Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Langkah baru di angkasa

Pembentukan institut aeronotika dan astronotika indonesia (iaii), merupakan gagasan b.j. habibie. pembentukan iaai merupakan langkah untuk bisa menjadi anggota organisasi profesi internasional.(ilt)

21 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH Ing. B.J. Habibie tampak cerah dan berseri. Hari itu, Kamis, akhir bulan lalu, Menteri Negara Ristek itu baru saja bertemu dengan Presiden Soeharto di Bina Graha. Ikut mendampinginya dalam pertemuan itu, Kasau Sukardi, Ketua Lapan Dr. Sunarjo, Sekretaris Depanri Urip Kadirun dan bekas Kasau Ashadi Tjahjadi. Dengan semangatnya yang lain Habibie mengungkapkan persetujuan Presiden atas gagasan pembentukan IAAI (Institut Aeronotika dan Astronotika Indonesia). Kelompok kecil pimpinan Habibie itu mewakili pertemuan 16 tokoh penerbangan Indonesia, akhir Januari lalu di Gedung BPPT, Jakarta. Mereka menilai dan membahas kemajuan industri, ilmu dan teknologi penerbangan Indonesia seperti terlihat pada kesibukan PT Nurtanio, ujung tombak industri aeronotika Indonesia, yang kian menderu. Di samping kegiatan Lapan di bidang penelitian dan penataan penggunaan antariksa, industri roket Perum Dahana di Tasikmalaya, serta fasilitas penunjang seperti kompleks laboratorium uji coba Puspiptek di Serpong, Tangerang. Semua kemajuan, menurut pertemuan itu, sudah perlu ditunjang oleh suatu wahana profesi yang menghimpun para ahli dan ilmuwan di bidang aeronotika dan astronotika. Melalui seminar, pertemuan dan penerbitan ilmiah, wahana itu akan merangsang penukaran informasi teknis dan ilmiah, yang pada gilirannya akan memacu perkembangan selanjutnya. "Di sini pentingnya peranan organisasi profesi seperti IAAI," ujar Ir. S. Paramajuda, salah satu peserta pertemuan Januari itu. "Dengan forum ini paling tidak kita saling tahu apa yang dikerjakan fihak lain," katanya kepada TEMPO pekan lalu. Di Nurtanio, Paramajuda menjabat sebagai asisten bidang perdagangan pada direktur utama, sedang di BPPT ia mengepalai Direktorat Industri Hankam dan Strategis yang di bawah Deputy Bidang Pengkajian Industri BPPT. Oleh Habibie ia ditugasi menangani segala persiapan teknis menjelang pembentukan resmi IAAI itu. "Targetnya akhir bulan ini sudah bisa dibuat akta notarisnya," ujar Paramajuda. Target akhir bulan ini memang ada hubungan dengan diselenggarakannya beberapa pertemuan internasional dalam waktu dekat. "Seperti, misalnya, Air Shou di Paris bulan depan," ujar Paramajuda. Pada kesempatan itu para ahli penerbangan sedunia berkumpul, dan kalau ada rencana Menteri Habibie untuk ke sana, paling tidak ia sudah bisa mengatasnamakan organisasi profesi yang sah berdiri. Dengan persetujuan Presiden, Habibie menjabat sebagai ketua IAAI. Forum pertemuan internasional di bidang penerbangan memang merupakan sasaran penting pembentukan IAAI itu, terutama untuk bisa menjadi anggota ICAS (International Council for Aeronautical Scienses). "Asosiasi ini, IAAI, bisa membawa kita ke forum internasional itu," ujar Paramajuda. Tanpa itu tidak mungkin, karena keanggotaan ICAS itu, hanya melalui perhimpunan profesi nasional. ICAS didirikan oleh perhimpunan profesi nasional sejumlah negara terkemuka di bidang aeronotika dan astronotika, seperti, Amerika Serikat, Inggris, Jerman Barat dan Uni Soviet. Sementara keanggotaan juga sudah menjangkau RRC, India, dan Israel serta sejumlah negara penting lainnya. Secara periodik ICAS menyelenggarakan seminar-seminar internasional, tempat para ahli ilmu aeronotika dan astronotika membahas dan menukar informasi mutakhir secara profesional dan ilmiah. "Keikutsertaan kita dalam forum itu sangat menguntungkan," ujar Paramajuda. "Kita bisa mendengar dan mengikuti the latest state of the art, tapi kita juga bisa menyalurkan pendapat kita secara profesional." Apakah kehadiran IAAI itu tidak menyaingi peranan Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)? "Peranannya jelas berbeda," ujar Paramajuda. Lapan merupakan instansi resmi pemerintah yang terutama membahas masalah kebijaksanaan pemerintah yang berhubungan dengan ruang angkasa. "Sedang IAAI merupakan suatu asosiasi profesi." Meski IAAI diakui pemerintah sebagai satu-satunya wadah para ahli dan ilmuwan di bidang aeronotika dan astronotika, statusnya organisasi nonpemerintah. Bisa saja IAAI membantu jika Lapan, misalnya, punya problem ilmiah atau teknis. Tapi kalau di suatu forum internasional pemerintah harus memperjuangkan penataan orbit satelit, misalnya, itu terutama wewenang Lapan. "Hanya bagaimana caranya mencapai orbit itu, mungkin di situ IAAI bisa membantu melalui para ahlinya," uJar Paramajuda. Keanggotaan IAAI terbuka bagi setiap warga negara Indonesia yang berminat terhadap kemajuan penerbangan. "Secara individu," ujar Paramajuda, yang menjelaskan bahwa keanggotaan per lembaga masih dalam tahap penggodokan. Menurut Paramajuda, sekretariatnya sudah menerima 91 permintaan untuk menjadi anggota. "Kebanyakan para mahasiswa," ujarnya. Kemungkinan IAAI pada waktunya bisa mensponsori para anggotanya untuk belajar ke luar negeri, terutama para anggota mahasiswa, "memang itu termasuk 'godokan' kami," jawab Paramajuda. Kalau nanti ternyata dana cukup, kemungkinan besar IAAI bisa mengirim mereka yang berbakat. "Mungkin bukan sekolah, tapi paling tidak melihat laboratorium, pusat disain, dan lainnya," ujar Paramajuda. Dari pemerintah memang tidak tersedia budget untuk organisasi profesi ini. Dana diharapkan terbentuk melalui penarikan iuran para anggota. Terutama iuran industri penerbangan yang jelas bisa menarik keuntungan dari studi semacam itu. "Dukungan itu akan mengikutsertakan mereka dalam arus informasi, yang jelas bermanfaat bagi perkembangan industri itu," ujar Paramajuda. Industri terbesar di sini tentunya Nurtanio.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus