Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mahalnya Merawat 'Burung Pemotong'

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JET tempur Sukhoi Su-27SK dan Su-30MK yang dibeli pemerintah Indonesia termasuk peranti perang kelas wahid militer Rusia. Tapi proses pembeliannya yang acak-adul membuat anjlok nilai kecanggihan "mahakarya" Negeri Beruang Merah itu. Menurut Yusman Syafei Djafar, bekas Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, beban anggaran pemerintah Indonesia bakal melonjak tajam. "Kalau menganggur tiga tahun, mesin pesawat harus ganti," katanya. Padahal harga satu mesin Sukhoi US$ 1 juta atau setara dengan Rp 9 miliar.

Selain itu, masih menurut Yusman, Sukhoi tidak bisa diadaptasi oleh radar Thomson buatan Prancis, yang selama ini digunakan militer Indonesia. Jika radar itu belum diselaraskan, kode merah akan menyala. "Untuk membenahinya, diperlukan fulus puluhan juta dolar AS," ujarnya. Masalahnya: mampukah APBN kita merawat Sukhoi?

SEJARAH

Pada 1969, Rusia memutuskan untuk mengimbangi kemampuan jet tempur Amerika saat itu, F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Pavel Osipovich Sukhoi, yang mengepalai Kulin Machine-Building Plant, memenangi kontrak dan melakukan riset serius untuk merekayasa sebuah pesawat tempur mutakhir. Riset yang diberi nama Proyek T-10 ini menargetkan terciptanya jet tempur dengan kemampuan manuver udara dan serangan darat yang canggih serta dapat melibas sasaran dari jarak jauh.

Model pertama—berkode T10-1—diuji coba pada 20 Mei 1977. Kreasi awal ini kemudian disebut sebagai Su-27 tahap pertama. Setelah dilakukan evaluasi, ditemukan banyak kekurangan. Selain daya jelajahnya pendek, kelincahan bermanuvernya rendah. Bahkan ditemukan masalah pada fungsi aerodinamik, daya tahan mesin, dan pengisian bahan bakarnya. Rusia menilai T10-1 masih jauh dari pesawat bikinan negara Barat.

Pesawat T10-1 kemudian disempurnakan menjadi T10-2. Dalam tahap uji coba, terjadi kecelakaan yang menewaskan pilotnya, Yevgeny Solovyov. Proyek militer ini tetap berlanjut hingga menghasilkan prototipe T10-3 dan T10-4. Meski begitu, program T10 dinilai gagal dan dihentikan pada 1979.

Setelah serangkaian kegagalan itu, dimulailah proyek modifikasi T10, yang diberi kode T10S. Dari percobaan, terciptalah Su-27, yang oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dijuluki sebagai Flanker, yang bisa diartikan pemotong atau penjepit. Pesawat ini lulus uji laik terbang pada 20 April 1981.

Di kemudian hari, prototipe T10S menjadi "mahakarya" Rusia yang tak tertandingi daya jelajah, manuver, dan keefektifan serangannya. Muncul pula sejumlah varian dari jet tempur Su-27 Flanker. Ada Su-27 Flanker-B (Su-27S), Su-27UB Flanker-C, Su-27K/Su-33, Su-27P/Su-30, Su-27IB/Su-34, Su-27M/Su-35, dan Su-37.

SPESIFIKASI

Sukhoi Su-27SK (Versi Ekspor Su-27S)

  • Panjang: 21,94 meter
  • Lebar: 14,7 meter
  • Tinggi: 5,93 meter
  • Mesin: 2 Lyulka Engine Design Bureau (NPO Saturn) AL-31F, masing-masing seberat 12.550 kg
  • Kecepatan maksimal: 2.500 kph
  • Kecepatan jelajah: 1.350 kph
  • Berat: 22.500-30.000 kg (kosong 16.000 kg)
  • Batas ketinggian: 18.000 meter
  • Pilot: 1
  • Daya jelajah: pada ketinggian 4.000 km = 2.287 mil, pada 1.400 km = 851 mil
  • Manuver vertikal: 19.800 meter per menit (sekitar 300 meter/detik)
  • Kapasitas bakar bakar: 6.350 kg
  • Sensor radar: Flash Dance Radar, Infrared Search and Track (IRST), TV Sensor, Radar Warning Receiver (RWR), Ballistic Bombsight
  • Sistem pengisian bahan bakar: darat (non-reinjeksi)

    Sukhoi Su-30MK (MK= kode standar ekspor, produksi: 1993)

  • Panjang: 21,94 meter
  • Lebar: 14,7 meter
  • Tinggi: 6,36 meter
  • Berat: 26.000-34.000 kg
  • Kursi pilot: 2 (dikenal sebagai Little John Room karena tempat duduknya yang bertoilet)
  • Kecepatan maksimal: 2.125 kph
  • Batas ketinggian: 17.500 meter
  • Daya jelajah: pada ketinggian 3.000 km = 1.846 mil; ketinggian 5.400 km = 3.231 mil
  • Amunisi: 1 meriam 30 mm GSh-30-1, 8.000 kg misil dan bom
  • Soket rudal: 12 katup (bisa ditingkatkan jadi 14)
  • Misil: misil jarak jauh Kh-59M, misil anti-radiasi Kh-31P, misil udara-ke-permukaan Kh-29T
  • Sistem pengisian bahan bakar: baik di darat maupun di udara (reinjeksi)

    Harga Pesawat:

  • konfigurasi standar = US$ 30 juta;
  • modifikasi = US$ 35-37 juta (yang dimaksud dengan konfigurasi standar adalah Sukhoi dengan konfigurasi avionic yang masih berbahasa Rusia; demikian pula peranti lunak-nya, dalam sistem komputer Rusia, yang semuanya masih memerlukan proses pembelajaran bagi para pilot dan kru)

    Daya Tahan Mesin:

    Terbang selama 2.000 jam/tiap tiga tahun harus ganti mesin

  • Harga Mesin: US$ 1 juta Kelebihan Su-30MK dari Su-27SK:
    • Sensor inframerah yang bisa dipindah ke sisi kanan dan kiri langit-langit pesawat
    • Mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara
    • Instrumen kokpit dan sistem penerbangan lebih canggih
    • Dua kursi pilot
    • Ekor pesawat lebih besar
    • Mampu mengkoordinasi penyerangan udara pesawat Sukhoi lainnya

    Negara Pemakai

  • Ukraina: 67 Su-27
  • Belarusia: 23 Su-27
  • Uzbekistan: 30 Su-27S
  • RRC: 32 Su-27SK dan 18 Su-27UBK (total anggaran US$ 1,5 miliar-1,7 miliar atau US$ 32 juta-35 juta per pesawat)
  • Vietnam: 7 Su-27SK dan 5 Su-27UBK
  • India: 40 Su-30MKI (total anggaran US$ 1,8 miliar)
  • Malaysia: 18 Su-30MK (total anggaran US$ 900 juta)
  • Indonesia: 2 Su-27SK dan 2 Su-30MK (total anggaran US$ 171 juta)

    Perbandingan Arsenal Senjata Su-27/Su-30MK Dengan F-16
    1 meriam 30 mm
    GSh-30-1
    meriam 20 mm
    M61A1
    Kh-59M
    (jangkauan 159 km)
    AIM-9 Sidewinder
    (jangkauan 10-18 mil)
    Kh-31A/P
    (jangkauan 70 km, Kh-31P: 110 km)
    AIM-7 Sparrow
    (jangkauan 25 mil)
    Kh-29T
    (jangkauan 8-10 km)
    AIM-120 AMRAAM
    (jangkauan 20+ mil)
    AA-10 Alamo
    (jangkauan 2-80 km)
    AGM-88 HARM
    (jangkauan 30+ mil)
    AA-11 Archer
    (jangkauan 20 km)
    AGM-65 Maverick
    (jangkauan 17+ mi)l
    Total 8.000 kg misil dan bom, termasuk bom
    KAB-1500 dan KAB-500Kr
    GBU-12 Paveway II
    (jangkauan 6+ mil)
     Bom anti-personel
    CBU-87
     Bom Mk-82, -83, -84
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus