INI mungkin pertama kali terjadi: lomba kodok. Beberapa ekor kodok hijau (ranatigrina) dan kodok abu-abu (bufo) diterjunkan ke arena berukuran 10 m x 5 m. Begitu ada aba-aba "priiit" dari wasit, si cmpunya kodok segera melepas binatang amfibi itu. Kodok pun melompat, diiringi sorak sorai sekitar 400 penonton yang memenuhi lapangan kampus Universitas Riau (Unri), Pakanbaru, 21 Oktober lalu. Tapi dasar kodok, meski sudah diberi garis pembatas, mereka melompat seenaknya saja. Kodok nakal yang meiompat keluar arena Iebih dari tiga kali dinyatakan gugur. Ada lagi kodok yang ngambek tak mau melompat. Mungkin mereka protes karena mendadak saja harus menjadi atlet. Pemilik kodok lantas saja menggelitik bokongnya dengan kayu bertali yang sengaja dibuat. Lucunya, ketika kodok-kodok itu mencapai garis finis, para pemilik langsung melompat-lompat kegirangan. "Persis kodok yang baru saja berpacu," kata Surya, anggota panitia, sambari tertawa. Acara lomba kodok diselenggarakan untuk memeriahkan HUT ke-20 Fakultas Perikanan Unri. Tujuannya untuk memasyarakatkan kodok. "Animo masyarakat berternak kodok masih rendah. Padahal, kodok bisa diekspor," kata Syahrumen, M.A., ketua panitia. Begitu cara orang Riau menggelitik ekspor nonminyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini