Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Maaf dan Riwayat Penelitian

Hasil penelitian kekerasan ekstrem kolonialisme di Indonesia membuat PM Belanda Mark Rutte meminta maaf kepada Indonesia. Terlambat 70 tahun.

27 Februari 2022 | 00.00 WIB

Sekelompok pejuang kemerdekaan diperiksa oleh petugas intelijen dan keamanan di Sidikalang, awal tahun 1949. Nationaal Archief.
Perbesar
Sekelompok pejuang kemerdekaan diperiksa oleh petugas intelijen dan keamanan di Sidikalang, awal tahun 1949. Nationaal Archief.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Hasil penelitian tentang kekerasan ekstrem Belanda pada masa perang kemerdekaan Indonesia.

  • Sebuah penelitian sejarah yang menarik banyak perhatian dan menimbulkan beragam reaksi.

  • Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf kepada Indonesia

BELUM pernah terjadi hasil sebuah penelitian sejarah marak diliput semua media Belanda berminggu-minggu sebelum terbit dan mengakibatkan Perdana Menteri (PM) Belanda meminta maaf kepada Indonesia. Atas kekerasan ekstrem yang dilakukan secara sistematis dan meluas oleh Belanda, dan diabaikan oleh kabinet-kabinet sebelumnya, saya atas nama pemerintah Belanda meminta maaf sedalam-dalamnya kepada bangsa Indonesia,” kata Perdana Menteri Mark Rutte pada Kamis, 17 Februari lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Linawati Sidarto

Kontributor Tempo di Eropa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus