Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia mencatat sejumlah perbaikan sepanjang 2006. Kondisi makroekonomi menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Rupiah relatif stabil di kisaran Rp 9.100 per dolar AS, terutama di paruh kedua tahun 2006. Inflasi kembali ke satu digit, ekspor juga naik meskipun lajunya melambat dibanÂding taÂhun lalu. Tapi pertumbuhan ekonomi diperÂkirakan sama dengan 2005, sekitar 5,6 persen.
Dengan kecepatan yang sama, sulit bagi Indonesia mengurangi jumlah orang miskin, yang pada 2006 ini sudah 39 juta, dan menurunkan tingkat pengangguran 10,27 persen. Kalau mau segera beres, ekonomi Indonesia harus tumbuh di atas 7 persen. Syaratnya, sektor riil harus bergerak lebih cepat dan didukung penuh oleh perbankan. Hukum juga mesti tegak, dan korupsi haÂrus dibuang jauh-jauh. Sayang, semua prasyarat itu belum dipenuhi pada 2006.
Semua itu juga diperlukan untuk mempercepat perbaikan di beberapa sektor yang pada 2006 ini sudah menunjukÂkan kinerja lumayan bagus. Misalnya pendapatÂan per kapita sudah kembali seperti sebelum krisis, angka harapan hidup meningkat, kematian bayi menurun, tingkat melek huÂruf dan partisipasi sekolah pun membaik. Pada 2007 kita berharap pemerintah memenuhi berbagai prasyarat tadi, agar Indonesia bisa berlari lebih cepat menuju Indonesia yang lebih sejahtera.
Pendapatan Naik, Orang Miskin Naik
Pendapatan per kapita penduduk Indonesia tahun ini mencapai US$ 1.562 naik dari tahun lalu US$ 1.308. Tapi orang miskin di Indonesia juga terus bertambah.
Terkorup ke -7
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2006 membaik. Dalam daftar yang dirilis Tranparency International pada 2006, Indonesia berada di posisi ke-7 negara terkorup dari 163 negara, sedangkan pada 2005 ada di peringkat ke-6 dari 158 negara yang disurvei.
Meskipun demikian, Indonesia masih belum bisa keluar dari kelompok negara yang menghadapi masalah korupsi sangat parah (indeks di bawah 3). Di Asia Tenggara, posisi Indonesia tahun ini hanya lebih baik dari Myanmar. Padahal, tahun sebelumnya, Indonesia masih sekelompok dengan Laos, Filipina, dan Kamboja. ArtiÂnya, ketiga negara itu pada 2006 berhasil keluar dari kelompok terburuk, sebaliknya Indonesia tetap bertahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo