Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu keputusan penting dalam hidup Anda adalah memilih pasangan hidup. Ini untuk memudahkan proses menuju pernikahan yang bahagia. Jika menikahi orang yang salah bisa berujung sengsara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga:
Pasangan Suka Melakukan Hal Ini, Jangan Ditoleransi
Tanda Pasangan Belum Siap Menikah hingga Berujung Perceraian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Alam mungkin tidak memberikan tanda-tanda signifikan kepada Anda. Namun hati dan pikiran bisa diandalkan untuk merasakan serta menganalisis, apakah dia yang layak dijadikan pendamping hidup. Untuk itu perhatikan 4 sinyal di bawah ini.
1. Dia menghargai kehidupan Anda
Teman hidup yang baik adalah dia yang menghargai hal-hal yang Anda kerjakan beserta impian-impian Anda. “Dia akan tertarik mengetahui apa ukuran kesuksesan Anda, tujuan kehidupan Anda, impian Anda, dan berkontribusi di dalamnya. Dia tidak akan membatasi ruang gerak Anda. Dia bahagia melihat Anda bahagia menjalani kehidupan Anda,” ungkap Shannon Thomas, terapis dan penulis buku Healing from Hidden Abuse: A Journey Through the Stages of Recovery from Psychological Abuse asal AS.
Bagi orang seperti ini, mengencani seseorang yang bahagia dan bangga akan kehidupannya ikut membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
2. Dia bisa diajak bicara dan mau mendengarkan
Menikah artinya berbagi kehidupan dengan seseorang seumur hidup. Setiap hari bertemu dia lagi, dia lagi. Maka pastikan dia seseorang yang bisa diajak bicara dan juga mau mendengarkan. Bicara bukan sekadar bicara. Artinya, bisa diajak bertukar pikiran soal apa pun. Dari hal yang tidak penting hingga paling penting.
“Inilah yang membuat saya pada akhirnya memilih suami saya. Sejak masa pacaran dia bisa diajak diskusi tentang apa pun. Mendengarkan saya dengan saksama dan kami selalu terlibat dalam pembicaraan yang mendalam,” demikian pengakuan psikolog Roslina Verauli dalam bukunya, Cerita Perempuan: Memahami Cinta Sejati.
Penulis dan pakar hubungan dari AS, Steve Santagati, melalui bukunya The Manual mengatakan, bahkan pria pun memilih menikahi wanita yang bisa diajaknya berbicara berjam-jam—bukan mereka yang sekadar pandai bercinta. “Pernikahan akan membosankan jika hanya diisi dengan bercinta. Kami pria juga membutuhkan wanita yang bisa mendengarkan, mengimbangi percakapan, dan berani mengeluarkan pendapatnya,” ungkapnya.
Artikel lain:
4 Kiat Membina Hubungan Langgeng dengan Pasangan
7 Alasan Pria Berbohong kepada Pasangan
3. Dia cocok dengan teman dan keluarga
Perhatikan, cocokkah dia dengan keluarga dan teman Anda? Demikian sebaliknya, baikkah hubungan Anda dengan keluarga dan temannya? Bagaimana pun, keluarga dan teman adalah orang-orang yang paling mengenal kita dan berani berkata apa adanya.
“Respons keluarga tentang pasangan kita sangatlah penting. Karena saat sedang jatuh cinta, kita sulit memilah apakah si dia benar-benar memiliki kualitas intrinsik yang tepat untuk dijadikan teman hidup? Atau jangan-jangan dia hanya memenuhi kriteria ekstrinsik. Maklum, kita cenderung tidak rasional dan objektif saat sedang jatuh cinta,” ujar Roslina.
Jika ibu Anda tidak terlalu suka padanya apalagi tidak merestui hubungan Anda, jangan langsung bersikap defensif. Tanyakan dulu alasannya. Lampu merah dari keluarga bisa jadi sinyal, dia mungkin bukan orang yang tepat. Selain keluarga, apakah dia cocok dengan teman-teman Anda? Jika dia pasangan yang baik, biasanya akan mencari cara untuk melebur dengan keluarga maupun teman Anda.
4. Dia memberi rasa nyaman
Saat bersamanya, Anda tidak merisaukan apa pun. Anda bisa menjadi diri sendiri. Mau memakai makeup atau tidak, memakai busana indah atau daster sekalipun, bertubuh gemuk atau ceking, dia tetap berada di sisi Anda tanpa menuntut macam-macam. Dia menerima Anda dengan segala kekurangan dan kelebihan. Sebaliknya jika si dia sibuk menilai penampilan Anda atau sibuk mengatur kehidupan Anda, hingga di titik tertentu Anda tak nyaman lagi dengan diri sendiri, artinya jangan buru-buru menetapkan dia sebagai pasangan hidup.
“Pada akhirnya kita membutuhkan rasa nyaman dalam sebuah hubungan jangka panjang. Bukan lagi tentang cantik atau tampan. Ini tentang Anda bisa merasa nyaman bersamanya dalam kondisi apa pun,” ucap Steve.