Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menciuntukan Yang Abunemen

PLN makin mengurangi langganan abunemen dan akan menghapusnya sama sekali. untuk penghematan, dipasang meteran. dari 2,1 juta langganan pln, sekitar 550 ribu langganan abunemen.

26 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERUSAHAAN Listrik Negara (PLN) Jakarta Raya dan Tangerang makin mengurangi jumlah langganannya yang selama ini memakai sistem abunemen. Dan kemudian akan menghapuskannya sama sekali. Ini berarti kelak seluruh langganan PLN hanya menggunakan sistem meteran. Dengan sistem abunemen (borongan) setiap bulan langganan harus membayar sesuai dengan tarif golongan watt-nya yang terpasangedangkan dengan sistem meteran, lmgganan hanya diwajibkan membayar jumlah watt yang dipakainya setiap bulan sesuai dengan perhitungan yang dicatat meteran. "Tujuannya untuk penghematan," tutur Drs Gisson Manulang, salah seo ang pimpinan PLN Cabang Jatinegara, Jakarta Timur Sebab dengan sistem mteran, langganan dapat menghemat dan tahu persis jumlah watt yang dipakainya. "Sedangkan kalau abunemen, langganan setiap bulan harus membayar sesuai ketentuan, meskipun mungkin pemakaiannya lebih kecil dari batas maksimum golongannya," tambah Manulang. Dari sekitar 2,1 juta jumlah langganan PLN di Jakarta Raya dan Tangerang, tercatat masih sekitar 550 ribu langganan abunemen. "Di Cabang Jatinegara misalnya," tambah Manulang, "hanya 6.000 yang masih abunemen dari sekirar 100 ribu langganan." Di beberapa wilayah PLN Cabang Jatinegara sendiri hingga pekan lalu masih berlangsung pemasangan meteran di rumah-rumah langganan yang selama ini masih memakai sistem abunemen. Sekaligus meningkatkan dayanya menjadi 900 VA--istilah PLN hal ini disebut penyesuaian daya. "Menurut penggolongannya, memang lebih dari 500 VA menjadi 900 VA," kata seorang pejabat PLN Jatinegara. Karena itu, tambahnya, pemasangan meteran maupun penyesuaian daya tadi tidak dipungut bayaran. Dikenakan pembayaran bila penyesuaian itu dari di bawah 450 VA menjadi 900 VA atau lebih. Tenaga Pemeriksa Karena gratis, tentu saja mengejutkan beberapa warga yang selama ini pernah bersusah-payah mengajukan permohonan minta tambahan daya. "Padahal kalau harus membayar, PLN memungut bayaran Rp 60.000 lebih," kata Sarbini di tempat pembayaran rekening listrik PLN Cililitan. Di rumahnya di Kramat Jati, selama ini tersambung 500 VA dan hingga Juli setiap bulan ia membayar Rp 5.100. Dengan penyesuaian daya di rumahnya sekarang, ia berniat menghemat aliran sehingga mungkin membayar kurang d'ari Rp 5.100. Tinggal sekarang: tenaga pemeriksa meteran untuk menentukan jumlah pemakaian langganan. "Tenaga sudah kami siapkan sebelum keputusan menghapuskan sistem abunemen," jawab Gisson Manulang. Ia mengakui semestinya tiap bulan petugas PLN mendatangi rumah-rumah memeriksa angka kWh (kilowatw hour) "Tapi kalau petugas PLN tidak sempat melakukannya, langganan dikenakan biaya pemakaian minimal," sambung Manulang. Untuk daya tersambung di bawah 200 VA, untuk sementara masih dikenakan tarif abunemen. Menurut tarif Mei 1980 langganan ini setiap bulan harus membayar mulai Rp 710 (60 watt) sampai Rp 2.300. Tapi sejak Juli tarif itu diturunkan. (Lihat TEMPO, 19 Juli Ekonomi & Bisnis).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus