Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Manusia serakah

Spiro agnew dan richard nixon terpaksa mundur dari jabatan. kemudiam tanaka, pangeran bernhard mengaku menyalahgunakan kekuasaan. rupanya manusia tak mau lepas dari sifat serakah.

4 September 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUNIA jadi lebih menarik karena skandal terbongkar. Dan mungkin juga menjadi lebih bersih, sedikit. Mula-mula Spiro Agnew wakil presiden Amerika Serikat. Lalu Richard Nixon, presidennya. Keduanya terpaksa mundur -- atau juga jatuh -- karena menyalah- gunakan kekuasaan. Kemudian Tanaka, perdana menteri Jepang. Lalu Pengeran Bernhard, suami Ratu Yuliana dari Negeri Belanda. Yang terakhir ini memberikan pernyataan pengakuan. Ia diketahui telah mengirim surat kepada perusahaan pesawat terbang Lockheed, minta komisi. Dengan itu ia memberi kesan, bahwa pembelian pesawat produksi perusahaan itu telah dilakukan oleh pemerintah Belanda secara tak adil: bukan berdasarkan mutu dan kebutuhan, tetapi berdasarkan TST. "Saya kurang berhati-hati, mengingat kedudukan saya sebagai suami Ratu dan Pangeran Kerajaan Belanda", kata Bernhard. "Saya telah menulis sepucuk surat, yang seharusnya tak boleh saya lakukan . . . ". Salahkah dia? Mungkin secara hukum tidak. Dan di Indonesia bisa saja ada yang geleng-geleng kepala, setengah mengejek "puritanisme" yang ditunjukkan orang Amerika, Jepang dan Belanda itu. Mereka menuntut terlalu banyak dari seorang manusia, mungkin begitu terdengar komentar. Pancasila tidak demikian, barangkali pula tambahnya. Rupanya menjadi manusia adalah suatu dalih, suatu excuse, untuk jadi lemah. Rupanya "puritanisme" berbau kemunafikan. Atau, ia terdengar sebagai sesuatu yang punya dasar lain, yang hanya terdapat pada diri mereka yang'sudah kena pengaruh "Barat" -- atau di kalangan santri. Dan rupanya Pancasila pun ditafsirkan asal tidak sama dengan apa yang di Amerika. Atau asal tidak sama dengan yang misalnya di RRT, di mana Teng Hsiao-ping dikritik antara lain karena gemar main bridge. Atau kita harus yakin, bahwa sistem kita bertolak dari asumsi bahwa kekuasaan tidak dengan sendirinya korup. Bahwa Lord Acton salah. Tapi kelanjutan hidup suatu masyarakat agaknya memang harus bertolak dari kemungkinan bahwa manusia (juga para pemimpin) bisa serakah. Core Vidal, pengarang dan pengritik keras negerinya sendiri itu, agaknya benar ketika ia terpaksa memuji bertahannya sistem Amerika selama 200 tahun. Para pendiri republik Amerika Serikat, kata Vidal dalam sebuah tulisan di The New York Review of Books, 18 Maret 1976, "memahami keserakahan dan kepentingan diri sendiri manusia". Mreka menyediakan cara yang aman untuk mengontrolnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus