PRABOWO, 23, sudah lama merasa ada yang tak beres dalam dirinya. Meski wujud fisiknya laki-laki, Pak Guru yang mengajar di SD Kraton, Pekalongan, itu merasa bahwa sebenarnya ia seorang wanita. Misalnya, ia mempunyai kegemaran bersoIek dan memperdalam keterampilan wanita, seperti merias pengantin dan kursus kecantikan. Terakhir ia membuka salon kecantikan, yang ternyata laris. Sekitar akhir September, tak dinyana Prabowo nekat. Pagi itu ia minta diantar kakak iparnya ke rumah sakit, karena sakit magnya kambuh. Tiba di sana, ia minta izin ke WC. Sekeluar dia dari kamar kecil, kakak iparnya terkejut melihat celana Prabowo berlumur darah. Prabowo akhirnya mengaku bahwa di WC itu ia baru saja memotong kelaminnya. Kontan saja dokter dan perawat sibuk. Prabowo segera ditolong dan menjalani operasi kecil. "Alat kelaminnya sudah rusak sama sekali," kata kakak iparnya, mengutip keterangan Dokter Edy Anggoro yang melakukan pembedahan. Akibatnya, bila hendak buang air kecil, kini Prabowo harus menggunakan slang. Namun, setelah tak lagi berkelamin pria, Prabowo yang sudah keluar dari rumah sakit dan masih tampak pucat itu tampak gembira. la mengaku, perbuatan nekatnya itu untuk mempercepat proses penanganan dokter agar ia sempurna menjadi wanita. Soalnya, beberapa waktu lalu, sewaktu ia berkonsultasi, Dokter Edy menolak melakukan operasi kelamin, dengan alasan peralatan di situ tidak Iengkap. Sebagai akibat perbuatannya, Prabowo kini tak lagi diperkenankan mengajar. Ia dipindahkan ke bagian administrasi. Apa tak sakit mengiris kelamin sendiri? "Lebih sakit batinku menderita selama ini," kata Prabuwo dengan getir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini