Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mencoba di alat vital

Soleh yang selama itu sedang mendalami ilmu weduk dan mengentengkan tubuh mencobanya dengan mengiris alat vitalnya. tapi malang, ilmunya tak mempan, alat vitalnya hampir putus.(ina)

21 Mei 1983 | 00.00 WIB

Mencoba di alat vital
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SUDAH hampir sebulan Iyah mengkhawatirkan keadaan suaminya, Soleh. Laki-laki ini sering berbicara sendiri, menggerak-gerakkan tangan dan kaki seperti orang bermain silat. Tapi lebih-lebih lagi, setiap malam Selasa dan Jumat, ayah dari seorang anak remaja itu selalu kesurupan. Dan tentu saja kerjanya seharihari sebagai penganyam bambu terbengkalai. Memang Soleh, 40 tahun penduduk Kampung Babakan Embe, Kec. Tanjungsari, Sumedang itu, sudah sebulan lebih mempelajari ilmu "weduk dan mengentengkan tubuh" kepada Atang, penduduk kampung tak jauh dari sana. Dengan ilmu itu, menurut Atang, seseorang bisa kebal dan bisa melayang-layang seolah badan tak berbobot. Tingkah Soleh mula-mula tak dihiraukan penduduk kampung. Tapi pertengahan bulan ini mereka geger. Siang itu tiba-tiba terdengar Oo, anak Soleh, menjerit-jerit minta tolong. "Abah mau bunuh diri," ujar Oo kepada penduduk yang segera berdatangan. Setelah pintu kamarnya dibuka, ternyata Soleh sedang mengerang kesakitan. Di dekatnya tergeletak sebilah pisau perajang tembakau yang berlumur darah. Pangkal kemaluannya hampir putus, dar darah tentu saja mengalir deras dari sana. "Kang Soleh mengatakan ingin mencoba ilmu kebal yang diajarkan Atang," ungkap istrinya "untung tidak sampai putus." Setelah berobat ke Puskesmas, Soleh mengaku. "Memang saya mencoba ajaran Atang. Saya pilih kemaluan karena itu bagian yang paling empuk," katanya tersenyum kecut. Katanya, ia sendiri menjerit kesakitan ketika pisau mulai mengiris alat vitalnya. Tapi apa kata Atang? "Saya tak bersalah. Sebab saya tak menyuruh Soleh mencoba ilmu itu dengan memotong kemaluannya," jawab Atang seperti ditirukan Gajali, kakak Soleh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus