Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERSONGKOK hitam dan bersarung putih, Ma’ruf Amin hampir tak bergerak dari kursi di ruang tamu rumahnya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, -Jumat siang dua pekan lalu. Setiap kali dia berpindah tempat, anggota stafnya selalu membantu dia berjalan. Kaki kanan Ma’ruf keseleo. “Sebenarnya sudah tidak jadi masalah. Dokter meminta saya tidak berdiri. Kalau enggak, sembuhnya lama,” katanya dalam wawancara khusus dengan Tempo.
Sakit yang mendera kakinya membuat gaya kampanye Ma’ruf berubah. Sebelumnya, dia selalu berkunjung ke ber-bagai tempat, tapi kini tetamu yang mendatanginya. Siang itu, sekitar 30 orang sudah antre di depan rumah yang ditem-patinya setelah dia menjadi calon wakil presiden. Beberapa hari sebelumnya, mantan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini juga menerima “sukarelawan” dari berbagai wilayah, seperti Sukabumi dan Sumatera Barat.
Senin pekan lalu, Pengurus Cabang NU Kabupaten Bekasi mendeklarasikan dukungan untuk Joko Widodo-Ma’ruf. Dua hari kemudian, giliran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang menyampaikan dukungan. “Istirahat itu hanya tidak bergerak, bukan tidak berkomunikasi,” ujar Ma’ruf.
Menjadi pendamping Jokowi, Ma’ruf ditugasi terutama untuk mendekati pemilih dari kalangan muslim. Basis suara itu selama ini dianggap sebagai salah satu titik lemah Jokowi. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Eriko Sotarduga, mengatakan Jokowi lebih ditekankan menggarap kaum milenial. “Yang mengetahui kecenderungan di kalangan ulama itu memang Kiai Ma’ruf,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Per-juangan ini.
Ma’ruf menyatakan Jokowi beberapa kali bercerita soal tudingan anti-Islam. Ia juga membenarkan kabar bahwa perannya adalah menggalang dukungan dari kelompok Islam. Setelah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada Agustus lalu, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini bergerak menemui kiai di banyak wilayah. Ma’ruf mengaku meminta restu dari para ulama. Dalam berbagai pertemuan, dia juga menjelaskan soal keislaman Jokowi yang tak perlu diragukan lagi.
Dalam kampanyenya, Ma’ruf dibantu sejumlah tim. Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum, Juri Ardiantoro; ekonom Imam Sugema; serta putri Ma’ruf, Siti Ma’rifah, menjadi anggota tim inti Kiai Ma’ruf Amin atau KMA. Tim ini bertugas menyiapkan materi kampanye ketika bertemu dengan pemilih.
Tim lain, seperti Bravo-5—organisasi yang dibentuk Luhut Binsar Pandjaitan, kini Menteri Koordinator Kemaritiman, untuk memenangkan Jokowi pada 2014—juga ikut membantu pergerakan Ma’ruf. Ketua Bravo-5 Wilayah Banten Irsyad Djuwaeli mengatakan, Ahad pekan ini, Ma’ruf akan hadir di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, bersama Jokowi. Irsyad berencana menghadirkan 500 kiai dalam pertemuan tersebut. Baik Jokowi maupun Ma’ruf bisa memberikan penjelasan kepada para kiai tentang tudingan anti-Islam dan keterlibatan Jokowi dalam Partai Komunis Indonesia.
Sakitnya Ma’ruf membuat dia absen dalam sejumlah kegiatan. Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Maman Imanulhaq, mengatakan Ma’ruf tak bisa menghadiri acara selawat satu jari—berselawat sambil mengacungkan satu jari, yang merupakan nomor urut pasangan itu—yang diluncurkan di Garut, Jawa Barat, awal Desember lalu. Acara itu juga menjadi ajang klarifikasi terhadap keislaman Jokowi. “Ketika Abah (sapaan Ma’ruf) tak hadir, kami menggantikannya,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Masduki Baidlowi menyangkal kabar bahwa dukungan warga NU terpecah. Dia optimistis nantinya warga NU akan memilih Jokowi-Ma’ruf dan elektabilitas pasangan itu bakal meningkat. “Tunggu saja. Pengurus Nahdlatul Ulama juga pasti akan bergerak,” ujarnya.
Maman juga mengaku menggalang dukungan dari sejumlah ulama muda. Akhir November lalu, sejumlah habib yang tergabung dalam Habib Muda Nusantara atau Hadana mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka, kata Maman, kemudian bertugas mendekati kalangan milenial muslim.
Ma’ruf juga mendekati warga Muhammadiyah. Petinggi Tim Kampanye Nasional yang menjadi pentolan untuk mendekati anggota organisasi tersebut adalah politikus Partai Golkar, Hajriyanto Thohari, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia Ahmad Rofiq, serta Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni. Hajriyanto menjadi Ketua Muhammadiyah, Rofiq pernah menjabat Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sedangkan Antoni mantan Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Menurut Rofiq, Ma’ruf mendekati elite Muhammadiyah yang dikenalnya di Majelis Ulama Indonesia. “Sedangkan kami bergerak ke bawah,” ujar Rofiq. Pendekatan ke Muhammadiyah dilakukan dengan intens. Sebab, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di kalangan ini tertinggal dari Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Survei Y-Publica pada September lalu menunjukkan hanya 39,9 persen pendukung Muhammadiyah yang mendukung Jokowi-Ma’ruf—selisih sekitar tiga persen dengan Prabowo-Sandiaga.
Hajriyanto Thohari mengatakan belum semua warga Muhammadiyah bisa menerima pencalonan Ma’ruf. Menurut dia, tingkat penerimaan anggota Muhammadiyah terhadap Jokowi lebih tinggi ketimbang terhadap Ma’ruf. Maka, menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf ini, pendekatan terhadap anggota organisasi itu juga sering dilakukan Jokowi. Dia mencontohkan, Jokowi kerap menyelesaikan berbagai persoalan yang -dihadapi organisasi pelayanan Muhammadiyah.
Saat berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah di Lamongan pada Senin ketiga November lalu, Jokowi menaikkan status enam perguruan tinggi milik Muhammadiyah yang tersebar di Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa -Timur, dan Papua Barat. “Semuanya sudah memenuhi syarat menjadi universitas, tapi perizinannya mandek. Presiden menyelesaikannya dengan cepat,” ujar Hajriyanto.
Terpecahnya dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf juga terjadi di kalangan nahdliyin. Meski pasangan itu unggul jauh, hasil survei Y-Publica menunjukkan masih ada sekitar 23 persen pendukung NU yang ogah memilih Jokowi-Ma’ruf. Maman Imanulhaq mengatakan kader partainya dan Partai Persatuan Pembangunan terus mendekati pemilih nahdliyin.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Masduki Baidlowi menyangkal kabar bahwa dukungan warga NU terpecah. Dia optimistis nantinya warga NU akan memilih Jokowi-Ma’ruf dan elektabilitas pasangan itu bakal meningkat. “Tunggu saja. Pengurus Nahdlatul Ulama juga pasti akan bergerak,” ujarnya.
Ma’ruf Amin mengatakan warga NU solid mendukungnya. Dia menyatakan akan berkampanye habis-habisan mulai Januari mendatang. Ma’ruf berencana berkeliling ke Banten, Jawa Barat, Kalimantan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat. Saat ini, Ma’ruf belum bisa berkunjung ke mana-mana karena sedang memulihkan kakinya yang terkilir. “Jadi (mesin pemenangan) kami panasin dulu. Januari kami gerakkan supaya efektif,” ujarnya.
PRAMONO, HUSSEIN ABRI DONGORAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo