Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak hal bisa terlihat dari wajah seseorang, mulai dari usia hingga kondisi emosionalnya. Kini, para peneliti dari Nipissing University di Kanada menemukan, kalau bentuk wajah seseorang juga dapat mengungkapkan hasrat seksual. Selain itu, wajah juga bisa memperlihatkan seberapa besar kemungkinan mereka menipu pasangan mereka dalam hubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Medical Daily, studi yang dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior itu menyebutkan bahwa pria dan wanita yang wajahnya lebih pendek dan lebih lebar, umumnya lebih termotivasi secara seksual. Artinya, mereka memiliki libido yang lebih tinggi.
Ukuran wajah lebar ini dihitung berdasarkan rasio lebar dan panjang wajah atau Face Widht to Height Ratio (FWHR). Para pria dengan wajah lebih lebar memiliki dorongan seks yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Mereka juga lebih terbuka terhadap seks bebas yang tidak melibatkan cinta atau komitmen.
Selain itu, para pria ini dianggap tidak setia terhadap pasangan mereka. "Temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik wajah dapat menyampaikan informasi penting tentang motivasi seksual manusia," kata Steven Arnocky, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Psychological Science menyebutkan, wanita menganggap pria dengan wajah lebih lebar, lebih dominan dan dianggap lebih menarik dalam waktu tiga menit saat tatap muka. Mereka juga menganggap para pria ini lebih romantis, walau hanya untuk hubungan jangka pendek.
Temuan ini lantas mendorong para peneliti untuk menyelidiki apakah FWHR dapat memprediksi dorongan seks di antara pria dan wanita.
Dalam dua studi terpisah, Arnocky yang merupakan psikolog meneliti korelasi antara seksualitas dan fitur wajah. Dalam studi pertama, sebanyak 145 orang mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang berpacaran ditanyai tentang perilaku interpersonal dan dorongan seksual mereka, dan FWHR mereka diukur dengan menggunakan foto.
Sementara dalam studi kedua, jumlah partisipan ditambah menjadi 314 orang. Mereka ditanyai juga tentang orientasi sosioseksual (sikap terhadap seks bebas, misalnya) dan perselingkuhan yang diinginkan.
Hasil penelitian menunjukkan, FWHR secara signifikan berkorelasi dengan dorongan seks. Hanya dengan mengetahui FWHR seorang individu, peneliti dapat memprediksi apa yang dilaporkan orang tersebut tentang dorongan seksual mereka. Tautan itu berlaku untuk kedua jenis kelamin.
Peneliti menyakini perilaku terkait FWHR ini berhubungan dengan hormon seks, khususnya testosteron. Motif dan perilaku seksual pria dan wanita sebagian dimodulasi oleh testosteron.
Selama pubertas, testosteron berkaitan dengan motif dan perilaku seksual pada pria dan wanita.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MEDICALDAILY