SKANDAL Lockheed yang bertaraf internasional, telah mencapai
perkembangan baru. Setelah ditahannya Kakuei Tanaka (TEMPO, 7
Agustus) kali ini seorang besar lain telah jatuh di negara
Belanda. Perdana Menteri Den Uyl mengumumkan di muka parlemen
pekan lalu bahwa Pangeran Bernhard-suami Ratu Juliana -- telah
mengundurkan diri. Jabatan yang telah lama dipegang Bernhard
adalah Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Kerajaan Belanda
di samping berbagai jabatan lain.
Pengumuman Den Uyl berdasarkan laporan dari Komisi Pemeriksa
yang dibentuknya untuk mengusut sampai di mana Bernhard
terlibat dalam skandal itu. Bernhard telah dituduh menerima suap
sebesar AS$ 1,1 juta sebagai uang pelicin pembelian
pesawat-pesawat Starfighter untuk angkatan udara kerajaan itu.
Sebegitu jauh ia telah menolak tuduhan itu.
Sebelum Den Uyl mengucapkan pidatonya, harian terbesar De
Telegraaf melaporkan tuduhan tersebut tidak terbukti. Tapi ada
beberapa tindakannya di bidang bisnis yang menurut De Telegraaf
telah menyebabkannya "kurang waspada dan jatuh pada kedudukan
yang rawan untuk tak bisa menolak setiap permintaan yang tak
layak". Akibatnya Bernhard "membiarkan diri tergoda" untuk
mengambil tindakan yang menguntungkan Lockheed dalam hubungan
jual belinya dengan pemerintah Belanda. Walaupun demikian
menurut PM Den Uyl, tak akan diadakan pengusutan hukum terhadap
sang pangeran.
"Hasil penelitian komisi tidak menghasilkan bukti-bukti konkrit
yang dapat mengakibatkan kepada penjatuhan hukuman", katanya.
Dalam sebuah surat pernyataan Pangeran Bernhard mengaku: "Saya
baru sadar pergaulan yang sangat erat dengan pejabat-pejabat
tinggi Lockheed telah menyebabkan saya mengambil
tindakan-tindakan yang salah". Maka dengan sukarela ia
melepaskan semua jabatan negara yang dipegangnya. Peristiwa
pengunduran diri ini, terjadi setelah Bernhard bersama Sri Ratu
kembali dari liburan di Porto Ercole, Italia. Sebenarnya mereka
merencanakan liburan selama 6 bulan, tapi baru 6 minggu sudah
harus kembali.
Menurut De Telegraaf, kabinet mendesak Pangeran Bernhard untuk
mengundurkan diri. Atau Juliana yang harus turun tahta. Untuk
mencegah terjadinya krisis konstitusi, dengan enggan ratu
akhirnya setuju si suami yang mengundurkan diri. Sebab kalau
ratu sampai turun tahta, suatu krisis konstitusi amat mungkin
terjadi. Puteri Mahkota Beatrix (38 tahun) tak bersedia menerima
tahta dalam situasi yang sangat rawan. Dengan demikian tahta
harus diserahkan kepada putera sulung Beatrix, Alexander yang
baru berumur 9 tahun. Kalau ini terjadi harus ditunjuk seorang
mangkubumi. Bagaimanapun, ekor skandal Lockheed yang ikut
menyeret suami Ratu Juliana, merupakan lembaran hitam bagi
keluarga Oranje Nassau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini