Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Jadi Wakil Rektor Universitas Pancasila

Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mengatakan pengalaman kan kepiawaian Karen Agustiawan sangat diperlukan perguruan tinggi itu.

30 Mei 2022 | 19.21 WIB

Mantan Dirut Pertamina 2009-2014, Karen Agustiawan (kanan) usai dilantik sebagai Wakil Rektor IV Universitas Pancasila, Senin 30 Mei 2022. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Mantan Dirut Pertamina 2009-2014, Karen Agustiawan (kanan) usai dilantik sebagai Wakil Rektor IV Universitas Pancasila, Senin 30 Mei 2022. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno melantik mantan Dirut Pertamina Galaila Karen Agustiawan sebagai Wakil Rektor IV bidang Humas, Ventura, Kerjasama dan Hukum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Edie mengatakan, alasannya melantik mantan dirut perempuan pertama di perusahan energi pelat merah tersebut karena pengalaman dan kepiawaiannya Karen dalam bekerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pengalaman beliau di Pertamina sangat kami perlukan, sangat kami butuhkan, karena kami memang akan menuju ke sana, satu tahun nanti kita akan jadi entrepreneurial university, nanti beliau akan jadi pionirnya,” kata Edie usai acara pelantikan, Senin 30 Mei 2022.

Edie tidak menyebut, bagaimana proses dirut Pertamina periode 2009-2014 itu bisa dipilih dan bergabung menjadi bagian dari pimpinan Universitas Pancasila. “Itu Tuhan yang ngatur, tidak ada coincident, semua ada reason, itu pandangan saya,” kata Edie.

Karen Agustiawan merupakan dirut perempuan pertama di Pertamina jebolan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Pertamina di bawah Karen cukup bersinar.

Karen berhasil membawa Pertamina menembus peringkat 122 pada “Fortune Global 500” di tahun 2013, dan mengalahkan berbagai perusahaan dunia lainnya seperti  Toshiba, Johnson&Johnson, Unilever, PepsiCo, Google dan ConocoPhilips.

Karen juga berada di posisi keenam di jajaran 50 perempuan terkuat di dunia versi majalah Fortune Global tahun 2013.

Sebelum menduduki pucuk pimpinan, Karen ditunjuk menjadi Direktur Hulu Pertamina setelah menjadi staf ahli untuk bisnis hulu Pertamina. Pada era Menteri BUMN Sofyan Djalil tahun 2009, Karen diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Ari Soemarno, kakak kandung Rini Soemarno.

Karen sempat menjalani masa tahanan selama 1,5 tahun dari vonis 8 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dalam kasus blok Basker Manta Gummy (BMG) karena dianggap merugikan keuangan negara dan memperkaya orang lain atau korporasi dalam kasus akuisisi blok BMG oleh Pertamina.

Karen dianggap telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai Direktur Pertamina ketika berinvestasi di Blok Basker Manta Gummy (BMG) dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 568,06 miliar.

Persoalan tersebut terjadi saat Pertamina membeli sebagian aset di Blok BMG Australia melalui Participation Interest tanpa didasari kajian kelayakan atau feasibility study berupa kajian secara lengkap (final due dilligence).

Namun majelis hakim kasasi Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan vonis bebas terhadap Karen Agustiawan karena dianggap tidak melakukan tindak pidana, namun murni keputusan bisnis pada Senin 9 Maret 2020.

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus