Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Madonna dan seks

Terbit buku berjudul "sex", menampilkan berbagai pose madonna tanpa busana. sekilas riwayat madonna. cuplikan wawancara wartawan the sunday times magazine.

14 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TELANJANG itu nyaman, kata Madonna. Maka buku Madonna yang belum lama ini terbit berjudul Sex, setebal 128 halaman, menyajikan sejumlah foto penyanyi kondang ini tanpa busana. Bukan foto-foto yang dibuat di dalam studio, tapi foto di kehidupan sehari-hari. Madonna telanjang mendaki bukit Madonna telanjang dalam warung pizza Madonna telanjang di pompa bensin Madonna melenggang di jalan raya dan cuma ada tiga barang yang bukan tubuhnya: tas tangan, sepatu, dan rokok. Lho, bagaimana foto-foto itu dibuat? Apa orang-orang sekitarnya lalu tak heboh, tanya David Ansen, wartawan majalah Newsweek. Tentunya orang-orang itu mengenal wanita ini, yang konon terkondang sejagat kedua setelah Lady Diana. Inilah ceritanya. Misalnya, tentang foto di warung pizza itu. Keduanya masuk ke warung, Madonna mengambil tempat, juru foto mencari sudut pandang paling pas. Lalu, ketika si juru kamera sudah menemukan posisi dan siap jepret, ia pun memberi isyarat. Harap maklum, dalam melaksanakan proyek buku ini, ke mana pun keduanya pergi, Madonna hanya memakai mantel, tanpa apa pun lagi di balik mantel itu. Setelah mendapat isyarat dari Steven Meisel, si juru fotonya itu, segera saja Madonna melepaskan mantelnya, lalu jepret...jepret...jepret.... Konon pemilik warung sempat menelepon polisi. Tapi keduanya sudah kabur sebelum polisi tiba. Dilihat dari riwayat Madonna, mungkin peri lakunya itu adalah sebuah pemberontakan. Madonna Louis Veronica Ciccone dilahirkan di Bay City, Michigan, Amerika Serikat, 16 Agustus 1958. Ayahnya, turunan Italia-Amerika, penganut agama Katolik yang kolot. Ibunya, berdarah Prancis-Kanada yang juga bernama Madonna, meninggal karena kanker payudara ketika Madonna masih anak-anak. Sejak saat itu ia mulai berperan sebagai seorang ibu - mengasuh adik-adiknya. Ketika remaja pun Madonna masih harus sering bekerja sebagai pengasuh anak untuk memperoleh uang. Tahun 1976 Madonna mendapat beasiswa dari Universitas Michigan. Tapi hanya dua tahun Madonna betah menekuni pelajaran. Suatu hari, dengan bekal US$ 37 dan ransel di punggung, ia pindah ke Manhattan, New York. Sebelum ia dikenal dunia, Madonna pindah-pindah dari grup band yang satu ke yang lain, bahkan pernah tinggal di Paris, jadi penari dan penyanyi pendukung di sebuah disko kecil yang tidak terkenal. Akhirnya ia mendirikan grup band sendiri, dan diberi nama sama dengan namanya: Madonna. Tahun 1983 ia merilis album baru berjudul Madonna, dan segera sebuah lagu di situ menjadi hit. Tapi yang kemudian benar-benar menjadikan Madonna mengisi majalah dan televisi hiburan adalah ketika albumnya berjudul Like a Virgin, tahun 1985, muncul dan langsung digemari di seluruh dunia. Di tahun awal popularitasnya itulah, persis pada hari ulang tahunnya yang ke-27, Madonna menikah dengan bintang film Sean Penn di kawasan elite Malibu, California. Dihadiri oleh banyak bintang terkenal, pesta perkawinan Madonna menjadi berita besar di seluruh dunia. Pasangan suami istri ini sempat main bersama dalam film komedi Sanghai Surprise yang diproduksi oleh perusahaan milik bekas anggota Beatles, George Harisson. Namun perkawinan keduanya tidak berumur panjang. Sebagai rocker yang memerlukan stamina tinggi, dalam hidup sehari-hari Madonna sangat disiplin. Hampir tiap hari ia awali dengan lari delapan kilometer, senam aerobik, dan renang. Ia juga menjauhi alkohol, daging, dan ikan. Untuk memperkaya ide dan menambah wawasan, ia menonton film-film kuno dan membaca puisi, sastra, dan novel populer. Tampaknya ia tak cuma piawai di panggung dalam mencari popularitas dan bikin kejutan - misalnya mencopot dan melemparkan celana dalamnya kepada penonton. Sebelum buku Sex terbit, umpamanya, Madonna sudah melancarkan publikasi. Ia mengundang wartawan, dan beberapa wartawan tertentu ia beri kesempatan mewawancarainya panjang-lebar, luar-dalam. Salah satu yang ia terima adalah Andrew Neil dari The Sunday Times Magazine. Berpakaian celana pendek hitam, kaus oblong, dan sepatu but tentara, Madonna menerima Andrew Neil di rumahnya, di Holywood Hill. Dalam dua nomor berturut-turut, salah satunya sebagai laporan utama, wawancara itu muncul di majalah terbitan London itu. Berikut cuplikannya: Kenapa kamu membuat buku itu, padahal kamu sudah populer? Kenapa? Kenapa?..Tidak ada peraturan bahwa orang tidak boleh menggunakan akal dan tubuhnya dari permulaan sampai akhir. Buku itu pada dasarnya merupakan sesuatu yang muncul dari pikiran saya. Kepala saya, kamu tahu, adalah katalisator untuk semua hal. Saya tempatkan diri saya sebagai aktris dalam buku itu. Saya memainkan satu peran. Aku ambil sebuah karakter bernama Dita Parlo, sebagai penutur dalam buku. Ceritakan tentang wanita itu! Dita Parlo? (Madonna tersenyum dan kemudian terkekeh-kekeh) Dia wanita yang baik. Dia hanya karakter, penutur cerita. Kenapa kamu harus membayangkan karakter orang lain? Karena aku mau. Karena itu bukan aku. Ia adalah Dita Parlo. Sama dengan buku-buku lain yang kamu baca...pasti tidak semuanya merupakan pengalaman langsung. Kebanyakan hanyalah imajinasiku.... Tapi orang akan tetap melihat dia sebagai kamu. Aku tidak peduli, jika itu membuat mereka senang. Apakah kamu melihat dirimu menjadi bagian dari revolusi seksual, dan apakah buku itu bagian dari hal itu? Ya, memang iya. Dengan keinginan untuk menyebarluaskan revolusi seksual? Aku tidak melihat revolusi seksual sebagai revolusi manusia. Tekanan pada memberi kesan tingkah laku yang buruk. (Ia tertawa, mungkin menyadari kontradiksi pikirannya itu). Ada orang yang fanatik, gila seks, rasisme, dan homofobia dan semuanya itu adalah ketakutan. Orang takut pada perasaannya sendiri, takut pada yang tidak diketahui, takut pada yang hal yang mereka tidak ketahui, dan aku bilang: jangan takut. Orang yang sudah membaca bukuku mengatakan, aku pun punya perasaan seperti itu. Tidak ada yang salah dalam soal itu.... Kamu juga menjelaskan soal pembebasan seksual.... Aku tidak berpikir bahwa itu berhubungan dengan revolusi seksual. Aku kira itu berhubungan... (Madonna diam, lama) dengan kurangnya pendidikan. Aku kira itu berhubungan dengan... (dia berhenti, seperti pikirannya berubah dengan cepat) Maksudku, aku tidak mengatakan bahwa orang sekarang melakukan seks lebih banyak daripada sepuluh tahun yang lalu. Aku benar-benar tidak percaya bahwa sekarang orang melakukan hubungan seks lebih banyak daripada 100 tahun lalu. Kau pernah mengatakan, "Ideku tentang seksualitas sangat emosional dan intelektual".... Ya, orang kan boleh saja punya perasaan seperti itu. Aku tidak berpikir orang harus pergi berkeliling dan memukul diri mereka sendiri dan berkata: Oh Tuhan, aku punya pemikiran seperti itu, aku orang yang jahat. Apakah orang sebaiknya melakukan hal yang ia khayalkan? Jika ada persetujuan bersama.... Bukuku itu berdasarkan fantasi dalam dunia yang ideal - suatu dunia tanpa orang kejam, dunia tanpa AIDS. Itu fantasi, itu dunia mimpi, itu yang diharapkan. Oke, jadi ketika aku menulis buku itu aku mengundang orang untuk hilang dalam mimpi dan untuk punya waktu yang menyenangkan, untuk bersenang-senang.... Aku bertemu dengan seorang gadis remaja yang menyesal telah menempatkan kau sebagai idolanya, setelah membaca tentang bukumu. Di situ kesalahannya. Mestinya dia tidak membaca tentang buku itu. Dia harus melihat sendiri dan menilainya sendiri. Kau tidak takut banyak anak muda yang merasa menyesal seperti itu? Apakah kau tak punya tanggung jawab dalam soal ini? Tanggung jawabku adalah untuk diriku sebagai seorang artis. Oke? (Dia mengatakannya dengan kasar) Kedua, aku bukan lagi anak-anak dan semua hal yang kulakukan mungkin tidak lagi untuk konsumsi anak-anak. Itu mungkin tidak bisa dimengerti oleh anak-anak, dan aku tidak menuntut mereka sebaiknya mengerti. Buku ini untuk orang dewasa... (dia tertawa...). Lihat, ada kekerasan di mana-mana. Ada kekerasan emosi.... Kau dapat menjatuhkan atau menghancurkan seseorang dengan kata-kata atau senjata. Ada pandangan lain yang mengatakan, restorasi nilai-nilai tradisional akan membuat orang lebih bahagia. (Ia berpikir sebentar) Apa itu nilai-nilai tradisional? Banyak yang terjadi pada era 1960-an, dan yang kau lakukan merupakan kelanjutan dari itu, mendorong hancurnya keluarga inti. Hasilnya adalah masyarakat dengan banyak ibu yang mampu membesarkan anak tanpa ada laki-laki di dalam rumah.... (Ia tampak asyik dengan posisi duduknya) Tapi kau boleh lihat, apabila orang menerapkan ide-ideku.... Aku kira Bush itu penuh kebohongan... ia selalu mengatakan omong kosong tentang nilai-nilai keluarga. Mari kita lihat soal ini dengan sungguh-sungguh. Mencintai keluarga berarti menerima mereka, oke. Jadi jika anakmu pulang ke rumah dan mengatakan saya gay, George Bush mengatakan itu salah, ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Jadi dia tidak mengatakan, rangkullah keluargamu dan cintailah mereka apa pun adanya. Omong kosong mengenai nilai-nilai keluarga. Bukuku tidak ada hubungannya dengan pembebasan sosial era 1960-an. Aku kira keluarga sangat penting, dan mempunyai ayah dan ibu sangat penting. Aku tidak mengerti kenapa ide yang aku sampaikan jadi bertentangan. Bukumu jelas bukan album foto keluarga. Karena ideku tentang keluarga itu sangat erotik, dan aku kira erotik itu untuk semua orang. Mungkin, aku tak tahu. Itu adalah sudut pandangku dan itu harus kau terima... Itu saja. Apakah dalam dirimu ada keinginan, atau malah kebutuhan, untuk selalu bikin sensasi? Bukan begitu. (Suaranya aneh dan dia mendadak bersemangat). Banyak wartawan yang berkhayal untuk menyulapku. Mereka katakan aku bukan artis, hanya tahu bagaimana menjual diri. Sebenarnya, semua itu kulakukan hanya untuk membuat orang terkejut. Tapi mereka merusakkan apa pun yang kulakukan dan katakan. Kalau semua yang kubikin hanya untuk mengejutkan orang, kenapa semua orang tertarik? Dan kenapa aku bisa bertahan lama? Karena aku punya sesuatu untuk dikatakan, itulah sebabnya. Kalau aku tidak punya sesuatu untuk dikatakan, aku akan diam dan menghilang. Jadi aku pikir itu bukan soal ingin mencari sensasi. Saya punya misi. (Dia tertawa lagi, mungkin karena merasa dalil itu agak menggelikan). Kamu pernah mengatakan bahwa kamu kadang-kadang menjengkelkan, mengganggu. Jadi ketenaranmu itu berkat mereka yang menolak dan menerimamu? Wah, aku bukan pengawas ketenaran diriku sendiri. (Madonna diam). Eh, tapi apa sih maksud pertanyaanmu? (Ia bertanya dengan sengit) Ketenaranmu sebanyak orang yang menyerang dan mengkritikmu, dan juga yang menghargaimu? Tidak. Ketenaranku tergantung kepercayaan terhadap gagasan yang kuhadirkan. (Rasanya ini tak mungkin. Madonna pasti tahu bahwa bukan soal "gagasan" yang nomor satu di pikiran penggemarnya. Tapi dia menekankan itu). Gagasan-gagasan itu, baik yang diterima dan menjadi inspirasi atau yang diludahi - itulah sandaran ketenaranku. Liz Rosenberg (penerbit dan teman lama Madonna) mengatakan, "Saya suka kalau orang benar-benar benci Madonna. Madonna juga begitu". (Ia membanting gelasnya ke meja) Ini pertanyaan yang kamu pungut dari wawancara! Jadinya di luar konteks. Kamu harus mengenal Liz dulu untuk mengerti apa yang dimaksudkannya. Jadi apa sebenarnya maksud Liz? Kalau orang menulis sesuatu tentang seseorang dan tulisan itu menyerang, lalu orang yang ditulis itu marah-marah, si penulis akan merasa terhibur karena marah-marahnya itu. Itulah yang dia maksudkan. Jadi kamu tidak suka dibenci? Saya rasa tak seorang pun senang dibenci. Saya rasa benci itu menakutkan. Pat Leonard (teman dan pencipta lagu) mengatakan, apabila kamu tidak cepat kawin kamu akan merusak dirimu sendiri secara psikologis. Apa sih maksud Leonard? Saya tak tahu. Kenapa tidak kamu tanya saja dia? (Ia tampak berpikir, lalu bertanya dengan nada antara terkejut dan marah: "Dia bilang begitu?") Ya. Itu pasti omongan orang yang sudah kawin dan punya beberapa anak dan mencoba mencari pembenaran gaya hidupnya sendiri dan pilihan hidupnya sendiri. Kalau dia mengatakan begitu... dia tidak kenal aku. Apa kamu tidak merasa.... (Ia menyela dan mengatakan dengan suara tinggi) Enak saja menilai orang lain. Siapa sih orang yang mengatakan, kalau seseorang tidak kawin maka ia secara psikologis akan.... Haruskah kamu tetap kawin dengan seseorang yang menganiaya kamu? Harus bertahan meski hubungannya kacau? Kalau kamu tidak siap untuk diikat, maka tidak seharusnya kamu kawin. Dino De Laurentiis (seorang produser film) mengatakan, "Kamu wanita yang sangat kesepian." Jadi kita mau apa? Menafsirkan semua pernyataan-pernyataan orang? Memang mereka pernah bekerja denganku, tapi mereka tidak benar-benar mengenal aku. Pat Leonard dan aku tidak pernah bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. De Laurentiis adalah eksekutif studio yang pernah makan malam tiga kali dengan aku. Saya rasa dia tidak layak.... Apakah dia bukan teman dekat terbaikmu? Bukan, seujung rambut pun bukan. Tapi ia adalah tipe pembuat film hebat yang bisa menilai apakah Madonna punya harapan dalam film. Kritik selalu bermunculan tentang permainan Anda di film. Tiap orang mengkritik apa pun yang aku lakukan.... Tapi Desperately Seeking Susan adalah sebuah film yang baik. Dick Tracy film bagus, begitu juga A League of their Own. Dan Body of Evidence sebuah film yang bagus. Film yang kuanggap jelek, Shanghai Surprise dan Who's That Girl? Bisa bercerita tentang Body of Evidence (Madonna memerankan seorang wanita sado-masochist yang membunuh kekasihnya waktu bercinta.) Biasa, seperti film Basic Instinct. Cuma perslah yang membuatnya menjadi lain. Film itu tentang kehidupan seks seseorang yang menegangkan. Tidak ada hubungannya dengan bukuku, tak ada hubungannya dengan albumku. Meskipun aku membintangi film itu, nggak ada urusan dengan isi filmnya, bagaimana disutradarainya, dan bagaimana editingnya. Beberapa orang menulis tentang film itu seperti ini, "Ya Tuhan, apakah Madonna harus sejauh itu sekarang?" Sepertinya aku yang mengambil keputusan tentang film itu. Saya nggak ada urusan. Tapi dalam film kan memang begitu.... Benar. Dalam film, sutradaralah yang memegang kontrol. Jadi, sangat berbeda dengan yang biasa kulakukan dalam musik, dan itu membuat aku frustrasi dan itulah sebabnya mengapa aku makin terlibat dalam memproduksi film. Akhirnya aku ingin menyutradarai film. Beberapa orang bilang kamu "tukang ngatur". Benarkah? Saya rasa siapa pun yang punya bisnis akan menjadi "tukang ngatur". Memangnya apa sih tukang ngatur itu? Seorang yang ingin tahu apa yang akan terjadi seorang yang menginginkan semua serba terurus seorang yang meminta setiap orang melakukan kerjanya dan itu dilakukan dengan baik. Kalau itu yang dimaksudkan, ya begitulah aku. Jadi sebuah bisnis kreatif tidak bisa demokratis? Ini demokrasi untuk tingkat tertentu. Jika aku bekerja di studio, pada akhirnya akulah yang akan mengambil keputusan akhir. Tapi aku tetap terbuka pada pendapat orang lain. Aku tak ingin menjadi to...tal..iter (Madonna tampak kesulitan mengejanya. Dan ia bertanya apa arti kata iconoclastic - orang yang menentang pemujaan terhadap berhala, lebih tepat, pada kemapanan. Ini jujurnya Madonna: kalau ia tidak tahu tentang sesuatu, dia tidak menyembunyikannya, tapi akan bertanya.) Aku tak ingin menjadi sesuatu yang menjadikan semua orang takut padaku, dan tak seorang pun mau mengemukakan apa yang dipikirkannya. Itu benar-benar gawat. Itulah demokrasi dalam tingkat tertentu. Apa itu bukan kediktatoran dalam bentuk lunak? (Ia terdiam sejenak, kemudian tertawa) Coba, apa yang kamu maksudkan dengan kediktatoran dalam bentuk lunak itu? Bukan penindasan terang-terangan, tapi siapa pun tahu siapa di belakang show itu. Ya, benar. Sesuatu baru bisa berjalan bila orang-orang yang terlibat punya pandangan yang sama. Karena itu aku memilih bekerja sama dengan orang-orang yang punya kesamaan pendapat, selera, dan visi. Kamu menyebut dirimu seorang artis. Mengapa bukan hanya seorang penghibur? Karena aku tidak perlu menghibur. Suatu saat aku membuat marah, kadang-kadang aku mengadu domba, lain waktu aku...(Madonna agak ragu-ragu) membuat orang jijik. Kadang-kadang aku membuat orang menangis, kadang-kadang aku menyentuh, kadang-kadang membuat orang terpingkal-pingkal. Seorang penghibur lain sama sekali. Ia, menurutku, tidak perlu berhubungan dengan kenyataan. Seorang yang sanggup membuat penontonnya lupa. Seperti obat bius. Nah, itu bukan satu-satunya yang kulakukan. Kurasa aku seorang pendidik, dan kupikir aku seorang artis. Kamu mengumpulkan para penari di sekelilingmu dalam tur The Blonde Ambition untuk berdoa sebelum tampil di panggung, untuk siapa kamu berdoa? Untuk siapa aku berdoa? (Ia ragu-ragu sebentar) Untuk semua orang dalam ruangan itu dan doa kepada Tuhan. Memang kaupercaya kepada Tuhan? Ya (katanya cepat). Tuhanku. Katakan tentang Dia. Saya tidak bisa menggambarkannya. Kamu punya gambaran yang kira-kira berkaitan dengan Tuhan? Ya. (Suaranya tegang. Dia terdiam lagi) Kadang-kadang aku bahkan tidak tahu, apakah Tuhan kusadari di luar kehidupan sehari-hari, dalam soal-soal yang membuatku kecewa, tentang kematian dan soal-soal seperti itu. Hal-hal itu seperti menghimpun seluruh kekuatan di dalam dan di luar diriku. Ia pelindung, penasihat, penenang, dan bukan penghukum. Kedengarannya bukan seperti doktrin agama Katolik. Betul. Tapi saya rasa agama adalah suatu persoalan paling pribadi bagi seseorang. Dari situlah kamu mendapat kekuatan. Jadi itu lebih sebagai persoalan di dalam hati daripada keyakinan yang terorganisasi? Ya, aku rasa demikian. Apakah video yang kamu buat, Like a Prayer, menghina Tuhan? Sama sekali tidak. Saya tidak akan membuatnya kalau dianggap begitu. Apanya yang menghina? Bercinta dengan orang suci, membakar salib, apakah itu bukan simbol-simbol anti-Katolik? Gereja selalu memisahkan seksualitas dan spiritualitas. Keduanya tidak diperbolehkan hadir bersama dalam Katolikisme. Seks di sini (tangan kirinya diulurkan) dan itu sesuatu yang buruk. Spiritual di sini (ia mengulurkan tangan kanannya). Keduanya dapat berdampingan (kedua tangannya bertepuk), dan itulah simbolisasi. Salib-salib dalam api bagiku...(diam) adalah simbol untuk banyak hal: dari rasialisme dan Ku-Klux-Klan, bagaimana mereka membakar salib, sampai simbol nafsu dan cinta Tuhan serta kehangatan. Itu bisa berarti berjuta-juta hal, tapi tentu saja aku tidak berpikir bahwa itu menghina Tuhan. Kalau itu kamu lakukan terhadap Islam, kamu harus bersembunyi seperti Salman Rushdie. Ya, tapi aku tidak begitu dan tidak harus begitu, jadi aku tidak bisa memikirkan itu. (Dia tertawa seperti anak-anak untuk mengakhiri persoalan). Dalam film dokumenter tentang tur kamu In Bed with Madonna ada adegan polisi Toronto menghentikan peragaan adegan masturbasi. Kamu bilang, "Saya tidak mau karena ini karya seniku. Saya seorang artis." Di mana letak artistiknya adegan itu? Yah,...simulasi masturbasi di panggung? (Madonna mengulang pertanyaan. Ia kerap begini kalau perlu waktu untuk memikirkan jawaban). Itu adalah gagasan tentang seksualitas, itu adalah ide dari... dari...penafsiran lagu Like a Virgin dengan cara lain. (Lalu Madonna diam, cukup lama) Contohnya, kadang-kadang pria dilukiskan bersama gundik-gundik yang melayaninya di sekelilingnya. Maka aku mengubahnya, akulah yang dilayani oleh para lelaki. Jadi itu cuma cara melihat seksualitas yang berbeda dari cara pandang tradisional. Apakah kamu bahagia? Ya, aku bahagia (suaranya aneh). Saya bahagia dengan apa yang aku lakukan. Saya bahagia dengan kehidupanku. Seperti orang lain juga, aku punya saat-saat yang menyedihkan. Bersyukurlah, sebab bagaimana jadinya jika perasaanku gembira terus dalam 24 jam tiap harinya? Saya bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan, dan merasa sangat beruntung menjadi seorang seniman, hemm, seorang yang punya pengaruh besar dan diperhatikan oleh banyak orang. Tapi aku tidak merasa gagasan-gagasanku sebuah rintisan baru. Kebanyakan orang, dalam posisi seperti aku, ingin tetap di situ, sehingga mereka tidak ingin menyerang, mereka ingin tetap dalam aturan-aturan baku, mereka ingin menjadi orang baik-baik. Semakin tinggi keberadaan kamu, semakin sedikit kesempatan yang bisa kamu peroleh. Ini berlaku buat siapa pun. Apakah kamu akan tetap bahagia seandainya membentuk keluarga? Aku akan senang. Aku senang jika punya anak. Itu akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apakah kamu pernah memikirkan punya anak di luar nikah? Saya pikir...(ia diam sejenak) lebih baik kalau anak itu punya bapak. Tapi kalau itu terjadi dan tidak bisa dielakkan, aku akan melakukan yang terbaik untuk membesarkan anak-anak tanpa bapak. Tapi yang terbaik, yang terideal, adalah adanya ibu dan bapak yang saling mencintai dan mencintai anaknya atau anak-anaknya. Sekarang kamu sudah lebih dari 30 tahun (Madonna kini 34 tahun), dan kamu tetap belum punya pasangan tetap, tapi ingin punya anak. Apa kamu mempertimbangkan untuk mengangkat anak? Ya, aku berniat untuk itu. (Tak ada keraguan dalam suaranya). Saya telah berpikir tentang itu. Saya tahu seorang perempuan - dia sebenarnya teman abangku, seorang pekerja sosial yang mengasuh anak-anak yatim piatu. Saya sering mengunjungi dia. Banyak anak-anak kecil di dekatnya, mereka lucu-lucu. Jelas, aku akan lebih banyak di rumah kalau punya anak. Tapi tentu saja ini baru keinginan. (Ini sangat berbeda jauh dari buku-bukunya, video-videonya, dan sejumlah filmnya, tapi bisa jadi kata-katanya ini mencerminkan Madonna yang sesungguhnya). Kamu menyebut diri sebagai seorang yang bersikap revolusioner dalam soal seks, dan mempunyai keinginan untuk menyiarkan pandangan-pandanganmu. Tapi dalam hidup sehari-harimu itu kok tidak tercerminkan? Bagaimana kamu tahu tentang kehidupanku sehari-hari? Tampaknya sehari-hari citramu adalah "wanita materialistis" dan "si pirang yang ambisius", pemberani, penantang, tidak sopan, mandiri, melanggar batas selera. Padahal kenyataannya kamu seorang wanita yang kesepian dan masih menangisi perkawinannya yang gagal. Itu kadang-kadang dibesar-besarkan. Saya nggak merasa perlu membuat citra 100% tentang diriku. Seluruh citra "wanita materialistis"-ku sebenarnya untuk mengolok-olok Marilyn Monroe. Bahwa aku bisa mendapatkan ini, itu, dan semuanya. Ini kan nggak ada urusan dengan aku pernah jatuh cinta pada orang dan gagal. Baiklah. Saya melihat beberapa foto lesbian di bukumu. Tapi kamu selalu malu jika ditanya apakah kamu benar-benar pernah punya affair lesbian dengan Sandra Bernhard. Hmmm, Sandra Bernhard itu seorang lesbian yang menjijikkan. Suatu kali kami berteman. Publik langsung menganggap kami tidur bersama. Saya pikir itu sangat mengerikan. Mengapa kita tidak bisa berteman tanpa melakukan itu? Dan aku pikir masa bodo amat. Kalau orang mau berpikir begitu, aku nggak peduli. Tapi bukankah pesan-pesan yang ingin kamu sampaikan dalam karya-karyamu adalah orang tidak perlu malu tentang kehiduapn seks mereka? Bahwa tidak masuk akal bila lesbianisme tetap dianggap hal yang terlarang? Jadi, sesuai dengan misimu itu, mestinya kamu bisa mengatakan, "Ya, aku tidur dengan Sandra dan aku bangga karena itu." Tidak! Tidak ! Tidak! Karena faktanya memang tidak. Tampaknya ada perbedaan antara citra dan kenyataan. Citranya adalah sebuah affair lesbian, kenyataannya tidak. Begitu? Tidak. Kenyataannya adalah itu tidak membawa perubahaan apa-apa. Kecuali bila dengan mengatakan, "Ia wanita lesbi, ia sukses, ia punya kekuasaan," bisa menolong kelompok gay, aku akan dengan senang hati melakukannya. Saya nggak peduli. Bagiku, itu tidak penting. Maksudku dengan siapa aku bercinta. Saya tidak akan bilang "ya atau tidak". Itu tidak relevan. Dengan siapa pun aku tidur, aku tetap orang baik-baik. Kalaupun orang mau memikirkannya atau tidak, aku nggak peduli. Bahkan kalau orang mau pikir aku "begituan" dengan babi, aku juga, sumpah mati, nggak peduli. Hah, itu rencana isi buku yang akan datang kan? Bukan (Ia tersenyum). Saya nggak suka binatang-binatang liar. (Madonna tiba-tiba terbahak-bahak. Mungkin karena melihat wajahku bukan main leganya).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus