Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menkes Minta Perusahaan Sediakan Ruang Laktasi

Menteri Kesehatan mengatakan ruang laktasi penting untuk menyukseskan program ASI eksklusif. Program ini mendukung lahirnya SDM berkualitas.

7 Agustus 2019 | 17.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi ruang menyusui/laktasi di kantor. ELIZABETH FLORES/STAR TRIBUNE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Air susu ibu atau ASI merupakan asupan terbaik untuk bayi agar tumbuh lebih sehat dan cerdas. Namun, banyak tantangan yang dihadapi ibu ketika ingin memberikan ASI, salah satunya adalah ketika harus bekerja. Sebagian perusahaan belum menyediakan ruang laktasi untuk para karyawan perempuan yang memiliki bayi.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta dunia usaha untuk membuatkan ruang laktasi di tempat bekerja demi menyukseskan program ASI eksklusif.

"Saya ingin mereka mengerti, kalau Presiden minta SDM berkualitas, salah satunya yang harus mendukung adalah tempat menyusui ini, ruang laktasi, tolong dong ini harus dilakukan," kata Menkes Nila di Kantor Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nila saat ini masih banyak perusahaan yang belum memenuhi kewajiban untuk membuatkan ruang laktasi bagi pekerja perempuan yang menyusui. Jika pun ada, lanjut Nila, masih belum difasilitasi dengan optimal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Misalnya buruh banyak, umumnya perempuan 80 persen, kita bisa menghitung yang menyusui, kan banyak. Dan mereka hanya diberi waktu satu jam untuk istirahat, kan itu ada shalat, makan dan memerah susu, kalau orang yang banyak ruangannya kecil dan tidak memadai. Saya pernah melihat di satu tempat seperti itu dan kami menegurnya," kata Nila.

Memberikan ruang laktasi untuk memerah ASI bagi perempuan pekerja yang sedang menyusui dibutuhkan guna memenuhi program ASI eksklusif selama enam bulan.

Ibu harus memberikan ASI kepada anaknya secara eksklusif selama enam bulan, kemudian dilanjutkan hingga dua tahun dengan diberikan makanan pendamping ASI.

Praktik pemberian ASI hingga dua tahun ini merupakan upaya dalam mencegah stunting atau kekerdilan pada anak yang bisa berdampak ke kualitas SDM Indonesia ke depan, katanya.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia baru 58,2 persen. Untuk angka praktik menyusui ASI eksklusif 0-6 bulan sebanyak 74,5 persen, dan pemberian ASI hingga 24 bulan 55 persen.

ANTARA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus