Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Agar Target Vaksinasi Tercapai

Penambahan tenaga vaksinator dibutuhkan agar program vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota bisa cepat diselesaikan.

5 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan kepada lansia dengan sistem drive thru di Hall C Kemayoran, Jakarta, 3 Maret 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah DKI Jakarta terus menambah tenaga vaksinator.

  • Tujuannya, agar imunisasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bisa cepat rampung.

  • Terdapat 1.648 vaksinator di Jakarta dengan kemampuan penyuntikan 19.741 orang per hari.

JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah tenaga vaksinator agar program vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Ibu Kota bisa cepat diselesaikan. Untuk penambahan ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah membuka pelatihan bagi dokter, perawat, dan bidan. "Pelatihan ini untuk memperbanyak tenaga vaksinator," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Kesehatan dan pemerintah DKI mulai menggelar vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada 17 Februari lalu. Pada tahap ini, sasarannya adalah penduduk lanjut usia dan pekerja di bidang pelayanan publik, seperti pedagang pasar, tenaga pendidik, pegawai pemerintah, anggota TNI/Polri, petugas transportasi, serta wartawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari data Dinas Kesehatan per 19 Februari lalu diketahui bahwa jumlah calon penerima vaksin tahap kedua sebanyak 3,5 juta orang. Namun angka itu membengkak menjadi 4,4 juta orang pada 25 Februari lalu.

Menurut Ani, jumlah vaksinator perlu ditambah karena banyaknya calon penerima vaksin. Penambahan itu juga bertujuan mencegah vaksinator kelelahan. "Sehingga bisa dilakukan rotasi atau penggantian kalau ada yang kelelahan," katanya.  

Ani menjelaskan, pelatihan vaksinasi Covid-19 pada bulan ini digelar dalam tiga gelombang dengan kuota 1.000 peserta setiap gelombang. Pelatihan tersebut juga bisa diikuti tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit vertikal, swasta, dan klinik. "Semua yang memiliki tenaga kesehatan dan siap menjadi vaksinator akan kami latih," ujarnya.

Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada para atlit di Istora Senayan, Jakarta, 26 Februari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Tenaga kesehatan yang ingin mengikuti pelatihan, kata Ani, harus memiliki surat tanda registrasi (STR). Sebab, tenaga kesehatan itu akan menyuntikkan vaksin kepada masyarakat.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan jumlah vaksinator di Jakarta mencapai 1.648 orang. Adapun jumlah orang yang disuntik vaksin Covid-19 kini mencapai 19.741 orang per hari.

Riza mengklaim sebanyak 114.056 orang telah mendapat dosis pertama vaksin Covid-19. Sedangkan dosis kedua telah disuntikkan pada 76.669 orang. Penerima vaksin akan mendapat dua kali penyuntikan. "Ini sudah kami berikan kepada tenaga kesehatan, warga lansia, pedagang pasar, atlet, tenaga pendidik, dan wartawan," ujarnya.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menjelaskan, untuk meningkatkan jumlah orang yang divaksin, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan pemerintah, misalnya menambah lokasi vaksinasi dan vaksinator.Kecepatan vaksinasi bisa mencapai target seandainya jumlah vaksinator, lokasi, dan ketersediaan vaksin sesuai dengan yang dibutuhkan," katanya.

Dicky mengingatkan agar pemerintah dan masyarakat tidak hanya mengandalkan imunisasi untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Langkah pencegahan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, serta program testing, tracing, dan treatment jauh lebih penting untuk menangkal penyebaran corona.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menuturkan pemerintah perlu menambah vaksinator untuk mengejar jumlah calon penerima vaksin dan kecepatan imunisasi. "Mahasiswa kedokteran yang sudah lulus juga bisa dilatih untuk menjadi vaksinator," tuturnya.

IMAM HAMDI | GANGSAR PARIKESIT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gangsar Parikesit

Gangsar Parikesit

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014. Liputannya tentang kekerasan seksual online meraih penghargaan dari Uni Eropa pada 2021. Alumnus Universitas Jember ini mendapatkan beasiswa dari PT MRT Jakarta untuk belajar sistem transpotasi di Jepang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus