secara harian ke gudang sentral. Mulai pekan ini hingga pekan depan, produk-produk tersebut sudah terkirim ke cabang-cabang.

"Sejak Selasa kemarin sudah terkirim ke rumah sakit dan apotek di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang membutuhkan. Silakan rumah sakit menghubungi cabang kami sesuai area operasional," ujar Andi kepada Tempo.

Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi BUMN Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu lalu, Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menyampaikan bahwa obat Azitromycin telah didistribusikan sebanyak 58 ribu kemasan dus sejak Juni lalu. Dengan setiap dusnya berisi 20 tablet, Azitromycin yang telah terdistribusi sekitar 1,16 juta tablet. Pada bulan ini Kimia Farma akan mendistribusikan hampir enam juta tablet.

Pabrik obat PT Indofarma Cibitung, Bekasi. Dok Tempo/Dasril Roszandi

Adapun produksi Favipiravir ditargetkan bergulir sampai 23 Juli mendatang sejumlah tujuh juta tablet. Menurut Verdi, Favipiravir sudah memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dan telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit melalui Kimia Farma Trading and Distribution.

"Favipiravir ini merupakan produksi Kimia Farma. Ada enam industri dalam negeri yang juga memproduksi dengan menggunakan bahan baku hampir semuanya impor," ujarnya.

Verdi menjelaskan, obat terapi bagi pasien Covid-19 jenis Remdesivir ditargetkan beredar di pasar mulai September 2021. Ia mengatakan, percepatan pengadaan Remdesivir dari India masih terhambat situasi karantina wilayah di negara produsen.

Kimia Farma juga tengah dalam proses pengembangan Remdesivir injeksi. Verdi berharap produk Remdesivir injeksi untuk kebutuhan di dalam negeri bisa diluncurkan pada September 2021.

Adapun Chief Executive Officer PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, menyebutkan secara umum perusahaan ini telah mengikuti aturan HET. Saat ini, kata dia, perusahaan berfokus pada kelancaran rantai suplai bahan baku atau obat jadi. “Proses produksi pun dikerahkan secara semaksimal mungkin," ujar Vidjongtius.

LARISSA HUDA


Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus