Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lomba nyanyi lewat telepon

Para pemakai jasa telepon umum terpaksa antre menunggu 2 gadis yang nelepon berlama-lama bahkan menyanyi segala. ternyata mereka ikut lomba nyanyi lewat telepon yang diselenggarakan radio geronimo. (ina)

26 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RINI, gadis remaja, memasuki telepon umum di pinggir jalan dekat Stadion Kridosono, Yogyakarta. Dari kantung bajunya dikeluarkannya sejumlah uang logam lima puluhan. Gagang telepon diambil, diputar angka-angkanya, telepon tersambung, si gadis bicara seadanya, lalu mengambil ancang-ancang. Ancang-ancang apa? Ia menyanyi -- sementara satu tangannya siap dengan logam lima puluhan lain, untuk cadangan agar sambungan telepon tak putus. Keruan saja yang antre jadi gelisah. Tapi Rini tenang saja meneruskan lagunya, sambil sesekali merapatkan pintu kotak kaca itu. Ketika ia keluar (menghabiskan tiga uang logam, berarti sekitar sembilan menit) pengguna jasa telepon umum yang menyusul ternyata bertingkah sama dengan Rini. Menyanyi. "Edan! Ini sudah edan! Telepon umum kok dipakai main-main," gerutu seorang bapak yang masih tetap antre. Gadis setelah Rini itu bahkan menyanyi lebih lama -- agaknya diulang-ulang. Banyak yang antre pada tak sabar -- termasuk si bapak tadi, yang akhirnya menjauh. Suasana di telepon umum seperti itu mulai muncul sejak awal Juni lalu. Ada yang mengorganisir keedanan ini ? Ada. Pusatnya di Radio Geronimo, pemancar swasta yang populer di Yogya. Kegiatannya memang ini: lomba menyanyi lewat telepon. Lagu yang dibawakan: Kumpul Bocah dan Aku Cinta Dia. Syarat-syarat: peserta harus mereka yang merasa suaranya persis suara Vina Panduwinata dan Chrisye, para penyanyinya yang asli. Ia cukup mengirim suara lewat telepon, dan di studio sudah siap alat perekam. "Jadi, orang yang malu-malu tetapi punya suara mirip Vina bisa ikut. Menyanyi lewat telepon 'kan bisa dari kamar sendirian," kata Kelik Subagyo, manajer program di radio itu. Lomba ini ternyata diikuti ratusan orang. "Benar-benar di luar dugaan," kata Kelik. Telepon umum diserbu para remaja -- umumnya para pelajar yang tinggal di rumah-rumah petak tempat kos. Ketika seleksi awal dilakukan, 29 Juni, tercatat 225 suara mirip Vina dan 150 mirip Chrisye. Maka, diadakan babak semifinal: suara tetap dikirim lewat telepon. Dewan juri yang diketuai Rafika Duri, penyanyi beneran yang kini menetap di Yogya, akhirnya menetapkan 19 finalis mirip suara Vina dan 15 mirip suara Chrisye. Untuk menentukan pemenang, dicari cara baru. Para finalis dipanggil satu-satu ke studio, dan direkam suaranya dengan iringan yang sudah disiapkan dalam kaset. Perekaman boleh dilakukan di ruang tertutup, sendirian, supaya orangnya tak malu. Muncul sebagai pemenang, yang diumumkan Ahad pekan lalu: Wisma, pelajar SMAN III Yogya, dengan suara mirip Vina. Suara mirip Chrisye pemenangnya Ninik. Masing-masing mendapat hadiah Rp 50.000. Ternyata, Ninik ini cewek asli, sementara Chrisye 'kan lelaki tulen. Sang pemenang, dan umumnya para finalis, sebagian besar mengirimkan suaranya lewat telepon dari rumah masing-masing. "Yang menyanyi di telepon umum lebih banyak gugur, memang. Habis, berisik. Ada bunyi ketok-ketok kaca, ada yang suaranya terputus-putus karena coin telat dicemplungkan," kata Kelik. Nasib, nasib.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus