Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOGOR - Pemerintah Kota Bogor akan mengoperasikan 25 angkutan kota (angkot) minibus modern mulai akhir bulan ini. Program untuk mengurangi kemacetan itu mengkonversi tiga angkot yang sudah ada menjadi dua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bogor, Jimmy Hutapea, mengatakan tahap awal pemberlakuan angkot modern tersebut dimulai di pusat kota, yakni jalur lintasan Trans Pakuan Koridor (TPK) 4. "Mulai 25 September ini," kata dia di Balai Kota Bogor, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, kebijakan itu akan mengurangi 180 angkot konvensional menjadi 120 angkot modern. Untuk tahap uji coba, tarifnya dipatok Rp 4.000.
Angkot baru berukuran minibus milik Koperasi Duta Jasa Angkutan Mandiri (Kodjari) tersebut menyediakan fasilitas VIP yang dilengkapi dengan penyejuk udara, televisi, Internet, kamera pengawas (CCTV), serta colokan listrik untuk menambah daya telepon seluler. Tapi sistem pembayarannya tidak tunai, melainkan menggunakan e-money (uang elektronik). "Menggunakan kartu," tutur Jimmy.
Adapun TPK 4 merupakan rute yang melalui Jalan Ciparigi-Perum Villa Bogor Indah-Mandala-K.S. Tubun-Raya Pajajaran-Transfer Point Cidangiang-putaran Jagorawi-Raya Pajajaran-Raya Tajur-Terminal Ciawi. Kemudian kembali dari situ ke Jalan Raya Tajur-Raya Pajajaran-K.S. Tubun-Mandala-Perum Villa Bogor Indah.
Jimmy menuturkan 25 angkot minibus modern itu akan dioperasikan setelah semua izin keluar. Kini izin operasi sedang diurus oleh pihak Kodjari. Sedangkan program konversi tiga angkot menjadi satu bus yang telah direncanakan akan dilaksanakan kemudian.
Rahmat, warga Kota Bogor, menilai program tersebut tidak akan berjalan lama. Menurut dia, masyarakat tidak memilih kenyamanan, melainkan kemudahan, "Paling ini hanya musiman dan kembali akan ditinggalkan oleh warga," ujar pria 35 tahun itu.
Dia menjelaskan bahwa angkot melayani jarak dekat, sehingga penumpang tak memerlukan fasilitas Internet, televisi, atau penyejuk udara. Berbeda dengan angkutan bus antarkota yang menempuh jarak jauh. Rahmat juga memperkirakan warga Bogor akan mengeluhkan sistem pembayaran nontunai menggunakan e-money. M. SIDIK PERMANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo