Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kabupaten Tangerang pada pekan ini mulai menerapkan pembelajaran tatap muka untuk siswa SD.
Vaksinasi Covid-19 untuk anak berusia 6-11 tahun ada kemungkinan baru dilaksanakan pada awal tahun depan.
Epidemiolog mendukung pembelajaran tatap muka di sekolah dasar.
TANGERANG – Rombongan siswa sekolah dasar terlihat memenuhi Jalan Aria Jaya Sentika, Tigaraksa, pada hari pertama pembelajaran tatap muka, Senin lalu. Diantar oleh orang tua masing-masing, wajah para siswa tersebut tampak sumringah. "Ini pertama kali anak saya berangkat ke sekolah," kata Rahayu, orang tua Almayradinka Btari Embun, siswa kelas II SD Dewi Kunti, Tigaraksa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kabupaten Tangerang sebenarnya sudah membuka sekolah sejak 13 September lalu. Namun saat itu pembelajaran tatap muka baru dibuka untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas atau sederajat. Sedangkan untuk SD belum dilakukan. Saat itu, pertimbangannya adalah sebagian besar siswa SMP dan SMA sudah mendapat vaksin Covid-19. Sedangkan siswa SD belum divaksin karena usianya masih di bawah 12 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Saefullah, mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka tingkat SMP berjalan lancar. "Dari hasil tracing, tidak ditemukan penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka," katanya. Keberhasilan ini yang dijadikan dasar oleh pemerintah untuk membuka gerbang SD dan pendidikan anak usia dini (PAUD).
Jumlah SD negeri di Kabupaten Tangerang tercatat 749 sekolah. Sedangkan SD swasta sebanyak 341 sekolah. Sejak Senin lalu, seluruh sekolah itu menjalankan pembelajaran tatap muka secara terbatas. "Harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Saefullah.
Di SD Dewi Kunti, penerapan protokol kesehatan terlihat berjalan dengan baik. Semua siswa mengenakan masker. Mereka diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk ke lingkungan sekolah. Fasilitas untuk mencuci tangan itu disiapkan di gerbang sekolah.
Di kelas, kursi siswa sudah diatur untuk memenuhi aturan jaga jarak fisik. Guru mengenakan masker dan face shield saat menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran di kelas ini juga dibatasi hanya satu setengah jam.
Adapun di Kota Tangerang, pembelajaran tatap muka untuk SD sudah berjalan dua pekan lebih awal. "Sebanyak 5.305 siswa SD yang berusia di atas 12 tahun telah divaksin pada Oktober lalu," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin.
Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah, mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka harus memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Selama protokol dijalankan dengan benar, ia yakin penularan wabah bisa dicegah. "Diperlukan dukungan dan partisipasi semua pihak agar upaya ini dapat berjalan optimal," ujarnya.
Guru mengajar siswa saat Pembelajaran Tatap Muka di SDN Harjasari 01, Kota Bogor, Jawa Barat, 18 Oktober 2021. ANTARA/Arif Firmansyah
Pemerintah Kota Bogor pekan ini juga baru memulai pembelajaran tatap muka untuk siswa SD dan PAUD. Dasar pembukaan sekolah ini mengacu pada aturan surat keputusan bersama empat menteri. "Jumlah siswa dalam satu kelas dibatasi hanya 50 persen untuk SD," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi. "Untuk PAUD maksimal 33 persen atau lima peserta didik per kelas."
Hanafi menekankan agar orang tua turut membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Jika nanti ditemukan penularan virus corona, tidak tertutup kemungkinan Dinas Pendidikan menghentikan kegiatan ini. "Sejauh ini, tidak ditemukan penularan dalam pembelajaran tatap muka," katanya.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan pemberian vaksin untuk anak berusia 6-11 tahun sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Namun pemberian vaksin di Kota Bogor diperkirakan baru berjalan pada awal tahun depan. "Vaksinasi penting sekali untuk anak, apalagi pembelajaran tatap muka udah dimulai," kata dia.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan langkah pemerintah daerah mulai membuka sekolah dasar perlu didukung. Sebab, sudah terlalu lama anak harus belajar di rumah. "Jangan sampai ditunda lagi. Kasihan anak kalau ditunda lagi," kata dia.
Menurut Pandu, dalam pembelajaran tatap muka pada masa pandemi, hal yang paling penting adalah memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik. Seandainya nanti ditemukan siswa atau guru yang tertular Covid-19, pemerintah daerah tidak perlu menghentikan seluruh pembelajaran tatap muka. "Yang perlu dilakukan adalah meminta siswa yang positif melakukan isolasi mandiri. Jadi, tidak perlu menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka," kata dia.
SUSENO | AYU CIPTA (TANGERANG) | M. SIDIK PERMANA (BOGOR)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo